Kamis, 30 Juni 2011

Megahnya Perbankan Masa Lalu di Museum Bank Mandiri


Bicara tentang uang emang nggak ada abisnya ya, kali ini Saya jalan-jalan ke Museum Bank Mandiri, disini kita bisa ngeliat sejarah uang dan perbankan dari jaman dulu hingga sekarang.

Museum Bank Mandiri terletak di kawasan Kota, Jakarta tepatnya di seberang halte Trans Jakarta. Kalau udah di daerah halte Trans Jakarta dan Kawasan Stasiun Kota (Beos) gedung ini nggak susah dicari kok karena tepatnya bener-bener dipinggir jalan.

Gedungnya bergaya Art Deco Klasik yang megah, maklum gedung ini dulunya adalah gedung Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) atau Factorij Batavia yang merupakan perusahaan dagang yang nantinya berubah jadi perusahaan perbankan dijaman Belanda dulu.

Begitu masuk kita akan disambut oleh ruangan besar dengan papan petunjuk berbahasa Belanda, Menurut Saya sih ini mungkin dulunya adalah pusat aktivitas dari bank atau perusahaan dagang ini soalnya terlihat meja panjang macam untuk teller melakukan transaksi dan terdapat pula deretan mesin hitung jaman dulu.
Beranjak kesebelah kiri dari pintu masuk kita akan menemukan ruang yang disekat yang menunjukan ruang transaksi untuk orang tionghoa, maklum waktu itu masing-masing orang asing masih menggunakan sistemnya sendiri-sendiri. Di ruangan ini terdapat juga patung-patung yang memberikan gambaran bagaimana mereka melakukan aktivitas.

Kalau lita berjalan ke sebelah kanan dari pintu masuk kita akan menemukan deretan mesin ATM dari beberapa bank yang nantinya berkolaborasi menjadi Mank Mandiri, yaitu Bank Expor Impor (Exim), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD) dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo).

Koleksi mesin ATM yang ada emang nggak semuanya tapi udah cukup kok untuk kita ngedapetin gambaran tentang gimana bentuk mesin ATM jaman dulu kala, soalnya disini ada mesin yang lumayan gede hingga yang mirip denganyang sekarang biasa kita pakai.

Nggak jauh dari deretan mesin ATM kita bisa menemukan tangga menuju basement. Di basement kita bisa melihat koleksi brandkast (brankas) dari berbagai bentuk mulai dari lemari besi yang cukup tebel dan pastinya berat-berat dari berbagai ukutan mulai dari yang kecil hingga yang berukuran satu ruangan.

Brankas yang berukuran satu ruangan ini sebenernya adalah ruangan yang terdiri dari jeruji besi yang tersekat-sekat yang mempunya dua akses masuk yang pintunya terbuat dari besi tebal dengan kunci putaran angka kombinasi atau semacam pintu brankas.

Selain brankas besi kita juga bisa melihat laci-laci yang jumlahnya ribuan yang kemungkinan digunakan oleh nasabah jaman dulu untuk menaruh surat-surat berharganya, umm jadi kebayang bank penyimpanan di luar negeri yah atau bahkan Gringgots yang di Harry Potter.


Jalan-jalan selanjutnya adalah menuju lantai dua, sebelum menuju lantai dua di sisi tangga kita disuguhkan oleh lukisan kaca patri yang indah dan berwarna-warni, pada kaca ini juga terdapat beberapa quotes dan keterangan tentang gedung tapi dalam Bahasa Belanda.

Sampai di lantai dua kita dihadapkan pada ruang duduk. Di seberang ruang duduk kita akan melihat semacam ruang tapat untuk jajaran petinggi dari bank lengkap dengan foto dan biodatanya.

Dilantai ini kita bisa melihat bagaimana gambaran mengenai aktivitas perbankan jaman yang sudah agak kekinian, dokumentasi acara-acara yang disponsori oleh Bank Expor Impor (Exim), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD) dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) hinggak Bank Mandiri, sampai beraneka macam hadiah dan souvenir yang pernah diberikan oleh bank tersebut.

Selain menunjukan koleksinya museum ini juga mempunyai perpustakaan umum walaupun memang buku tentang perbankan cukup mendonimasi tapi tenang aja, ada juga kok novel-novel kekinian.

Wah, saran Saya buat kalian yang baru pertama kali kesini adalah kalau bisa gunakan pemandu soalnya Saya sempet kesasar, maklum ini bangunan sumpah gede banget dan luas banget apalagi setiap ruangan nggak cuma punya satu pintu jadinya bisa nembus kemana-mana.

Nah gimana? Tertarik untuk menjelajah museum ini? Selamat jalan-jalan! Jangan lupa setelah kamu membaca jejak kami, tinggaklkan jejak mu pada papan komentar kami!

Menyusuri Uang di Museum BI


Siapa sih yang nggak suka sama uang hehehe, nah karena kita semua suka dan tau yang namanya uang maka nggak ada salahnya kita buat kenal sama uang soalnya uang punya cerita dan sejarah yang oke punya.

Salah satu jalan buat mengenal uang adalah dengan jalan-jalan ke museum Bank Indonesia yang letaknya masih di sekitar Kota, Jakarta. Tepatnya ada diantara Museum Bank Mandiri, Stasiun Kota (Beos) dan Kawasan Kota Tua (Museum Sejarah Jakarta/ Museum Fatahillah).

Pertama datang tentunya kita disambut oleh pintu gerbang, pintunya masuknya aja udah oke banget pokoknya bangunannya sendiri sukses memadukan antara unsur art deco bangunan jaman Belanda dan teknologi bangunan masa kini, semacam pintu kaca otomatis lah hehehe.

Buat masuk ke museum ini kita sama sekali nggak dipungut biaya atau gratis tapi tetep kita harus semacam lapor dan jangan lupa demi keamanan bersama buat nitipin tas ditempat yang udah tersedia.
Setelah dari tempat penitipan tas kita maka memasuki pintu yang akan menghubungkan kita dengan dalam museum. Jangan kaget kalau setelah pintu itu agak gelap karena kita aka disambut dengan uang-uang yang berjatuhan yang ditembakan oleh proyektor. Gambar-gambar uang ini (ceritanya) bisa buat ditangkep-tangkep loh.

Mulai masuk kedalam kita akan disuguhi oleh display-display yang sangat atraktif dan kekinian selain itu ada pula salah satu sudut yang nampakmya emang dibuat supaya anak-anak juga bisa memahami dan mengenal isi Museum BI ini.


Selain display yang dipampang menjadi dinding terdapat juga layar plasma segede gaban yang ditempelin dan membuat kita bisa memilih informasi apa yang kita cari atau butuhkan. Buat suaranya juga oke kok, tepat di atas tempat kita ngatur apa yang ada di layar terdapat speaker yang menggantung dan ngarahin suara tepat diatas kita.

Nggak cuma sejarah tentang uang aja yang bisa kita dapetin, sejarah Bank Indonesia juga nggak lupa ditampilan dengan asyik dan atraktif loh!
Lanjut ke ruangan berikutnya, kali ini yang jadi pilihan adalah ruang numeric yang berisi koleksi uang yang udah ditata dengan apik dan ciamik beserta tata lampu (yang sayangnya sedikit remang-remang) dan alat-alat macam kaca pembesar yang bakal membantu kita buat lihat-lihat koleksi uang yang ada.

Selain menampilkan informasi dan koleksinya, Museum Bank Indonesia juga punya perpustakaan dan souvenir shop, jadi setelah dapet informasi kita juga tetep bisa bawa oleh-oleh hehehe…

Nah masih banyak ruangan lain yag sebenernya bisa di lihat-lihat tapi daripada cuma baca cerita lebih baik kita jalan-jalan kesana langsung, yuk! Menarik loh kan nggak ada salahnya jalan-jalan ke museum hehehe.. selamat jalan-jalan, oh iya jangan lupa meninggaklkan jejak mu di papan komentar ya..

Dari Monas Hingga Monas


Sekali-sekali jalan-jalan ditengah kota nggak ada salahnya loh, kita jadi bisa ngeliat dan seru-seruan ditempat yang tadinya mungkin terkesan nggak banget atau biasa aja. Nah jalan-ini mampir di tengah-tengah ibu kota tepatnya jalan-jalan ke Monumen Nasional (Monas) dan Museum Nasional.

Mungkin buat sebagian jalan-jalan kedua tempat itu terasa gimana gitu, agak sedikit jadul atau malah nggak pernah masuk list jalan-jalannya karena udah pernah waktu jaman-jaman studi tour pas sekolah. Tapi setelah Saya jalan-jalan, Saya nemuin keasyikan tersendiri dibandingkan saat tour dengan sekolah atau pas masa kecil.

Pertama kita jalan-jalan ke Monas. Ada kejadian lucu pas Saya nyari pintu masuk dan ticket box buat masuk Monas. Jadi nggak tau mungkin karena gengsi nanya atau emang sisi sok tahunya lagi keluar akhirnya kami sukses ngelilingin satu bangunan Monas buat nyari tuh pintu masuk yang ternyata emang nggak ada di sisi bangunan Monas.

Ternyata pintu masuknya terletak dibawah tanah, akses turunnya ada dibalik tulisan batu Monumen nasional yang ternyata nggak jauh dari start muternya Saya.

Buat masuk Monas kita harus menyiapkan uang Rp 3000 – 7500 (tergantung pake kartu pelajar apa nggak) Tenang aja menurut Saya sih itu cukup setimpal kok dengan apa yang kita dapetin di dalem sana, apa lagi tempatnya rapi dan oke loh.

Setelah mendapatkan tiket, kita tinggal melenggang menuju bangunan Monas lewat terowongan bawah tanah yang ada dan akan muncul di pelataran bangunan Monas. Kalau udah nyampe bangunan Monasnya itu sih tinggakl pilih mau langsung menuju puncak atau mau melihat-lihat diorama-diorama dulu yang terletak di lantai bawah.

Pilihan Saya kali ini adalah mampir dulu ke ruang diorama. Ruang ini terdiri dari diorama-diorama tentang Indonesia dari masa pra sejajah sekitar tahun 1980an.

Dalam kotak-kotak kaca yang mirip akuarium ini kita bisa mendapatkan gambaran tentang peristiwa-peristiwa bersejarah dan ditambah dengan keterangan yang disajikan dengan dua bahasa yatu bahasa Indonesia dan Inggris.

Peristiwa-peristiwa yang terangkum antara lain jaman kerajaan-kerajaan, sumpah palapa oleh Gadjah mada, masuknya Belanda, sumpah pemuda, pembuatan jalan anyer-panarukan, perang melawan Belanda, masuknya Jepang, perang revolusi, agresi militer, perjanjian-perjanjian, KAA, Pemilu pertama sampai lahirnya pesawat N250.

Selain memuat lebih dari 50 diorama di ruangan ini juga terdapat foto-foto pembangunan Monas dan replika Monas. Selain itu saat saya jalan-jalan kesana diruangan itu juga ada stand milik DKI jakarta yung luasnya kira-kira 4x4m dan memuat maket/peta kota Jakarta beserta keterangan-keterangannya.

Setelah puas mengelilingi ruang diorama kitra berlanjut kenuju puncak. Buat naik ke puncak kita harus naik lift dan jangan lupa menyiapkan tiket yang udah kita beli untuk di cek soalnya kalau yang udah turun nggak boleh keatas lagi.


Di puncak Monas kita bisa melihat kota Jakarta dari berbagai sudut, karena setelah dilihat dari atas semuanya jadi kecil maka untuk mempermudah melihat-lihat disediakan teropong yang bisa digunakan dengan mengeluarkan uang Rp. 2000 perkoin per teropongnya.

Kalau kalian nggak mau pakai teropong juga bisa sih soalnya masing-masing sudut ada keterangan dan foto yang diperbesar jadi kita bisa tau disebelah mana Istana negara dan disebelah mana bangunan bersejarah dan bangunan penting lainnya.

Udah puas ngeliatin kota Jakarta dari atas Monas sekarang saatnya kita buat jalan-jalan ke Museum yang letaknya nggak jauh dari Monas tepatnya Museum Nasional atau yang dikenal dengan Museum Gajah.

Untuk masuk ke museum ini kita cuma harus bayar Rp. 750 aja, murah kan? Sayangnya di museum ini kita nggak boleh foto-foto jadi terpaksa tas dan kamera harus dititipin. buat yang mau bandel mungkin bisa aja tetap bawa kamera dengan cara di sembunyikan tapi kan ada aturan yah kalau nggak boleh ya jangan.

Saat Saya jalan-jalan kesini tujuan pertama adalah lantai dua gedung lama yang berisi koleksi senjata dan barang-barang penting yang terbuat dari emas, wah disini kita bisa ngebayangin gimana megahnya raja dan putri jaman dulu.

Turun lagi, tapi masih digedung yang sama, kita akan disambut oleh prasasti dan arca-arca yang terbuat dari batu. Yang paling eye catching menurut Saya adalah arca yang tingginya lebih dari tiga meter tapi Saya lupa itu arca siapa hehehe.

Lanjut menyusuri ruangan-ruangan yang ada, Saya memilih ruangan yang menjelaskan tentang Negara tetangga yaitu Thailand dan Negara Indocina lainnya, di ruangan ini kita bisa melihat berbagai benda dari Negara-negara tetanggak.

Kembali ke negeri sendiri terdapat pula ruangan yang berisi alat musik dari beberapa daerah di Indonesia, selain itu ada pula ruangan yang berisi gerabah dan keramik asli dari Indonesia dan yang bergaya campuran. Nggak cuma peninggaklan pada jaman kerajaan aja kok yang bisa dilihat tapi museum juga punya koleksi tentang jaman purba, seperti koleksi kapak sampai ada beberapa tulang dan gigi.

Jalan-jalan berlanjut ke gedung baru yang terletak samping gedung lama. Disini terdapat empat lantai plus satu basement. Di lantai pertama kita akan menemukan cerita mengenai manusia purba dan jaman prasejarah lengkap dengan gua-guaan dan mumi (fosil) manusia purba.

Lantai dua dan seterusnya bercerita tantang semakin majunya manusia mulai dari budaya, hinggak teknologi. Mulai dari pakaian, alat-alat hinggak miniatur rumah adat semuanya ada disini.

Sebenarnya sih menurut Saya nggak ada bedanya antara gedung lama dan gedung baru cuma bagaimana penempatannya aja ko’ soalnya emang koleksi yang ada digedung baru semua berasal dari gedung lama cuma penataannya lebih enak aja.

Nah gimana? Seru juga kan jalan-jalan didalam kota? Makanya sekali-sekali emang nggak ada salahnya trip to museum atau sekedar mengagumi bangunan-bangunan ditengah kota.


Rabu, 29 Juni 2011

Mengarungi Jeram di Sungai Elo

Yang Seru dan Menyenangkan di Sungai Elo

Jalan-jalan kepinggiran kota memang hal yang menyenangkan apalagi didukung oleh kegiatan yang sedikit memacu adrenalin seperti rafting atau berarung jeram.

Kali ini saya berjalan-jalan ke sungai Elo tepatnya berada di daerah kabupaten Magelang. Waktu tempuhnya sekitar satu jam (menggunakan kecepatan normal)

Kali ini jalan-jalan Saya ditemani oleh beberapa kawan dari Mapala UPN Yogyakarta dan UMY. Saya dan beberapa orang lainnya sampai di kawasan yang sepertinya daerah konservasi setelah menempuh perjalanan yang cukup membosankan.

Turun dari mobil kami nggak langsung masuk ke kali soalnya masih menunggu beberapa kawan yang menyusul dan menunggu perahu soalnya yang ada saat itu hanya ada satu perahu jadinya berhubung setelah semua berkumpul kami ada 12 orang jadinya harus ada satu perahu lagi.

Menunggu memang sesuatu yang membosankan tapi kami nggak kehabisan akal, maka kamera menjadi mainan yang menyenangkan. Foto seasson menjadi pilihan tepat membunuh rasa bosan selama lebih dari satu jam menunggu.

Setelah perahu datang akhirnya kami menuju sungai, semua orang kebagian membawa perahu kecuali Joy yang lebih dulu mengambil posisi sebagai fotografer. Sayangnya setelah sampai ke sungai arus terlihat kecil beberapa kawan nampak kecewa karena grade yang terlau kecil, tapi rafting must go on! Maka rafting kali ini tetap menjadi foto seasson setelah mendaulat seorang kawan untuk mengikuti kami lewat jalan darat dan megabadikan kegilaan kami dari beberapa titik.

Setelah membagi tim menjadi dua kami memulai pengarungan yang katanya sekitar 10 km ini (maaf tepatnya Saya lupa). Benar saja arus yang kecil membuat beberapa jeram nggak terlalu menegangkan.

Tapi emang sih ada beberapa bagian yang membuat kami cukup kesulitan apa lagi kaau udah mulai ketemu batu-batu yang bakal bikin kami kesangkut, atau jeram keriting yang sukses bikin kami keriting hehehe.

Dalam acara ini emang bukan waktu yang kami cari tapi have fun! Jadimya di beberapa spot yang kira-kira sang fotografer ada kami sempet bergaya dulu hehehe, tetep narsis ya?

Kami sempat istirahat satu kali untuk membuka bekal, maklum namanya juga nyantai dan tentunya foto-foto lagi heee. Setelah sempat beristirahat sekitar 30 menit kami akhirnya melanjutkan pemainan. Nggak kerasa dalam waktu sekitar 3 jam ini kami udah menyelesaikan acara,

Naik kedarat kami nggak langsung balik ke tempat asal, kami masih menunggu mobil yang akan mengangut kami ke tempat kami start soalnya tenyata agak jauh tempatnya maka jadilah kami menunggu lagi.

Setelah mobil datang kami pun sukses kembali ke tempat kami start, sialnya saat kami kembali kesana arus sungai nampak lebih deras dan lebih menarik dibandingkan waktu kami memulai permainan hiks hiks. Melihat arus yang cukup menyenangkan timbul ide gila untuk main-main lagi dari beberapa kawan, tapi karena hari udah gelap maka niat dan ide gila tadi diurungkan.

Jalan-jalan kali ini Saya mendapatkan beberapa teman batu dan mendapatkan pengalaman baru yang menyenangkan! Thanks to Bogel, Mas Tegal, Mas Franky, Mba Rosi, Yemi sang supir handal dan Kawan-kawan lainnya.

Teman-teman tertarik untuk jalan-jalan ke sungai Elo? Silahkan saja soalnya disekitar situ juga terdapat beberapa tempat penyewaan perahu!

Menapaki Megahnya Yogyakarta Lewat Candi Ambrol dan Taman sari

Menjelajah menapaki masa lalu memang menyenangkan apalagi kalau kita menyusuri kemegahan dan keindahan peninggalan jaman raja-raja dulu, hmm pastinya semua suka ngeliat dan ngebayangin hidup pada masa itu. Berawal dari penasaran sama kemegahan Kraton Ngayogyakarta, Saya mulai menyusuri beberapa peninggalannya yaitu Candi Ambrol dan Taman Sari. Keduannya mempunyai letak yang berdekatan.

Untuk sampai ke Candi Ambrol kita bisa menuju kawasan pasar burung Ngasem yang ada di belakang alun-alun. Kalau udah sampai ke pasar burung Ngasem maka bangunan Candi Ambrol udah kelihatan kok tinggal cari jalan menuju sana. Maklum di kawasan itu udah lumayan padat jadinya jalannya udah kaya labirin.

Sebelum menuju Candi Ambrol jangan bayangkan kalau kita akan menemukan bangunan dengan relief macam candi Prambanan atau Candi Borobudur. Candi Ambrol merupakan bangunan bekas salah satu bagian istana yang menurut Saya sih nggak kuno-kuno amat, cuma bangunan ini tinggal puing-puingnnya aja nggak tau kenapa dan kapan runtuhnya hingga disebut Candi Ambrol.

Dibeberapa bagian Candi Ambrol yang dulunya memiliki atap,
sekarang uda jadi semi terbuka lias atapnya udah pada ambrol. Nah ini kerennya karna kita bisa langsung ngeliat langit udah gitu candi yang (saat ini) terdiri dari dua lantai ini mempunyai ruangan yang umm cukup besar dan cukup mengingatkan kita pada lahan permainan counter srike.

Dilantai dua yang langsung out door ini kita ngeliat kota Yogyakarta dari ketinggian soalnya saya belum ngeliat bangunan yang lebih tinggi dari tempat ini. Yang paling penting dari bagian ini adalah lahan yang cukup keren untuk bikin sesi foto dadakan.

Puas jalan-jalan di reruntuhan bangunan yang katanya buat sekretaris raja itu, jalan-jalan kita kali ini akan dianjutkan menuju Taman Sari. Hmm dari namanya udah cukup indah ya? Nama yang mengingatkan saya pada nama jalan di Bandung hehehe...

Untuk masuk ke Taman Sari kita akan melewati tiket box yang mengharuskan kita membayar Rp. 2.500 per orangya dan Rp.1.000 untuk izin menggunakan kamera atau photo permit.

Mungkin untuk beberapa orang ngapain juga bayar izin kamera kan nggak ada yang tau! Tapi menurut Saya sih, itu perlu loh soalnya kan biayanya nanti untuk pemeliharaan situs itu juga. Kasus ini juga sama seperti kita bayar tiket soalnya kalau kita masuk dari pintu belakang, kita bisa nggak bayar tiket kok! Tapi inget kalau bukan kita yang bantu memeiharanya siapa lagi? Jadi jangan lupa beli tiket ya.

Taman Sari adalah komplek pemandian bagi ratu, puteri dan selir-selir raja makanya begitu masuk yang akan terasa adalah hawa yang anggun dan cewek banget deh.

Air kolam yang jernih dan bersih sempet ngebuat saya timbul nafsu untuk langsung nyebur, maklum saat itu udara panas banget! Kolam yang pertama kita lihat ada dua dan berukuran cukup besar konon itu untuk mandinya selir dan putri.

Kalau sang ratu mandinya di dalem. Nggak jauh dari dua kolam tadi kita akan nemuin pintu yang akan menghubungkan ke kolam tempat sang ratu mandi. Tempatnya agak terpisah dan lebih kecil.

Ada kepercayaan buat cewek-cewek yang datang untuk cuci muka pake air kolam ini, katanya sih biar cantik dan diberkahi, seperti sang ratu. Wuih jujur, saya sempet loh nyoba dan aslinya diluar kepercayaan yang ada airnya seger banget loh.

Setelah keluar dari Taman Sari dari pintu yang satunya lagi kita akan langsung terhubung pada pemukiman penduduk. Nah disinilah saya dapet bonus attack yaitu tempat-tempat bekas jaman kerajaan dulu yang masih dipelihara meskipun di kanan-kirinya udah diapit oleh rumah warga.

Gedong madaran atau yang biasa dikenal debagai dapur adalah salah satu tempat yang masih bertahan diantara rumah penduduk. Bangunan ini cukup luas dan cukup menggambarkan kalau ini dapur.

Tempat lainnya adalah bunker yang berbentuk bulat yang sempat saya kira sebagai sumur. Oh iya untuk masuk kebangunan ini ada baiknya kita memberikan sumbangan sukarela untuk pemeliharaannnya. Kotak sumbangannya terletak persis di pintu masuk.

Bunker ini terdiri dari beberapa lantai. Ada yang menarik dari bangunan ini. Untuk sampai ke lantai atas ada empat buah tangga yang nantinya bersatu dan hanya akan ada satu tangga.
Konon katanya empat tangga bawah ini menggambarkan empat agama yang dulu ada : Hindu, Budha Islam dan Kristen sedangkan satu tangga atas menggambarkan surga atau nirwana tapi ada yang bilang juga itu adalah penggambaran Tuhan. Jadi jaman dulu aja udah sadar kalau biarpun agamanya beda tapi kita punya satu tujuan yaitu nirwana dan satu Tuhan.

Udah puas kilas balik pada jaman kerajaan kini saatnya untuk kembali ke jaman sekarang.

Biarlah semua peninggalan yang ada menjadi saksi bisu bagaimana megahnya kerajaan di Indonesia pada jaman dulu.

Nah buat kalian yang mau kesana saya saranin untuk menggunakan jasa pemandu yang akan menceritakan story dibalik tempat yang kamu kunjungin dan pastinya biar nggak nyasar hehehe.



*Saya menapaki tempat-tempat ini sekitar tahun 2009, semogo tak banyak yang berubah. Ulasan tentang tempat ini juga pernah muncul di wadah saya yang lain di kertasbaru.

Semakin Pintar di Taman Pintar

Kembali ke masa kecil merupakan hal yang cukup menyenangkan, banyak hal yang bias dilakukan dan dipelajari. Saya kali ini berniat kembali pada masa kanak-kanak dengan mengajak teman-teman menuju Taman Pintar.

Lokasi Taman Pintar adalah di sebelah timur Benteng Vredeburg Yogyakarta. Tempatnya juga nggak susah dicari kok soalnya Gerbang Taman Pintar terletak di pinggir jalan jadi nggak susah kan nemuinnya.

Masuk ke area Taman Pintar kita nggak dipungut biaya. Di arena out door ini kita bisa ngeliat gong perdamaian raksasa yang terdapat lambang-lambang agama yang ada di Indonesia. Disekitar nya ada monument kecil yang berisi tapak kaki dan tangan dari beberapa presiden di Indonesia lengkap dengan quotes-nya.

Oh iya sebelum kita menuju gong raksasa itu, kalau lagi beruntung kita bisa menikmati air mancur buatan yang dilengkapi dengan keterangan yang ilmiah. Wah seru ya, umm namanya juga Taman Pintar.

Di Taman Pintar Terdapat tiga gedung utama yaitu Gedung Memorabillia, Gedung Kotak dan gedung Oval. Untuk masuk ke Gedung Memorabillia kita harus mengeluatkan Rp.2.000 sedangkan kalau masuk masuk Gedung Oval dan Gedung Kotak Kita harus merogoh kocek Rp. 10.000 hmm lumayan juga ya?

Masuk ke gedung Oval kita aka disambut dengan akuarim air tawar yang menarik banget abis itu ada replika T-Rex yang akan muncul. Di gedung ini kita bisa mempelajadi segala sesuatu tentang alam dan bidang keilmuan.

Ada ruangan besar yang akan mengenalkan kita dengan kakek Newton, Enstein dan beberapa temannya, diruangan ini juga terdapat peraga mengenai system tata surya kita hmm jadi inget masa sekolah ya.

Ada banyak alat peraga terdapat disini yang pastinya udah dicoba keamanannya untuk anak-anak. Selain itu ada pula layar-layar interaktif supaya kita bisa mengatur informasi apa yang kita mau. Beberapa aat perha yang bisa keta temukan disini adalah sebagian koleksi dari PPIPTEK yang ada di Taman Mini, Jakarta.

Bidang keilmuan yang ada adalah biologi, fisika, matematika, teknologi, kimia, telekomunikasi, elektronik hingga otomotif jadi semuanya ada disini.

Selain bidang keilmuan terdapat pula mengenai budaya dan seni jadi kalau udah pinter kita nggak boleh lupa sama budaya dan kesenian yang kita punya. Koleksi yang menyangkut budaya antara lain beberapa lukisan batik, koleksi wayang hingga permainan gamelan.

Hmm menarik ya, nah kalau di Gedung Kotak dan Gedung Memorabilia jga banyak menyimpan koleksi yang ciamik, tapi saya sih nggak akan nyeritain apa yang ada disana soalnya biar kalian sendiri yang ngerasain serunya hehehe...

Selasa, 28 Juni 2011

Nikmatnya Air Panas Alam di Sukabumi

Kalau badan lagi pegel-pegel atau kulit lagi agak nggak bagus, kayaknya pas banget yang namanya berendam air panas. Weits ini bukan sekedar air panas tapi air panas asli dari alam dengan kandungan belerang alias sulfur yang ampuh mengatasi masalah kulit.

Jawa Barat cukup terkenal dengan beberapa pemandian air panas alaminya, sebut saja Ciater, Cimanggu, Cipanas Bogor, Cipanas Garut dan beberapa tempat lainnya. Nah kali ini saya akan memperkenalkan another Cipanas yang cukup recommended untuk disinggahi bersama keluarga.

Cipanas kali ini berada di Kabupaten Sukabumi, terkenal juga dengan nama Cipanas-Cisolok. Letaknya yang nggak jauh dari pantai Palabuan Ratu bikin tempat ini bisa jadi alternatif kalau kamu bosen main-main di pantai.

Saran saya kalau mau kesini sebaiknya bawa kendaraan pribadi, soalnya sejauh yang saya lihat nggak ada angkutan umum yang mampir ke tempat ini. Yah, paling mentok nyarter angkot lah solusinya atau nyari ojek.

Letaknya yang agak “terpelosok” dan jalan yang ngajak kita buat off-Road rally, hehehe maklum aja sebagian jalannya masih agak rusak dan berbatu. Tapi tenang ajah meskipun agak bikin pegel bagian-bagian tertentu tapi semua bisa terobati pas udah sampe sana heheee

Setelah mebayar tiket masuk seharga Rp. 2.000 per orang kita akhirnya bisa melenggang masuk untuk merasakan hangatnya air belerang. Ups ternyata dari tempat kita bisa parkir kendaraan, pusat pemandiannya masih jauh loh jadi kita harus sedikit berjalan dan melewati jembatan yang lumayan goyang-goyang.

Setelah agak ber-outbond ria, akhirnya sampai juga di pinggiran sungai yang airnya panas karena pengaruh belerang. Walaupun belum nyebur ke air bau belerangnya udah kecium banget loh! Jadi jangan aneh kalau kita nyium bau-bau nggak enak gimana gitu, ya namanya juga belerang.

Disini kita nggak cuma bisa mandi di sungai loh! Tapi di beberapa titik ada juga pancuran yang mengeluarkan air panas yang cukup ngebul alias berasap jadi kebayang aja panasnya kaya apa hehehe… (*mulai muncul niat ngetes bikin telor rebus)

Air yang nyemprot dari beberapa celah batu juga jadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung soalnya seru aja ngeliat air muncrat hingga ketinggian hampir 10 meter, wah keren lah.

Gimana berminat jalan-jalan sambil terapi kesehatan? Coba deh yang satu ini supaya mandi air panasnya nggak bosen disitu-situ aja heee, kalau mau kesana tapi bingung bagaimana kesana dan hal-hal lainnya coba aja comment di halaman ini siapa tau saya bisa bantu. (tapi nggak janji yah :p)


*ulasan tentang tempat ini juga bernah muncul di wadah saya yang lain yaitu kertasbaru, trip-nya sendiri saya lakukan pada pertengahan 2008 bersama kawan-kawan petualang lainnya

Selasa, 21 Juni 2011

Menyusuri Pantai-pantai Indah di Banten Selatan

Mungkin belum banyak orang yang mengeksporasi dan mendatangi daerah barat daya pulau Jawa padahal daerah tersebut memiliki banyak keindahan alam termasuk pantainya. Nggak percaya? Mari kita ulik bersama beberapa pantai indah di Banten Selatan ala Uchadisini :)


Sebuah daerah tidak terkenal dan terpencil bernama Bayah tiba-tiba masuk dalam cerita keseharian saya, sebuah tempat antah berantah, satu dari 28 kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten. Ya, sebuah tempat yang nantinya akan menyihir saya dengan sapaan pasir pantai dan air lautnya.

Bayah hanyalah daerah kecil di pinggir pantai seperti daerah pesisir lainnya. Lalu bagaimana daerah ini bisa memikat hati saya? Sejujurnya tak hanya Bayah yang akan saya ceritakan tapi juga banyak daerah di sekitarnya termasuk Cihara.

Pantai Bayah, Karang Taraje, Pulo Manuk, Sawarna, Tanjung Layar dan banyak lagi merupakan nama-nama pantai yang akan kita temui di kecamatan Bayah. Jadi kamu tinggal pilih aja mau di pantai yang mana, mau yang karang atau pasir, mau deket muara atau nggak, mau udah banyak penginapan atau masih antah berantah, mau yang ada listrik atau masih gelap gulita pokoknya tingal pilih aja deh.

Rata-rata pantai di kawasan Bayah memang belum banyak terjamah buktinya pantainya masih bersih, kalaupun ada beberapa pantai yang keliatan kotor, kotorannya bukan sampah manusia kok! Tapi emang sampah alam alias daun-daun yang jatuh, ranting-ranting atau rumput laut yang tersapu ombak. Nah, berhubung masih jarang orang yang kesana jadi nggak ada yang nyapu itu sampah alam hehehe... Tapi tenang aja masih tetep oke kok tempatnya.

Buat yang suka iseng manjat-manjat Saya bilang sih ada tempat yang cocok buat nyalurin nyalurin hobi jadi manjat-manjat karang soalnya disana ada tempat yang karangnya besar-besar kaya di pantai Karang Taraje (dari namanya aja udah ketauan) atau di Cihara.

Kalau yang suka keluar masuk hutan pasnya kearah gerbang Pantai Pulo Manuk terus dilanjutin masuk hutan lindung yang jalannya rada naik-turun itu (kalau beruntung katanya bakal ketemu sama babi hutan -umm beruntung apa sial ya?-) terus nanti bisa muncul ke Pantai Sawarna yang keren dan ombaknya ngga nahan apa lagi pantainya bisa dibilang masih sepi banget-banget.

Nah untuk yang pantai Sawarna, saya punya rekomendasi dahsyat! Berhubung ini pantai lagi naik daun alias merintis untuk terkenal maka nggak susah untuk hidup dan liburan disini. buat yang punya facebook silakan buka page-nya Sawarna Guide Management atau meluncur ke blog mereka.

Kalau masalah penginapan di daerah lain, penginapan umum yang dideket pantai masih keitung sedikit tapi setidaknya masih ada kok! atau nggak punten-punten kerumah warga atau kalo emang mentok banget ya siap2 bawa tenda itu sih tergantung kamu mau nikmatin pantai pake gaya apa hehehe...

Makanan pasti jadi urusan setiap orang hehehe, jujur berhubung ini pantai-pantai masih sepi banget disaranin bawa makanan sendiri. Tapi di beberapa pantai udah ada warung-warung makan kok! ow ya biarpun ni tempat rada antah berantah tapi di dekitar terminal Bayah udah ada mini market ko bangsa ya mart-mart gitu lagian disamping terminal Bayah ada pasar kok jadi bisa belanja dulu hehehe..

Nah Berhubung ini tempat agak terpelosok maka saya dengan baik hati ngasih rute Transportasi ke Bayah tapi ini cuma saran ngga ngikutin juga nggak apa-apa kok! Woles.. heee

Dari Bandung
Naik Bus Jurusan Sukabumi
Naik Bus Jurusan Palabuhan Ratu
Naik Elf/L300 Jurusan Terminal Bayah

Dari Jakarta
Naik Bus Merak/Serang/Cilegon
Naik Bus Jurusan Rangkas Bitung
Naik Elf/L300 jurusan Terminal Bayah

Dari Bogor
Naik Bus Jurusan Terminal Bayah (beneran ada nggak sih? *masih belum jelas nih)

Kalau udah di terminal Bayah tinggal naik ojek mau kepantai yang apa yang paling deket sih pantai Bayah tapi masih agak tertutup, kalau kesini jalan juga bisa kok!

Kalau mau ke gerbang Pantai Pulo Manuk (pada beberapa pantai, Pantai Pulo Manuk, Sawarna, Cipayung dll) dan Pantai Karang Taraje, buat yang dari arah Palabuhan Ratu bisa turun di depannya jadi ngga perlu keterminal. Tapi kalau dari arah Rangkasbitung harus keterminal dulu. Lama tempuh dari terminal ke Pantai Karang Taraje sekitar 10 menit tapi kalau ke gerbang pulo manuk sekitar 20 menit.

Kalau mau ke pantai Cihara, yang naik dari Rangkasbitung bisa turun di daerah Cihara tapi kalau yang dari arah Palabuhan Ratu harus ke terminal dulu terus sambung angkot yang ke Malingping soalnya dari terminal Bayah ke pantai cihara masih agak jauh. Mungkin waktu tempuhnya 20-30 menitan.

Pantai yang bersih dan alam yang belum banyak terjamah bisa jadi pilihan buat kita untuk sejenak melapaskan penat. Apalagi untuk di Sawarna kita nggak perlu pusing-pusing coba langsung aja hubungi seorang kawan yang mengelola Sawarna Guide Management : Dede Rusdiana (+6281808014790). Ups ini bukan promo loh! Hanya berbagi kesenangan tentang pantai-pantai indah di Banten Selatan

Jumat, 17 Juni 2011

Desa Penuh Harmoni : BADUY !

Siapa yang nggak kenal dengan Baduy? Sebuah kampung adat yang terletak di kawasan Banten atau tepatnya di Desa Kanekes, Kabupaten Lebak. Baduy terbagi menjadi dua bagian yaitu Baduy dalam dan Baduy luar.

Areal kampung adat Baduy cukup luas meliputi ladang/sawah, leuit (tempat penyimpanan padi), kawasan pemukiman Baduy luar dan dalam, sungai, hutan bebas dan hutan terlarang yang hanya boleh dimasuki oleh orang tertentu. Baduy luar terdiri dari beberapa desa, namun yang cukup terkenal adalah Gazebo dan Balimbing. Sedangkan Baduy dalam terdiri dari tiga desa yaitu Cibeo, Cikertawana dan Cikeusik.

Berhubung nggak ada dan nggak boleh ada kendaraan di kawasan kampung adat ini maka kita kudu harus musti danh wajib berjalan kaki untuk menuju desa-desa tujuan kita nantinya. Perjalanan bisa dimulai dari kawasan luar Baduy yaitu Desa Ciboleger yang merupakan pintu masuk sebelum Desa Kanekes, di desa ini juga saya dan kawan-kawan menginap.

Perjalanan menuju desa-desa di kawasan kampung adat Baduy khususnya Baduy dalam memerlukan stamina yang prima dan air minum yang banyak. Maklum medan yang dilalui cukup menegangkan. Tanjakan ekstrim (yang kami sebut tanjakan cinta), tikungan tajam, melewati sungai, jembatan tradisional nan menakjubkan hingga sedikit keluar-masuk suasana hutan.

Oh iya kalau memang kamu baru pertama kali melakukan perjalanan ke daerah ini disarankan kamu memiliki pemandu soalnya di dalam hutan nggak ada papan petunjuk. Kalau kamu mau nekat tanya sama orang yang papasan di jalan, kamu juga harus hati-hati karena masyarakat Baduy punya jalan sendiri-sendiri dan nggak sama.

Setelah melewati pengalaman dan perjalanan, ada fenomena lain kalau kamu numpang tanya sama orang Baduy yaitu jangan percaya langsung kalau mereka bilang dekat atau menyebutkan sejumlah waktu. Kenapa? karena bisa-bisa waktu yang diberi harus dikali 3 (maklum warga lokal) soalnya mereka jalannya cepet banget.

Saya dan kawan-kawan memulai perjalanan dari Ciboleger menuju Cibeo, salah satu desa Baduy dalam yang pertama ditemui. Untuk mencapai desa tersebut kami memerlukan waktu sekitar 3 Jam melewati beberapa desa di Baduy luar. Sebagai desa yang lebih sering dijamah oleh "orang luar", masyarakat Desa Cibeo termasuk sudah modern dan terbuka tapi tetap memegang teguh yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan (pamali). Bersyukur kami disambut ramah oleh masyarakat disana, bahkan ada kawan saya yang sempat melakukan ibadah sholat di salah satu rumah warga (masyarakat Baduy menganut kepercayaan sunda wiwidan). Wow indahnya toleransi beragama ya!

Perjalanan pun dilanjutkan, desa kedua yang dapat ditemui adalah Desa Cikertawana dengan waktu tempuh sekitar 1 jam dari Cibeo. Sayangnya, sesampainya disana, hampir semua penduduk sedang berada di ladang dan leuit. Hanya ada beberapa orang yang tinggal termasuk kepala adat/dukun/puun dan kepala desa/jaro. Maka kami pun mengurungkan niat untuk berinteraksi dengan warga.

Desa ketiga atau yang paling ujung adalah Desa Cikeusik, ini merupakan desa yang paling disegani (atau apapun sebutannya). Sayangnya pada trip ini saya belum sempat mampir karena hari sudah mulai malam. Semoga suatu saat nanti saya bisa kesana.

Untuk mencapai desa-desa di kawasan Baduy dalam tersebut kita harus keluar masuk desa-desa di Baduy luar seperti Cipete, Cikadu dan banyak lainnya. Jadi jangan kira desa yang temasuk Baduy dalam ada di tengah dan dikelilingi oleh desa Baduy luar.

Orang-orang di kampung adat Baduy ini terkenal dengan kejujurannya termasuk jujur untuk nggak basa-basi! Jadi kalau kamu lagi ngobrol sama orang Baduy terus dia tiba-tiba ngerasa kamu nggak banget, mereka bisa aja langsung ninggalin kamu nggak pake pamit.

Weits, jangan keburu membuat sterotype tertentu karena aslinya mereka itu baik kok! Positif thinking aja, mungkin emang kaya gitu sifat mereka. Buktinya waktu kami cuma (berniat) numpang duduk di teras/bale depan salah satu rumah milik warga Baduy untuk sejenak beristirahat, tanpa basa-basi mereka mengeluarkan air minum untuk kita (gratis loh) walalupun ada juga yang begitu ngasih air langsung tutup pintu.

Walaupun kesannya mereka cuek, kita nggak boleh cuek sama mereka apalagi kalau mau numpang duduk atau istirahat bilang aja “bapa/ambu ngiring istirahat” (bapak/ibu ikut istirahat). Oh iya nggak semua masyarakat Baduy itu tertutup kok ada juga yang mau diajak ngobrol dan atau malah yang ngajak ngobrol duluan.

Menurut beberapa kawan saya yang sedang melakukan penelitian disana, masyarakat Baduy menjadi agak menutup diri dari orang asing semenjak tempat mereka dijadikan kawasan wisata (atau apapun sebutannya). (Mungkin) Mereka merasa ketradisionalannya diekpoitasi seperti hanya dijadikan tontonan dan perbandingan untuk orang kota yang berwisata kesitu.

Nah, makanya nanti kalau kamu suatu waktu beruntung untuk menyambangi kawasan kampung adat Baduy, coba posisikan diri kamu jadi bagian mereka dan nggak ngaggep remeh apa lagi membandingkannya dengan yang kamu punya. Peperti pepatah, dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung, kita juga harus ikut menaati dan menghormati aturan yang ada dan yang mereka pagang. Salah satu contoh paling simple adalah untuk nggak mengeluarkan benda-benda elektronik dan nggak foto-foto dikawasan Baduy dalam. Nggak susah kan? Emang sih begitu lihat spot yang keren bawaannya gatel pengen keluarin kamera, tapi coba tahan diri yah! Masih banyak spot bagus yang kita bisa temui nanti, Oke!

Selain desa yang termasuk kampung adat Baduy ada satu beberapa desa lain di luar kawasan kampung adat Baduy yang sempat mencuri perhatian saya salah satunya yaitu Desa Cicakalgirang. Desa ini terletak di tempat yang cukup tinggi sehingga (katanya) dapat melihat kawasan kampung adat Baduy.

Konon katanya Desa Cicakalgirang dibangun oleh pemerintahan Islam yang sempat menguasai daerah Banten untuk melindungi masyarakat kampung adat Baduy dari pengaruh kepercayaan Barat (Kristen) yang sempat hampir mampir ke daerah itu. Makanya nggak aneh kalau di desa itu terdapat sebuah Islamic Centre sederhana namun cukup mampu menampung kegiatan. Tempat ini dibangun agar masyarakat disekitar Baduy dapat memeluk agama islam dan setidaknya menjaga agar masyarakat kampung adat Baduy tetap memegang kepercayaannya (sunda wiwidan) walalupun tidak memeluk agama resmi.

Desa ini juga masih menghormati tata dan aturan kawasan kampung adat Baduy karena memang ada yang bilang desa ini masih termasuk kawasan kampung adat. Salah satunya adalah dengan tidak menggunakan listrik (dari pln) mereka mengolah listrik sendiri dengan penggunakan panel matahari (solarcell).

Desa lain yang cukup menarik perhatian adalah Gazebo yaitu desa yang termasuk kawasan Baduy luar yang masyarakatnya memproduksi cinderamata dan aksesori yang dapat kita jadikan oleh-oleh. Selain itu ada beberapa desa lainnya yang serupa, selain aksesori yang diolah dari kulit kayu dan rotan. Buat yang tertarik dengan kain tenun, kamu juga bisa menemukannya disini karena para perempuan Baduy juga pintar menenun loh! Jadi jangan pikir kamu nggak bisa belanja dan bawa oleh-oleh kalau kamu jalan-jalan ke kawasan kampung adat Baduy.

Buat kamu yang nggak sempet beli oleh-oleh pas nyusur Baduy tenang aja, kerajinan tangan dan oleh-oleh khas lainnya bisa kamu temuin di Ciboleger. Barang-barang yang biasa dijadiin oleh-oleh antara lain gelang, kalung, sabuk, cincin, tas tradisional (koja maupun jarog) yang terbuat dari kulit kayu dan rotan, selain itu kamu juga bisa beli kaos bertuliskan baduy, iket kepala (lomar) dan beberapa barang lainnya.

Well, kurang apa lagi coba? Menyambangi alam, berinteraksi dengan penduduk hingga belanja oleh-oleh semua bisa dilakukan! Udah gitu kita pasti dapat banyak pelajaran setelah kembali dari trip ini, terutama bagaimana bisa hidup seimbang dengan alam. Iya nggak?
Transportasi menuju Badui
Dari Bandung
1. Naik Bus Jurusan Bogor
2. Naik Bus Jurusan RangkasBitung
3. Naik Elf/L300 Jurusan Ciboleger


*Tulisan ini merupakan pindahan dari wadah sebelumnya di kertasbaru. Trip-nya sendiri saya lakukan beberapa tahun yang lalu tepatnya pertengahan tahun 2008. Terima kasih yang mendalam pada Ucok dan kawan-kawan yang sedang melakukan penelitan disana sehingga Saya dan beberapa kawan bisa mendapat sebuah perjalanan yang menarik.


Rabu, 15 Juni 2011

Jakarta Fair 2011 : Surganya Jajan dan Main



Dua hal yang paling mungkin di lakukan di Jakarta Fair : Makan dan Main !

Kawan : Hah ke Jakarta Fair lagi? Niat banget ikut blog competition yah?
Saya : Nggak sih, tapi boleh lah yah buat di taro di blog lagi hehehe...

Berawal dari ajakan iseng saya ke ibu untuk mengunjungi Jakarta Fair (Setelah saya melihat kehebohan disana di hari slasa 14/6 -tulisannya bisa langsung di intip-), ternyata ajakan iseng itu disambut dengan baik oleh ibu dan adik saya. Well sebenarnya saya ngajak ke PRJ-nya kapan-kapan eeeh ternyata Ibu saya malah mengajak di Rabu (15/6) langsung! padahal semalem aja saya baru balik tengah malam! Yah, jadilah saya dua hari berturut-turut ke PRJ.

Berbeda dengan kunjungan saya di hari Selasa (14/6), kali ini berhubung perginya bersama keluarga jadinya agak santai dan bisa jajan ini-itu hehehe... Tiket hari kemarin masih Rp. 15.000 tapi untuk weekend dan kalau udah masuk minggu ke 2 harganya jadi Rp. 20.000 dan Rp. 25.000. Yah siapin aja agak lebih biar bisa jajan-jajan lah.

Ya, dua hal yang saya lakukan pada family time ini : Jajan dan main! maklum aja saya bersama adik yang masih berumur 5 tahun jadi target pertama kami
kali ini adalah Arena Bermain! Yah, emang dasar saya juga hobi main jadinya saya sih enjoy banget disana.


Ada banyak banget mainan yang tersedia di arena bermain itu contohnya : Bumper Car, Giant Swing (Bianglala -kalau di dufan mah), Soft Play, Flying Fox, sampai Mini Roller Coaster dan masih banyak lainnya. Untuk yang pengen bermain dengan air bisa sedikit melipir ke danau buatan yang nggak jauh dari lokasi "Dufan Mini" itu. Diatas danau buatan itu kita bisa ngeliat Bumper boat, Perahu karet, Speed Boat (kalau saya bilang sih ini mini jet ski) hingga Bola-bola raksasa yang bisa dimasukin sama anak kecil,
nggak ketinggalan juga semacam roller yang bisa diisi orang. Pengen muter-muter arena bermain tapi nggak mau cape-cape jalan? tenang aja, ada becak mini, sepeda tandem dan kereta yang punya rute mengelilingi arena bermain.


Pengen main juga? Gampang kok! tinggal beli aja token atau koin permainan di loket-loket yang ada. Biayanya? cukup siapin Rp.10.000 - Rp.25.000 harga ini untuk satu kali main tergantung weekend atau weekdays dan permainan apa yang mau di mainin.

Pilihan pertama adik saya jatuh pada Euro Bungee, itu loh permainan yang
masih satu keluarga sama bungee jumping tapi bedanya yang ini dilontar ke atas seperti ketapel. Aduh ingin hati ikut main ini tapi apa daya berat badan saya diatas 50 kg heee... Jadi aja saya harus berlapang dada menunggu dibawah sambil melihat adik saya tertawa riang saat dilontarkan beberapa meter diatas permukaan tanah.

Bumper car jadi pilihan berikutnya, nah untuk wahana ini saya ikut bermain-main. Bersama 2 adik saya, kami masuk ke permainan mobil senggol ini. Saya harus berbagi mobil dengan adik saya yang kecil sedangkan di tengah melenggang dengan mobil yang lain. Memang dasar destroyer, saya dan si tengah sedari awal sudah merencanakan membuat benturan-benturan yang cukup keras hahaha... Tapi sayang, berhubung yang main nggak banyak dan pada nyari aman maka benturan yang kami ciptakan kurang maksimal.


Puas? belum! Tak puas duduk manis sebagai penumpang di Bumper Car, adik saya merengek untuk bermain mini motorcycle. Nggak hanya itu, arena permainan air juga diliriknya dan pilihannya jaruh pada Bumper Boat (semacam bumper car tapi ini perahu). Walaupun berada diatas air tapi bumper boat ini aman kok karena nggak ada yang iseng mebenturkan perahunya layaknya bumper car, bahkan si kecil pun bisa mengendarainya (tentunya dengan pendamping ya!)

Setelah puas bermain, kami berjalan menuju miniatur candi Borobudur yang letaknya nggak jauh dari danau buatan. Apa yang kami lakukan disini? tentunya foto-foto! ya spot ini emang cocok banget buat jadi latar kita berpose bersama teman atau keluarga yang datang bersama ke Jakarta Fair. Ups saking banyaknya orang yang mau foto dengan latar belakang karya seni ini kita jadi harus gantian yah!

Capek main-main dan putar-putar serta perut yang mulai nge-blues (agak bosen keroncong-an terus) akhirnya kami memutuskan untuk bersantap malam. Nggak susah nyari makanan seantero Jakarta Fair. Di setiap sudut kita dengan mudah menemukan makanan, tinggal pilih aja apa yang kita mau. Makanan ringan? ada! makanan internasional? ada! dan yang pasti makanan tradisional seperti kerak telor dan toge goreng pasti ada dong!


Beragam stand dengan beragam penawaran bisa kita temukan disini dan pastinya bisa bikin kita pusing tujuh keliling saking pengen semuanya hehehe... Kalau saya sih menyarankan kamu untuk sedikit mampir di stand-nya Lembaga Kebudayaan Betawi soalnya disana nggak cuma cemilan yang bisa kita temukan tapi juga souvenir dan nggak lupa bir pletok sebagai penghilang dahaga. Weits bir yang ini 100% halal kok! Namanya aja yang bir tapi aslinya terbuat dari rempah-rempah yang bisa menghangatkan badan kita seperti jahe dan kayu secang. Cobain deh!
Buat yang suka ngemil, disini surganya! Saking banyaknya jajanan yang ada jujur saya jadi malah bingung mau beli apa. Mulai dari jajanan tradisional sampai jajanan yang biasanya ada di mall semua ada disini tumplek jadi satu heeee... Yah, namanya juga bawa anak kecil akhirnya buah tangan jatuh pada dua plastik besar makanan ringan dari dua produk yang berbeda dan juga dua tas minuman teh kemasan untuk mengisi kulkas di rumah hehehe...

Yah, sekian cerita saya menyambangi Jakarta Fair kali ini, ayo ajak teman atau keluarga menyambangi Jakarta Fair 2011! Waktunya masih lama kok! Masih sampai 10 Juli 2011 ini, tapi lebih cepat kan lebih baik! Buat yang bingung sama akses kesana, gampang kok! pihak penyelengara menyedia kan Feeder bus yang akan nganter kita dari lapangan IRTI Monas ke pintu 2B JIExpo Kemayoran pergi dan pulang. Gampang kan? Ayo tunggu apa lagi! Ayo kita ke Jakarta Fair! *nyolong slogan hehehe....

Selasa, 14 Juni 2011

Skankin' di PRJ? Why Not! Enjoy it!

Skankin di Gigs? Biasa. Skankin di Pensi? Biasa. Skankin di Konser? Biasa. Skankin di PRJ? Yeah! Believe it!
Wow, apa ini semacam Ska Night gitu di PRJ ? Itu jadi pertanyaan pertama saya saat melihat tweet seorang kawan.

Tiga band Ska dalam satu malam di panggung sebesar panggung utama Jakarta Fair 2011?? hmmm... saya rasa pasti akan jadi sesuatu yang seru! Jujur sempat bimbang untuk melenggang ke ibu kota (maklum posisi ada di Jatinangor) untuk mengadiri acara tersebut, sampai akhirnya seorang kawan mengajak saya! hoooray!! Saya pun meluncur ke arena PRJ di Kemayoran!

Lupakan bagaimana perjalanan saya, yang pasti sesampainya di kawasan Kemayoran saya sudah disambut dengan hiruk-pikuk manusia yang ingin menyambangi pesta tahunan tersebut. belum sampai saya ke dalam area Jakarta Fair saya sudah melihat sekumpulan orang mengenakan kaos hitam dengan corak kotak-kotak hitam putih serta bertuliskan SKA.

"hmm tampaknya di dalam bakalan lebih ramai" ujar saya dalam hati. Ya, benar saja setelah membeli tiket seharga Rp.15.000, akhirnya saya masuk kedalam arena PRJ yang (seriusan) gede bangeeet!


Baru masuk aja saya udah disambut dengan jejeran stand yang menawarkan banyak barang yang seru-seru dan murah-murah (turun harga booo), ingin hati mampir-mampir tapi sayang, kawan yang sudah terlebih dahulu tiba memberitahukan saya kalau Healthy Body sebentar lagi naik panggung. Well akhirnya saya dengan lirik sana-sini langsung menuju panggung utama. Believe it or not antara heboh, padat dan ramainya stand-stand yang saya lewati beberapa kali saya melihat sekelompok orang berdandan ciamik dengan stelan hitam-putih berjalan menuju panggung utama maupun sedang menyambangi berbagai stand yang ada.

Kehebohan sampai disitu aja? Nope! Masuk ke areal panggung utama saya menemukan lebih banyak keseruan, kehebohan dan kemeriahan. Entah ada berapa banyak orang yang tumpah ruah di area open space Hall D JIExpo itu dan semuanya siap untuk berdanska tentunya (*spekulasi tingkat dewa heee).

Benar saja seperti yang kawan saya bilang, tak berapa lama saya tiba di areal itu saya mendengar MC memanggil Healthy Body untuk naik ke atas panggung. Hmm... Nggak perlu banyak komando untuk membuat para penonton bergoyang dan berdanska dengan alunan Swingin' Ska ala Healthy Body.


Nggak sekedar mengajak penonton bernyayi dan berdanska, Healthy Body juga sedikit ngedukasi penonton tentang aliran musik yang mereka bawa dengan cara yang menarik. Dimulai dari beat Drum, betotan bass, upstroke Gitar, dentingan keyboard serta ramainya trumpet dan trombone pada brass section yang dilanjutkan dengan single andalan mereka "You'll Be The One". Well, I think that's the best part of them! Meskipun emang perform mereka ciamik banget!

Puas? belum lah! nggak lama setelah Healthy Body turun panggung, sekarang giliran The Authentics yang naik panggung dan mengajak semua untuk berdanska. Beat yang bersemangat bikin penonton makin asik untuk ber-skankin dan tentunya bikin suasana panggung utama PRJ makin berenergi.

Nggak puas bikin penonton heboh berdanska bersama, The Authentics sukses nyulap penonton jadi choir dadakan. Dibuka dengan alunan instrumental, The Authentics langsung menghentak dengan lagu-lagu dari album "Pencuri Hati" dan nggak lupa aransemen ulangnya "L.O.V.E" yang dibawain ala The Authentics (ini yang selalu saya tunggu! ahay!!)

Di lagu "Untukmu (Aku Ada)" dan "Hey Rudi" setiap Dawny sang vokalis mengangkat mic, crowd langsung menyambut dengan lirik lagu yang dinyanyikan bersama. Choir makin kenceng saat Dawny nggak nanggung-nanggung untuk turun panggung menyapa langsung penonton yang berdanska dari balik barikade panggung. Hmm... Siapa yang nyayi paling keras? Yeah! Para Dance Squad Indonesia pastinya!

Berbaur dengan ratusan (atau mungkin nggak yah ribuan) orang yang ada di depan panggung, para Dance Squad Indonesia menambah warna ditengah crowd yang terlihat (banyak) hitam-putih. Well, apa pun kostum yang dipakai semua harus enjoy berdanska! Iya nggak? ^_^

Sedikit memberi warna lain dari deretan alunan musik Ska pada malam ini, setelah The Authentics menampilkan perform yang keren banget kini saatnya 7 Kurcaci naik panggung untuk menghibur penonton yang ada. Musik emang bahasa universal, walalupun berbeda genre tapi semangat penonton untuk nikamti panggung nggak turun! Salute!


Oke, Masih kuat untuk menggoyangkan badan? Pastinya lah! suasana kembali naik saat band yang di tunggu-tunggu naik ke atas panggung! Ya, siapa lagi kalau bukan Tipe-X yang dari tadi ditunggu sama ratusan X-Friends dari berbagai penjuru jakarta, bahkan dari luar kota!

Nggak salah kalau saya sedikit lebay untuk bilang tanah agak bergetar saat Tipe-X naik panggung dan mengajak para X-Friend untuk menggerakan badan penuh energi. Well, para X-Friend yang nunggu idolanya nggak perlu lama untuk merubah suasana jadi panas dan makin memeriahkan Selasa (14/6) malam ini!

Ya, ternyata berdanska bisa dimana saja bahkan di Jakarta Fair sekalipun (unpredictable)! Well, kemeriahan malam ini bukan cuma punya mereka yang ada di atas panggung, di depan panggung tapi juga kemeriahan untuk semua yang menyambangi Jakarta Fair 2011 malam itu! Yeah masih banyak kemeriahan lain yang akan terselenggara disini! Masih ada waktu hingga 10 Juli untuk kembali menyambangi semua luapan energi yang ada disini! Yeah!!

Kalau ada yang tanya : "how's your day?" maka saya akan menjawab : "hactic and unpredictable but i'm happy"