Rabu, 28 November 2012

Petualangan di Gang Gloria

Selamat Pagi! itu lah yang saya ucapkan saat menyambangi Gang Gloria. Mengapa Selamat Pagi? mungkin banyak orang yang bertanya. Ya, karena untuk mampir ke kawasan ini memang lebih enjoy di pagi hari atau tepatnya diwaktu-waktu sarapan orang normal hehehe.... dan yang pasti Jakarta lebih enjoy dipagi hari :)

Gang Gloria sebetulnya masih masuk ke kawasan pecinan Jakarta, letaknya di sekitaran Glodok atau lebih tepatnya diantara Glodok dengan Museum Bank Mandiri. Jangan bayangkan gang besar seperti tempat makan pecinan diluar negeri, Gang Gloria hanyalah gang senggol dengan deretan penjual makanan dari ujung ke ujung. Oh iya nama barunya dari gang ini adalah "Jalan Pintu Besar Selatan III" jadi kalau mau google map jangan gang gloria yah curiga nggak bakalan ada.

Oke, mari kita memulai perjalanan ini (#tsah macam petualang beneran aja). Kalau kita masuk dari arah Glodok atau Jalan Pancoran maka kita akan disambut dengan penjual manisan dan permen dari negeri Tiongkok. Deretan cokelat, permen dam manisan ini cukup menggugah selera untuk dicicipi ada cokelat koin atau permen susu yang menggiurkan.

Masuk sedikit kita akan "diserbu" oleh para pedagang bakmi, bakso dan pangsit juga tak lupa nasi campur. Untuk kamu yang suka makanan non-halal deretan ini bisa jadi surga kuliner sedangkan untuk kamu yang muslim tampaknya harus pilih-pilih nih dan menahan diri tergiur bakso goreng ekstra besar atau pangsit yang renyah. Tapi tenang aja masih banyak makanan halal lain yang bisa kamu coba dan jangan lupa Bismillah yah :)

Menyeruput Es Kopi
Nggak jauh dari situ, tepatnya disebelah kanan ada kedai kopi Tak Kie. Pintu masuk tempat makan ini agak tertutup lantaran deretan penjual sekba, bektim maupun Pi-oh yang mangkal dengan manis didepannya. Kedai Kopi ini bisa dibilang legendanya Gang Gloria lho dan udah ada sejak jaman dulu kala (aslinya lupa dari tahun berapa). Disini kita bisa makan bubur, pangsit, mie ayam dan banyak makanan lainnya termasuk bacang dan kue cangn. Mampir ke Tak Kie nggak lengkap kalau nggak nyobain Es Kopi alias "Kopi Us" (menurut foto lama yang terpajang di tembil). Meni kopinya nggak macem-macem cuma es kopi item dan es kopi susu yang bisa kamu tebus nggak sapai 15 ribu pergelas. Hmm.. Cukup mahal sih kesannya tapi rasanya itu lho maknyooos dan pastinya jauh lebih murah dari gerai kopi didalem mall itu kan?

Didepan Tak Kie ada pedagang kue.. hmm.. kue apa yah? saya lupa namanya tapi semacam bakpia berikuran super besar. Kue tersebut dijajakan dengan beraneka macam rasa mulai dari coklat, keju, durian hingga tjempedak iya cempedak harganya bermacam-macam standarnya sih 15 ribu untuk satu kue.

Bergeser sedikit kita akan disambut dengan pedagang Sekba dan Bektim juga pedagang Pi-oh. Sebeneranya makanan apakah mereka? Menurut teman saya dan blog walking yang saya lakukan, Sekba dan bektim adalah jeroan babi (iya, semacam usus dan kawanannya) yang diolah dengan rempah dan disajikan seperti semur. Ada beberapa orang yang bilang sekba dan bektim itu berbeda tapi saya sendiri belum tau bedanya apa hehehe... Kalau Pi-oh itu adalah masakan dengan bahan utama daging labi-labi alias bulus, nah lho masakan apa pula ini? jangan tanya saya ya karena saya juga belum mencobanya hehehe... mungkin kita bisa mencoba bersama.

Diujung jalan kalau mentok Gang Gloria ada semacam foodcourt gitu dengan beraneka macam pilihan makanan. Ada yang jualan mie juhi, nasi haimam, pempek, cakwe, aneka bubur manis seperti bubur kacang ijo juga dendeng Singapore. Nah untuk yang dendeng ada beberapa macam ada dendeng yang berbahan dasar daging babi ada juga yang sapi (saya lupa ada dendeng ayam juga apa nggak). Tapi buat saya di foodcourt ini yang jadi juaranya adalah Karilam.


Karilam Gang Gloria
Ada dua pilihan yaitu karilam ayam dan sapi yang disajikan dengan nasi atau misoa. Oh iya, kalau nggak laper banget saya saranin makan Karilam lebih baik semangkok berdua karena porsinya juara banyaknya. Sebagai orang yang nggak suka makan daging ayam buat saya ayam di karilam ini cukup enak lantaran pakai ayam kampung jadi teksturnya nggak lembek banget tapi juga nggak keras kayak karet dan pastinya ayamnya banyak begitu juga dengan daging sapinya, seriusan nggak pelit. Well tapi yah siap-siap aja mengeluarkan 25ribu untuk satu mangkok karilam

Oke, sebenarnya masih banyak jajanan lain yang super enak sepanjang gang ini tapi berhubung belum semua saya coba jadi belum banyak yang bisa saya informasikan hehehe.. Daripada penasaran ada baiknya maru kita langsung meluncur aja deh. Mari kita menikmati Jakarta dari berbagai sudut kota.. ahoooy!