Memang unit kerja saya menangani pelayanan publik, tapi sekoat terlintas pertanyaan "Mau apa ibu-ibu itu datang ke kantor macam kantor saya ya kali ini bukan Kemenkes atau Kemensos kali?" Sambil menyintip dari balik layar komputer (maklum lagi banyak kerjaan ajaib). Sisi lain saya mencoba berpikir positif "oh paling dia orang tuanya siapa gitu" Jujur saat itu saya agak underestimate pada dirinya (maaf bu, berjuta-juta maaf).
Foto Ibu Murtini, diambil dari Radar Sampit |
Nama perempuan itu Murtini atau lebih lengkapnya Dr. Hj Murtini, SH, MM. Ya dia seorang Doktor! Dia juga seorang dosen dan dia telah berkeliling Indonesia sejak tahun 2007 (setidaknya itu yang saya baca dari berita di media online).
JLEB!!!!
Nggak tau ada angin apa ada geledek apa tiba-tiba saya ngerasa "jleb" macam ditusuk, atau lebih tepatnya sih macam digampar setelah saya mendapat informasi tentang dirinyanya hasil nanya mbah google.
Ini bukan cuma karena dia memang keliling Indonesia untuk mengetahui pelayanan publik terlebih lagi bagi orang-orang berkebutuhan khusus tapi entah bagaimana saya ingin sekali berbincang dengannya.
Dia memang bukan buta sejak kecil, dia tadinya hisa melihat seperti kita namun kecelakaan merenggut matanya. Dia saat ini memang tidak hisa melihat bagaimana kami melayaninya atas nama instansi namun dia bisa merasakannya. Mata kadang tidak selalu akurat dalam melihat sesuatu, seperti saya yang sempat underestimate padanya karena penampilan fisiknya. Tapi dia bisa merasakan bagaimana kita memandangnya tanpa harus bertemu mata.
--cerita ini saya tulis untuk Hari 2 #30haribercerita--