Rabu, 29 Desember 2010

Hey! Ini (Bukan) Sebatas Sepak Bola!

Selama masih ada Semangat maka "Dia" akan selalu berkibar
Foto : bongkar-bongkar Google saja



"Ini bukan cuma masalah Sepakbola, lebih dari itu! Ini masalah harga diri!" Ujar seorang kawan Saya lewat account Twitter-nya.

Mungkin bukan hanya kawan saya yang memiliki pemikiran seperti diatas. Anda atau kawan-kawan yang lainnya mungkin sependapat dengan kawan saya itu. Saya pun (agak) sependapat tepatnya pada bagian "ini bukan cuma masalah sepakbola".

Gegap gempita kecemerlangan timnas Indonesia di piala AFF seakan-akan menyihir berbagai pihak untuk ikut pada keriuhan yang ada. Laki-laki, perempuan, tua, muda dan dari berbagai golongan mulai sibuk membicarakan olahraga kaki ini. Keriuhan ditambah dengan prestasi yang gemilang dari Tim Indonesia sebagai tuan rumah.

Ya, prestasi yang gemilang ternyata membutakan semuanya. Berbagai media mengarahkan bidikan pemberitaannya pada 22 pemain timnas beserta orang-orang disekitarnya, berbagai pujian dilontarkan masyarakat pada mereka. Sayangnya, semakin tinggi mereka di "angkat" sebagai selebritis semakin tinggi pula harapan yang diletakan ioleh masyarakat pada para atlet dengan lambang Garuda di dada itu.

Sekarang 29 Desember 2010, timnas kembali bertempur di Istana mereka di Gelora Bung Karno Senayan melawan Tim dari Malaysia yang di klaim sebagai musuh besar dari berbagai bidang. di laga sebelumnya Indonesia tertinggal jauh namun harapan masih tinggi dilambungkan oleh masyarakat pecinta sepakbola dan pendukung timnas.

Inilah yang menjadi masalah, apakah karena lawan kita kali ini adalah "negeri tetangga" lantas pertandingan ini seolah-olah menjadi harga mati keagungan sang Merah Putih? Apakah hanya karena itu?

Yah, ini memang bukan cuma masalah sepakbola. Bukanlah masih banyak bidang lain yang bisa kita banggakan selain sepakbola? ataukah lagi-lagi ini karena siapa lawan mainnya? apakah jika final ini bukan melawan Malaysia maka suporter akan lebih "lembut"?

Saya akui, memang sepakbola merupakan hal yang termudah dalam "menyatukan" semangat rakyat Indonesia tapi bukan sebagai tolak ukur setinggi apa Garuda akan terbang. Jika memang ini masalah harga diri, maka apakah perjuangan kawan-kawan kita di bidang lainnya adalah hal kosong belaka yang tidak membanggakan Merah Putih?

Berapa banyak anak bangsa yang mengangkat tropi, medali dan penghargaan tanpa teriakan dan keriuhan kalian semua? Lantas apakah mereka tidak bisa dianggap membanggakan juga? Lantas apakah usaha mereka tidak memberikan efek apa-apa bagi "harga diri" bangsa Indonesia?

Tenang kawan, Sepakbola adalah satu dari sekian banyak jalan untuk mengangkat Garuda terbang ke langit tertinggi dan masih banyak rakyat Indonesia yang mau berjuang untuk jalan-jalan tersebut.

Janganlah kita tertunduk karena hasil akhir dari pertrandingan ini. Tetap lah bangga dengan warna merah yang kau kenakan dan lambang Garuda yang bertengger gagah di bagian dada. Jangan buat Garuda ikut "tertunduk" karena kalian menyangsikan kegagahannya untuk terus terbang.

Jadi apakah kau masih bangga dengan Merah Putih? Jadi apakah kau masih mau mengenakan kaos berlambang Garuda? Jadi apakakah kamu masih mau mendukung kawan-kawan kita yang berjuang demi berkibarnya sang Merah Putih? Kalau saya dengan lantang YA! Ya, selama sang Garuda bisa terbang dengan gagahnya, selama merah putih bisa berkibar dengan indahnya. Bagaimana kamu?


Kamis, 23 September 2010

menghitung rutinitas baru

Nggak terasa ternyata hari ini sudah kali ke 11 saya menyambangi Pusrehabcat (Pusat Rehabilitasi Cacat) Dephan, RS Dr Suyoto Jakarta. Untuk apa? tentunya untuk menjalani rutinitas baru yaitu Fisioterapi. Hmmm... Ya gara-gara kunjungan si Bell's palsy itulah saya harus melakukan tiap hari absen ke itu tempat.

Penasaran apa saja yang saya lakukan saat fisioterapi? jangan kemana-mana karena Sekedar Cerita akan kembali lagi serelah yang satu ini...hahahaha wae lah....

Nah jadi satiap harinya saya di teraphy dengan cara di panas-panasin mukan ya selama 15 menit (untung saya sabar jadi aja nggak gampang ke pancing emosi.. gila aja di panas2in), abis itu beberapa titik syaraf di muka saya di sertum (tentunya nggak pake listrik 1000 volt seperti kawan saya yang sempat kesetrum segitu gede hahaha)

Nah masalahnya bukan kegiatan ekstrim yang saya lakukan, tapi biaya yang haru saya keluarkan hahaha bayangin aja dalam satu hari saya harus mengeluarkan 72 ribu untu terapi.. nah dikali 11 yang sudah saya keluarkan dan 5x lagi seperti yang disarankan oleh dokter rehabilitasi medik... jadi total 16 untuk sementara ini.

Selain fisioterapi, rutinitas lain adalah suntikan obat yang harus saya terima dua hari sekali.. hmm... sedikit siiih tapi.. tetep aja malaaaaaaaaaaas... ditusuk-tusuk dimasuik obat.. yeeuh.... maknyoos banget lah. Oh iya nggak lupa juga dengan segala obat yang harus saya minum.agak ribet memang tapi yah mau gimana lagi hahaha santai weh nya! yah doakan saja lah hahahaha ahhhay

Selasa, 21 September 2010

klappermelk met suiker, dinyayiin apa diminum??

Aahay... entah kenapa sekarang ini lirik itu selalu muncul di otak saya dang selalu saja secara nggak sengaja saya nyanyikan. walaupun ya... cunderung bergumam sih hehehe...

jadi awalnya ada seorang kawan yang memberi saya link lagu ini beberapa waktu kebelakang, nah karena komputer ini kantor nggak ada speaker maupun head-set nya jadi weh saya nggak jadi dengerin... nah baru beberapa saat yang lalu saya iseng2 nyari dan.. tarrraaaa... sebuah lagu berbahasa belanda itu hadir di pemutar musik digital saya.. ahay...

Mendengarkan lagu ini membuat saya merasa kembali pada pelajaran les bahasa belanda yang belum saya tamatkan itu (huhuuu jadi kangen temen2 di YBM.. mereka udah belajar apa ya?)
Kata-kata yang sangat sederhana dan familiar serta grammar yang nggak susah-susah amat membuat lagu ini jadi mudah dimengerti..

Oh iya buat yang belum tapi... Klappermelk itu artinya air santan (hmm entah air kelapa? tapi kalo saya mah air santai soalnya kan "melk" = susu) nah kalau suiker itu artinya gula... Jadi weh judul si lagu ini kan Klappermelk met suiker.. berarti santan sama gula.. (apa rasanya ya?). Nah penasaran kan gimana "lezatnya" lagu ini... ini dia liriknya... mari bernyayi...
Op Ambon woont een meisje waar iedereen van zingt
Omdat ze heel erg mooi is en ook om wat ze drinkt
Reeds toen ze nog geen drie was en mama vroeg aan haar
"Wat wil jij nu eens drinken?", had zij haar antwoord klaar

refr.:
Ik wil klappermelk met suiker
Want iets anders lust ik niet
Ik wil klappermelk met suiker
Want iets anders lust ik niet
Ik wil geen appelsap of limonade
Thee en koffie laat ik staan
En chocolademelk of orangeade
Smaken mij als levertraan
Ik wil klappermelk met suiker
Want iets anders lust ik niet

En dat is zo gebleven. Ze is nu achttien jaar
Een jongen is gekomen en hij houdt veel van haar
Maar als hij met haar uitgaat, is hij niet erg content
Steeds als hij om een kus vraagt, zegt zij op dat moment

refr.(2x)...
(di-copy dari : musicform.nl)

Lagu ini di nyanyiin sama Wieteke van Dort, seorang indo kelahiran Surabaya tahun 1943 (nggak tua-tua amat ya! awalnya saya kira dia dari jaman jauh sebelum kemerdekaan loh). Nah si Tante Wieteke ini (hmm sebenernya cocok di panggil Oma siih tapi biar asik kita panggil tante aja!) punya nama asli Louisa Johanna Theodora van Dort. Sejujurnya saya nggak tau juga sih kenapa akhirnya dia punya nama " Wieteke". Nah, di Belanda sono dia punya acara namanya The Late Lien Show yang katanya acara tentang kultur-kultur di Indonesia gitu.. wuuuih mantaap! Di acara ini si tante dikenal sebagai tante Lien-nya loooh. Selain jadi presenter tante yang satu ini ternyata emang penyayi looh terbukti dia udah punya banyak banget lagu. Kerennya adalah : sebagian besar dari lagunya tentang indonesia atau seenggaknya nyangkut-nyangkut Indonesia lah.


Selain lagu yang menghilangkan dahaga ini si Tante Wieteke ini juga punya beberapa lagu yang menggugah selera seperti "Tahoe Telor" dan "Geef mij maar nasi goreng". Selain itu si tante ini punya lagu-lagu yang indonesia banget macamnya "Ajo Tidoer" dan "Hallo Bandoeng". Waaah menarik ya... nah buat tau lagu-lagunya (seenggaknya liriknya) bisa langsung cek ke TKP di musicfrom.nl nah dari situ tinggal cari aja nama "Wieteke van Dort" hehehee... selamat bernyayi sambil menyantap hehehe ahaaay!

Tot Zein!


Senin, 20 September 2010

Model-model Komunikasi

Man kann nicht nicht kommunizieren
Paul Watzlawick

Ahaaaay... kembali lagi dengan adegan sok tau, sok asik dan sok nyaho dari saya hahaaa.. terinspitasi dari kutipan diatas yang artinya "one cannot not communicate" alias "nggak ada orang yang nggak berkomuniasi" maka ranah "komunikasi" nggak cuma dimilikin sama orang-orang yang kuliahnya di FIKOM atau jurusan komunikasi. Nah, Untuk itulah sebagai ahli komunikasi gadungan, kali ini saya akan memperkenalkan model-model komunikasi. weus buakn fashion aja loooh yang punya model hehehe.. komunikasi juga punya taspi sayangnya mereka nggak lenggak lenggok di catwalk tapi hadir di karena ada stimulus dan respon (aahay gayanya saya!) Dan mereka adalah......

Model S - R
Model stimulus - respon merupakan model komunikasi yang paling mendasar. Model S-R mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal merangsang orang lain untuk memberikan respons dengan cara tertentu. Oleh karena itu, model ini sebagai pertukaran atau pemindahan informasi atau gagasan dan dapat bersifat timbale balik serta mempunyai banyak efek.
Contoh dalam model ini adalah bila hati kita sedang senang karena disapa oleh orang yang kita kagumi atau apa bila kita baru mendapatkan sesuatu yang sangat menyenangkan pasti akan terbawa senang walaupun sudah tidak pada situasi itu sehingga bila bicara dengan orang lain pasti akan dengan ceria, sambil tersenyum dan menunjukan kalau kita sedang senang

Gb.1 model S-R (positif-positif)

Pola S-R dapat pula berlangsung negatifmisalnya orang yang sedang punya masalah dirumah atau dengan temannya yang dianggap berat saat dikampus pasti menjadi pendiam dan berubah menjadi sensitive, bila ada seseotang yang edikit mengganggunya atau hanya berniat
bercanda pasti ia menanggapinya dengan negatif dan bisa saja jadi marah-marah tidak jelas.

Gb.2 Model S-R (negative-negatif)

Model Aristoteles
Model komunikasi paling klasik yang sering pula disebut model retoris. Komunikasi terjadi
ketika seorang pembicara menyampaikan pembicaraannya kepada khalayak dalam upaya
mengubah sikap mereka. Dikemukakan tiga unsur dasar dalam proses komunikasi yaitu
pembicara, pesan dan pendengar.

Gb.3 Model Aristoteles

Fokus komunikasi yang ditelaah Aristoteles adalah komunikasi retoris yang lebih dikenal
dengan komunikasi publik (public speaking) atau pidato. Model ini sangat sederhana malah terlalu sederhana olehkarena itu masih banyak kekurangan dalam model ini seperti tidak dibahasnya aspek nonverbal dalam persuasi.

Model Lasswell
Harold Lasswell mengemukakan tiga fungsi komunikasi yaitu pengawasan lingkungan yang mengingatkan masyarakat ajan bahaya dan peluang dalam lingkungan, korelasi bagian yang terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan dan transmisi warisan social dari suatu
generasi ke generasi berikutnya.
Tidak semua komunikasi bersifat dua arah dengan aliran yang lancar dan umpan balik yang terjadi antara pengirim dan penerima. Dalam suati masyarakat yang kompleksbanyak informasi yang disaring oleh pengendali pesan atau editor dan disampaikan pada public dengan beberapa perubahan atau penyimpangan.
Model Lasswell serng diterapkan dalam komunikasi massa model tersebut mengisyaratkan bahwa lebih dari satu saluran dapat membawa pesan. Unsur sumber merangsang pertanyaan mengenai engendalian pesan, sedangkan unsur pesan merupakan bahan untuk analisis isi. Saluran komunikasi dikaji dalam analisis media unsur penerima dikaitkan dengan analisis
khalayak sedangkan unsur pengaruh jelas berhubungan dengan studi mengenai akibat yang ditimbulkan pesan komunikasi massa pada khalayak, pembaca, pendengar atau pemirsa. Model seperti ini umumnya kita temukan pada media masa yang berhubungan dengan orang banyak dan membutuhkan editor sebagai penyeleksi pesan atau berita dalam media cetak surat kabar, televisi dan radio.

Model Shannon dan Weaver
Model yang sering juga disebut model matematis atau model teori informasi itu mungkin
adalah model yang pengaruhnya paling kuat atas model dan teori komunikasi lainnya. Model ini menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkan kecermatannnya. Model ini melukiskan suatu sumber ang meniptakan pesan dan menyampaikannya melalui saluran kepada seorang penerima.
Suatu konsep penting dalam model ini adalah gangguang atau noise, yaitu setiap rangsangan tambahan yang tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan. gangguan ini bisa merupaka interferensi stastis maupun dalam contoh suara hujan dan petir diluar ruangan akan mengganggu kelangsungan komunikasi di dalam ruangan

Gb.4 Model Shannon dan Weaver

Model Schramm
Menurut Wilbur Schramm komunikasi setidaknya membutuhkan tiga unsur : Sumber, Pesan dan sasaran atau tujuan. Schramm berpendapat meskipun dalam komunkasi lewat radio atau telefon encoder dapat berupa mikrofon atau decoder adalah earphone, dalam komunikasi manusia, sumber dan encoder adalah datu orang sedangkan decoder dan sasaran ialah seorang lainnyadan sinyalnya adalah bahasa.

Gb.5 Model Scharmm

Menurut Schramm seperti ditunjukan pada model ketiganya, jelas bahwa setiap prang dalam proses komunikasi dapat sekaligus sebagai encoder dan decoder yang secara konstan menyandi balik tanda-tanda disekitar kita. Proses kembali tersebut disebut feedback atau umpan balik yang memainkan peran sangat penting dalam komunikasi. Karena itu memberi tahu kita bagaimana pesan yang kita tafsirkan baik dalam bentuk kata-kata sebagai jawaban, anggukan kepala, gelengan kepala, salah satu alis yang dinaikan dan sebagainya. Begitu juga dalam surat pembaca di media cetak seperti surat kabar. Surat pembaca ditujukan kepada redaksi sebagai protes atas editorial yang ditulis pada surat kabar tersebut ataupun tepuk tangan pendengar ceramah, namun umpan balik juga dapat berasal dari oengirimpesan berupa koreksi kata-katanya yang salah baik kesalahan ucapan maupun kesalahan tulisan.

6. Model Newcomb
Theodore Newcomb (1953) memandang komunikasi dari perspektif psikologi-sosial. Modelnya mengingatkan kita akan diagram jaringan kelompok yang dibuat oleh para psikolog social dan merupakam formulasi awal mengenai konsistensi kognitif. Dalam model komunikasi tersebut-yang sering juga disebut model ABX atau Model Simetri-Newcomb menggambarkan bahwa seseorang, A, menyampaikan informasi kepada seorang lainnya, B, mengenai sesuatu, X. Model tersebut mengamsumsikan bahwa orientasi A(sikap) terhadap B dan terhadap X saling bergantung, dan ketiganya merupakan suatu system yang terdiri dari empat orientasi.

1. Orientasi A terhadap X, yang meliputi sikap terhadap X sebagai objek yang harus didekati atau dihindari dan atribut kognitif (kepercayaan dan tatanan kognitif)

2. Orientasi A terhadap B, dalam pengertian yang sama

3. Orientasi B terhadap X

4. Orientasi B terhadap A

Dalam model Newcomb, komunikasi adalah suatu cara yang lazim dan efektif yang memungkinkan orang-orang mengorientasikan diri terhadap lingkungan mereka. Ini adalah suatu model tindakan komunikatifdua-orang yang disengaja (intensional). Model ini mengisyaratkan bahwa setiap system apapun mungkin ditandai oleh suatu keseimbangan kekuatan-kekuatan dan bahwa setiap perubahan dalam bagian mana pun dari system tersebut akan menimbulkan suatu ketegangan terhadap keseimbangan atau simetri, karena ketidakseimbangan atau kekurangan simetri secara psikologis tidak menyenangkan dan menimbulkan tekanan internal untuk memulihkan keseimbangan.
Simetri dimungkinkan karena seseorang (A) yang siap memperhitungkan perilaku seorang lainnya (B). Simetri juga mengesahkan orientasi seseorang terhadap X. Ini merupakan cara lain untuk mengatakan bahwa kita memperoleh dukungan social dan psikologis bagi orientasi yang kita lakukan. Jika B yang kita hargai menilai X dengan cara yang sama seperti kita, kita cenderung lebih meyakini orientasi kita. Maka kita pun berkomunikasi dengan orang-orang yang kita hargai mengenai objek, peristiwa, orang, dan gagasan (semuanya termasuk X) yang penting bagi kita untuk mencapai kesepakatan atau koorientasi atau, menggunakan istilah Newcomb, simetri. Asimetri merupakan bagian dari model Newcomb ketika orang “setuju untuk tidak setuju”.

7. Model Westley dan Maclean
Tahun 1957, Bruce Westley dan Malcolm Maclean, keduanya teoritisi komunikasi, merumuskan suatu model yang mencakup komunikasi antarpribadi dan komunikasi massa, dan memasukkan umpan balik sebagai bagian integral dari proses komunikasi. Model Westley dan Maclean ini dipengaruhi model Newcomb, selain juga oleh model Lasswell dan model Shannon dan Weaver. Mereka menambahkan jumlah peristiwa, gagasan, objek dan orang yang tidak terbatas (dari X1 hingga Xoo), yang kesemuanya merupakan “objek orientasi”, menempatkan suatu peran C di antara A dan B, dan menyediakan umpan balik.
Dalam model Westley dan Maclean ini terdapat lima unsure, yaitu: objek, orientasi, pesan, sumber, penerima, dan umpan balik. Sumber (A) menyoroti suatu objek atau peristiwa tertentu dalam lingkungannya (X) dan menciptakan pesan mengenai hal itu (X') yang ia kirimkan kepada penerima (B). Pada gilirannya, penerima mengirimkan umpan balik (fBA) mengenai pesan kepada sumber. Dalam komunikasi massa, umpan balik dapat mengalir dengan tiga arah: dari penerima ke penjaga gerbang, dari penerima ke sumber media massa, dan dari pemimpin pendapat ke sumber media massa.
Westley dan Maclean tidak membatasi model mereka pada tingkat individu. Bahkan, mereka menekankan bahwa penerima mungkin suatu kelompok atau suatu lembaga social. Menurut mereka, setiap individu, kelompok atau system mempunyai kebutuhan untuk mengirim dan menerima pesan sebagai sarana orientasi terhadap lingkungan.

8. Model Berlo
Model Berlo dikenal dengan model SMCR. Kepanjangan dari Source ( sumber ), Message ( pesan ), Channel ( saluran ), dan Receiver ( penerima ). Sebagaimana dikemukana Berlo, sumber adalah pihak yang menciptakan pesan, baik seseorang maupun kelompok. Pesan adalah terjemahan gagasan ke dalam suatu kode simbolik, seperti bahasa atau isyarat. Saluran adalah medium yang membawa pesan. Penerima adalah orang yang menjadi sasaran komunikasi.
Berlo menggambarkan kebutuhan penyandi ( encoder ) dan penyandi balik ( decoder ) dalam proses komunikasi. Enkoder bertanggung jawab mengekspresikan maksud sumber dalam bentuk suatu pesan. Dalam situasi tatap muka, fungsi penyandian dilakukan lewat mekanisme vokal dan sistem otot sumber yang menghasilkan pesan verbal dan nonverbal. Dalam tatap muka, kelompok kecil dan komunikasi publik ( pidato ), saluran komunikasinya adlah udara yang menyalurkan gelombang suara. Model berlo juga melukiskan beberapa faktor pribadi yang mempengaruhi proses komunikasi : keterampilan berkomunikasi, pengetahuan, sistem sosial dan lingkungan budaya sumber dan penerima.
Salah satu kelebihan Berlo adalah bahwa model ini tidak terbatas pada komunikasi publik atau komunikasi massa, namun juga berkomunikasi antarpribadi dan berbagai bentuk komunikasi tertulis. Model berlo juga bersifat heuristik ( merangsang penelitian ), karena memperinci unsur-unsur yang penting dalam proses komunikasi. Model berlo juga mempunyai keterbatasan. meskipun Berlo menganggap komunikasi sebagai suatu proses, model Berlo, seperti juga model Aristoteles lainnya misalnya, menyajikan komunikasi sebagai fenomena yang statis alih-alih fenomena yang dinamis dan telah berubah. Lebih jauh lagi umpan balik yang diterima pembicara dari khalayak tidak dimasukkan dalam model grafiknya, dan komunikasi nonverbal tidak dianggap penting dalam mempengaruhi orang lain.

9. Model DeFleur
Model DeFleur, seperti model Westley dan Maclean, menggambarkan model komunikasi masaa alih-alih komunikasi antarpribadi. Seprti diakui DeFleur, modelnya merupakan perluasan dari model-model yang dikemukakan para ahli, khususnya Shannon dan Weaver, dengan memasukkan perangkat media massa dan perangkat umpan balik. Ia menggambarkan sumber, pemancar, penerima dan sasaran sebagai fase-fase yang digambarkan Schramm dalam proses komunikasi massa.
Fungsi penerima dalam model DeFleur adalah menerima informasi dan menyandi-baliknya,mengubah peristiwa fisik informasi menjadi pesan. Dalam percakapan biasa, penerima ini merujuk kepada alat pendengaran manusia, yang menerima getaran udara dan mengubahnya menjadio impuls saraf, sehingga menjadi simbol verbal yang dapat dikenal.
Menurut DeFleur komunikasi bukanlah pemindahan makna. Alih-alih komunikasi terjadi lewat suatu operasi seperangkat komponen dalam suatu sistem teoritis, yang konsekuensinya adalah isomorfisme di antara respon internal ( makna ) terhadap seperangkat simbol tertentu pada pihak pengirim dan penerima.

Minggu, 19 September 2010

Titan, Mereka yang Berkuasa Sebelum Para Dewa

Hay Kawan! kembali lagi kita mengintip mitologi Yunani, mitologi paling besar dan paling terkenal di dunia (juga paling bikin pusing dan paling ngawang hahaha ahay!)...

Beberapa bulan yang lalu bioskop-bioskop sempet muterin beberapa film yang ada kaitannya sama mitologi ini, salah satu yang cukup heboh adalah Clash Of The Titan (hayooo siapa yang nonton?? ngacung!). Nah dari judulnya saya udah mulai membayangkan jalan ceritanya, eeeh sayangnya pas nonton ternyata imajinasi yang udah saya bangun tiba-tiba runtuh lantaran jalan ceritanya yang... Beda banget sama yang ada di otak saya! Dari judulnya aja kan seharusnya berkaitan sama para Titan, eeeh pas di film nya.. boro-boro ada titannya dewanya aja nggak banyak keluar huhuhu... Waduh jangan pada bingung ya.. Titan itu beda sama dewa looh (maksudnya para dewa Olympian) ^^

Nah, jadi gini.. Titan itu adalah penguasa dunia sebelum para Dewa Olympian (siapa aja dewa
Olympian? cek aja di : Kenalan sama 12 Dewa Olympian) menguasai gunung Olympus tapi mereka berkuasa setelah para Protogenoi menguasai dunia (siapa pula protogenoi ini? mangga

Susunan titan hampir sama kayak Dewa Olympian, mereka terdiri dari 12 Titan yang terbagi dari 6 Titanes (Titan cowok) dan 6 Titanides. Nah, 12 Titan ini merupakan anak dari pasangan Uranus dan Gaia. 12 Titan ini dikenal dengan generasi pertama, sama seperti para dewa, titan juga menikah dan punya anak. Nah anak-anak mereka ada yang jadi Titan generasi kedua, ada yang jadi Dewa dan ada juga yang berbentuk makhluk magis lainnya. Nah penasaran sama para Titan ini? Weits bukan Band The Titan ya.... hehehe...

Daaaannn...
12 Titan Generasi Pertama adalah....
(Jreeeng-jreeeng jreeeeng... -backsound ala pembacaan nominasi hehehehe-)

Oceanus - Titan yang satu ini ngurusin hal-hal yang berkaitan dengan air. Dia adalah penguasa laut besar dijaman dunia awal. Nah, setalah para Olympian muncul
akhirnya dia bersama sang keponakan yaitu Poseidon menguasai lautan dengan pembagian ia bagian Atlantik dan Poseidon di Mediterania. Gosipnya hal ini dia dapetin
lantaran waktu perang antara Titan lawan para Olympian, ayah dari 3000 Oceanid ini nggak mau ikut-ikutan dan milih di pihak netral (atau malah bantu para Olympian?)

Tethys - Istri dari Oceanus ini merupakan ibu dari sungai-sungai besar yang ada semacam sungai Nil. Oh iya, sering terjadi salah paham buat orang-orang awam yang nganggap Tethys dan Thetis sama, padahal kalau Thetis itu perilaut yang merupakan ibu dari Archilles.

Cronus - Anak dari Uranus dengan Gaia sang bunda bumi. Dia sempat
memimpin dunia setelah menggulingkan ayahnya. Karena dikutuk akan bernasib sama dengan sang ayah dia akhirnya menelan semua anak yang dilahirkan oleh Rhea, istrinya. Sampai satu saat sang anak bungsu yaitu, Zeus menggulingkan dia menggunakan cara yang sama dengan saat ia menggulingkan Uranus.

Rhea - Istri dari Uranus ini digambarin sebagai ibu-
nya para dewa (Ya karena dialah yang ngalahirin Poseidon, Hedes, Hestia, Dementer dan Zeus). Dia menyelamatkan Zeus dari aksi Cronus yang udah nelen idup-idup 5 anaknya yang lain (Dementer, Hestia, Hera, Poseidon dan Hades). Nah, karena kelembutannya Rhea sering juga digambarkan sebagai angsa.

Coeus - Anak dari Uranus dan Gaia ini adalah titan kebijaksanaan dan akal. Nggak
banyak cerita tentang titan yang satu ini kecuali pernikahannya dengan phoebe dan kekalahannya saat titan melawan zeus dan pasukan olimpianya.

Phoebe - Titan Bulan dan kebilianan ini sering dikaitkan dengan bulan sesungguhnya. ini juga merupakan salah satu dari kesalahpahaman soalnya bulan diwakili oleh sosok Selene. Setelah nikah sama Coeus, Phoebe dikaruniai 2 anak cewek yaitu Leto (ibunya Apolo dan Artemis, sikembar yang masuk pada jajaran dewa Olympian) dan Asteria (dewi Bintang yang juga ibunya
Hakate)

Hyperion - Titan ini adalah awal dari semua cahaya. Namanya sekarang di abadikan sebagai satelit terbesar planet saturnus. Bareng saudara-saudaranya dia disebut sebagai Pilar dunia, dan Suami dari Theia ini kebagian sebagai Pilar Timur. Oh iya Dia juga punya julukan sebagai Raja Timur, ini mungkin ada kaitannya sama Matahari yang terbit dari Timur

Theia - Istri dari Hyperion ini juga merupakan titan cahaya terang. Setelah menikah ia memiliki tiga anak yang bakal selalu bikin bumi jadi terang yaitu : Helios (matahari), Eos (Fajar), dan Selene (Bulan).

Iapetus - Sebelum Hades memimpin underworld, titan inilah yang memimpin dunia kematian tersebut. Sayangnya waktu pertempuran dia memihak Cronus dan kalah sehingga harus dikurung di tartarus (neraka). Beda sama saudara-saudaranya yang punya istri masih dari kalangan Titan, Iapetus beristrikan Seorang Oceanid bernama Klimene.

Crius - Nggak banyak cerita tentang Titan yang satu ini. beberapa hal yang bisa diulik dari dia adalah tentang kekalahannya waktu perang anatara Titan dan para Olympian mengakibatkan dia harus mendekan di Tartarus bersama saudara0saudaranya. Dia juga ikut membatu Cronus buat ngegulingi tahta sang ayah. Suami dari merupakan pilar selatan dari empat pilar dunia. Oh iya dia juga sering dikaitin sama rasi bintang Aries yang suka muncul di lengit selatan pada
musim semi.

Mnemosyne - Namanya merupakan asal kata "mnemonic/mnemonik" yang artinya rumus ata sandi buat ngebantu ngingat sesuatu. Titan yang satu ini
erat banget kaitannya sama hal-hal yang berbau memori. Di dunia bawah sana, Titan yang juga punya skandal sama Zeus ini menguasai sebuah kolam yang katanya bisa mengembalikan ingatan. Nah dari skandalnya sama Zeus lahirlah 9 Muse (Dewi musik, nyanyian, tarian, sastra dan lagu). Oh iya sebagai seorang Titan, Mnemosyne cukup terkenal juga loh! ini terlihat dari beberapa karya seni dan karya lainnya yang mengunakan namanya.

Themis - Pernah liat pating cewek yang bawa timbangan? itu loh yang kayak di pengadilan. Nah itulah sosok Themis, Titan yang satu ini dikenal juga sebagai Dewi Kebajikan dan Keadilan (hmm jadi dia titan apa dewi ya?). Timbangan yang dibawa sama Titan yang pernah punya skandal sama Zeus ini merupakan timbangan buat ngukur kebaikan dan keburukan seseorang jadi maklum aja kalau dia adalah pemberi masukan buat Hades saat ngurus jiwa-jiwa di underworld sana. Oh iya dalam Mitologi Romawi, titan yang satu ini sering disamain sama tokoh Justitia atai Iustitia yang sama-sama ngurusin masalah keadilan.




*) sorry nggak semua ada gambar... susah eeuy.. ^^
Sumber & gambar: dari berbagai sumber antara lain Tante wiki, theoi, timelessmyth

Kamis, 16 September 2010

Bunuh Rutinitas dan Butuh Liburan!

Semua akan menjadi rutinitas saat kita melakukannya tanpa rasa
(Yhusanti)

Huaaaaaa.... terasa pengen teriak-teriak...
Saya mulai bosan sama yang namanya rutinitas. Entah sudah berapa lama saya melakukan hal yang sama terus menerus tanpa ada jeda ditambah lagi selama seminggu ini saya mempunyai rutinitas yang baru. yah walaupun baru tetep aja namanya rutinitas toh?

Bangun Pagi - Mandi - Terapi - Naik Bus yang kadang2 penuh Ke kantor - Nyampah di kantor - Pulang bermacet-macet ria - nyampe rumah langsung tidur

Yah semua itu berulang selama beberapa hari ini bahkan kalaupun saya punya "rencana" lain sesampainya dirumah, maka rencana itu kandas begitusaja setelah melihat seonggok busa berbentuk persegi empat yang dinamakan kasur.

Well, kalau di hitung-hitung setidaknya sudah lebih dari 1 tahin saya tidak berwisata, liburan atau sekedar me-refresh otak saya. trip terakhir yang saya lakukan terjadi sekitar bulan juni 2009 yang lalu! Ouch! sudah lama juga ya? lalu kemana saya satu setengah tahun ini?

Oke! pertanyaan yang bagus! setelah Trip Jawa 1 (saya sebut liburan saya waktu itu trip jawa lantaran emang muter beberapa kota di pulau jawa) saya lalu terjebak di Cibeber, Tasik selama 1 bulan untuk KKN (well ini bisalah saya kategorikan juga sebagai liburan heheee). Sehabis itu? hmm terjebak di Jatinangor dengan segala aktivitas mahasiswa. selesai itu saya lalu terjebak di Ibukota hingga SAAT ini!

Baiklah saya akui saya memang beberapakalai terlah melangkahkan kai keluar dari ibukota dan sekitarnya dalam waktu-waktu tersebut! tapi.. inilah alasan saya mengapa saya tidak mengategorikan itusemua sebagai jalan-jalan atau pun berwisata!

Bandung - jatinangor : Oke!dua tempat ini nggak bisa saya sebut jalan-jalan karena ini adalah kota ke-Dua saya!saya hidup disana dan beraktifitas disana! jadi ya ga bisa dibilang liburan!kalau orang2 bialang "jalan-jalan" ke Bandung makan saya akan bialng "balik" ke Bandung/Nangor hahaha

Banjarmasin : Well, emang agak jauh dan yaah setengah liburan lah tapi yang setengah lagi kerjaan! hahaha gimana dong? waktunya pun sempit dan nggak banyak "main" nya huhuhu

Yah mungkin bakal timbul pertanyaan : Terus lo maunya gimana??? hahahah dengan senang hati saya akan jawab : Gw mau liburan sekarang juga!.. simpel kan? sayangnya nggak se-simpel itu. Beberapa saat lagi saya memang akan mengakhiri rutinitas di Lantai 16 SCTV tower ini tentunya saya jadi punya waktu kosong sambil saya menyusun laporan dan menyusun niat membuat karya akhir untuk akademis saya. Tapi ternyata ada ganjalan lagi! aaaghhh masih ingat si Bells Palsy yang sepmat saya ceriyakan di "Dia Bernama Bell's Palsy..." ? Ya! gara2 dia saya harus menambah rutinitas untuk fisioterapi! oouch! sesudah itupun belum tentu saya dapat izin dari orang tua untuk melang-lang buana... huuupfff...

Ya, kesannya saya memang pengeluh yang hobi mengeluh tapi ya bagaimana lagi... kebosanan saya mulai memuncak! saya mulai jenuh dengan segala rutinitas yang dilakukan dan saya mulai butuh jeda bagi diri saya? bahkan untuk bersosialisasipun agak terhambat! aaghhhh tidaaaaaaak!

Rabu, 15 September 2010

Dari Sawah menuju Panggung Gemerlap : 4

Berubah Demi Mempertahankan

Bagi sebagian orang sekarang ini disebut zaman modern jika dibandingkan dengan beberapa dekade kebelakang. Manusia telah mengecap dirinya sebagai manusia yang modern tanpa tahu modernitas seperti apa yang ada disekitarnya.

Akibat gerusan modernisasi dan westernisasi yang terjadi di Indonesia, musik bambu perlahan mulai redup dan ditinggalkan terlebih lagi dalam format musik bambu tradisional daerah. Melihat realitas lupanya masyarakat akan musik bambu tradisional yang dimiliki membuat segelintir masyarakat yang masih peduli mencari cara agar musik bambu kembali hadir ditengah masyarakat yang serba modern ini.

Pencampuran musik bambu tradisional dengan elemen musik dari luar menjadi salah satu jalan yang ditempuh oleh mereka. Jalan itulah yang memunculkan deretan kelompok musik yang disebutkan diatas.

Kecemasan akan berubahnya format musik bambu yang nantinya akan dikenal masyarakat menjadi pernyataan negatif yang berkembang sejak lama didalam lingkup seniman kontemporer tersebut.

Franki Raden sebagai seorang etnomusikolog menjelaskan bahwa pemikiran seperti itu adalah pemikiran yang sempit dan justru seharusnya musik tradisional daerah termasuk musik bambu Sunda bergerak mengikuti perubahan yang ada tanpa meninggalkan esensi yang dikandungnya.

Pernyataan etnomusikolog yang memperoleh gelar doktor dari sebuah universitas di Amerika Serikat ini seolah menegaskan bahwa perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat adalah hal yang yang memang seharusnya terjadi. Ia pun menambahkan bahwa yang dapat melakukan perubahan tersebut adalah manusia-manusia yang ada di dalam lingkungan dimana musik itu berkembang (local genius).

Pernyataan serupa juga dilontarkan oleh Ismet Ruchimat, S.Sn, M.Hum, Staff pengajar Jurusan karawitan STSI Bandung. “Kekhawatiran tersebut sebenarnya tidak harus ada selama masih ada yang mengebadi kepada seni tradisi terlepas dari seni itu sebagai suatu hiburan ataupun ritual. Tradisi itu berkembang dan berjalan beriringan dengan manusia. Kata tradisi yang ada dibenak manusia kebanyakan adalah tradisi yang lampau, yang konservatif dan sudah perlu di konservasi”.

Cara mempertahankan musik bambu yang dilakukan oleh kelompok-kelompok musik seperti Galengan, Samba Sunda dan lainnya ini merupakan pengenalan kembali musik bambu kepada masyarakat melalui media yang beragam.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh para seniman ini seolah-olah mengetuk kesadaran masyarakat akan musik bambu Sunda “lewat pintu belakang”. Masyarakat tidak dihadapkan pada alunan musik Sunda buhun tapi secara tidak sadar mereka diperkenalkan dengan suara-suara musik bambu lewat lagu-lagu yang lebih populer.

Awalnya masyarakat mungkin hanya akan terkejut dengan kemampuan musik bambu yang bergabung dengan jenis musik lainnya. Setelah melewati tahap ini maka masyarakat pun akan berlanjut ke tahap mencari informasi lebih tentang musik bambu tersebut hingga nantinya ia akan mencoba terjun langsung pada musik tersebut.

Kesuksesan menyisipkan musik bambu ditengah-tengah jenis musik lain terbukti telah mampu mengembalikan nyawa musik bambu itu sendiri. Kini sedikit demi sedikit anak muda khususnya di Kota Bandung mulai banyak yang dengan bangga membawa alat-alat musik bambu dalam kegiatannya sehari-hari. Misalnya saat ke kampus hingga berkumpul bersama teman-teman seperti yang dilakukan di Ruang Terbuka Publik Common Room yang terletak di Jl. Kyai Gede Utama No.8, Bandung Ini.

Sisi akademis pun ikut tersentuh. Mulai banyak anak-anak muda yang tertarik secara mendalam mengenai musik tradisional. Seperti yang terjadi di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung, sekolah tinggi ini pernah hingga kewalahan menerima calon mahasiswa yang ingin menimba ilmu mengenai seni musik (karawitan).

Selain pesona musik bambu itu sendiri, kesuksesan-kesuksesan yang ditorehkan oleh kelompok-kelompok musik yang mencoba membangkitkan kembali musik bambu ini secara tidak langsung menggiring para pemusik tradisional untuk membuat musik mereka lebih modern dan membuat para musisi mainstream memasukan unsur etnik kedalam musik mereka.

Contoh kesuksesan kelompok kolaborasi musik bambu adalah saat kelompok musik Punklung dengan percaya diri tampil membawakan musik mereka di depan para pejabat negara seperti jajaran pemerintah provinsi hingga mantan wakil presiden, Jusuf Kalla.

Contoh lainnya adalah saat Sambasunda menggoyang Queen Elisabeth Hall, London. Kelompok musik yang salah satu albumnya bertajuk “We Play, We Live, We Eat With Bamboo” ini harus menunggu lima tahun untuk membuat suguhan World Music dengan memasukan unsur masuk bambu Sunda didepan khalayak negeri Pangeran Williams tersebut.

Kini, musik bambu tak hanya menjadi musik yang dimainkan di sawah atau di desa. Beragam acara dan gelaran telah dilangsungkan untuk mengangkat eksistensinya. Mulai dari sekedar pengisi hiburan di pusat perbelanjaan hingga gelaran khusus bernama Festival Bambu Nusantara menjadikan musik bambu Sunda hadir kembali di tengah-tengah masyarakat secara luas.

(Tamat.)

Sumber : dari berbagai sumber (sabar ya, nanti saya kasih tau tapi kalau semua udah selesai...)

*) Tulisan ini merupakan satu dari empat yang membentuk sebuah tema besar bertajuk "Menduniakan Musik Bambu Sunda". Tulisan berjudul "Dari Sawah Menuju Panggung Gemerlap" ini saya bagi menjadi 3 Sub-bagian yaitu : (1) Bambu di Sawah, (2) Bergeser, (3) Dari Tarling hingga World Music (4) Berubah Demi Mempertahankan

Dari Sawah menuju Panggung Gemerlap : 3

Dari Tarling Hingga World Music

Saat ini percampuran antara unsur timur dan barat sering kali muncul saat musik bambu tampil diatas panggung. Mulai bermunculan grup musik yang mengolaborasikan musik bambu dengan musik yang diusungnya seperti Pop, Jazz, Punk hingga aliran baru yang dinamakan World Music.

Aliran yang muncul dari perpaduan musik barat dan timur atau musik tradisional dan kekinian sering disebut sebagai musik kontemporer. Musik ini memiliki cita rasa etnik yang kental namun terdengar lebih dinamis.

Pencampuran jenis musik ini sebenarnya telah terjadi sejak setengah abad yang lalu. Tarling, sebuah kesenian yang berasal dari Cirebon yang namanya merupakan gabungan dari dua alat musik yanga dan didalamnya yaitu gitar dengan suling.

Tidak ada yang mengetahui kapan Tarling lahir namun seni Tarling cukup berkembang pada tahun 1950-an. Musik tarling tidak hanya terdiri dari alat gitar dan suling tapi terdapat juga sebagian peralatan gamelan seperti saron, perkusi dan gong.

Hadirnya Tarling ditengah masyarakat Sunda pesisir memberikan warna baru dalam dunia musik. Tarling sukses mengawinkan unsur barat (gitar akustik-elektrik) dengan unsur timur (suling) dan mengukuhkan dirinya sebagai bagian dari budaya masyarakat Sunda pesisir.

Kebudayaaan Indonesia banyak dipengaruhi oleh budaya asing yang masuk sejak puluhan bahkan ratusan tahun silam. Kebudayaan Arab, Cina, India, Jepang, Amerika hingga Eropa ikut membangun budaya yang ada di negeri ini termasuk dibidang musik.

“Seperti yang terjadi pada kehidupan social manusia yang senang mengombinasikan unsur asing dalam kehidupannya, musik juga dapat di kombinasikan dan bukan tak mungkin ini menjadi suatu bagian dan warna baru di masyarakat” ujar Profesor nyentrik ini.

Dalam dunia musik kini mulai bermunculan kembali “perkawinan silang” antara musik barat dan timur dengan maksud-maksud tertentu. Musik bambu sebagai bagian dari dunia musik ikut terbawa dalam fenomena ini.

Perkawinan beberapa jenis musik dengan musik bambu Sunda memunculkan nama-nama seperti Giri Karenceng, Komunitas Asal sada, Galengan, Punklung, Karinding Attack, Trah dan beberapa nama lainnya yang meramaikan pentas musik bambu di Jawa Barat.

Istilah World Music hadir mendampingi perubahan format pada beberapa musik tradisional daerah di Nusantara. World Music lebih cenderung dikenal dengan musik kontemporer yang menyajikan percampuran beberapa jenis musik yang dapat didengar masyarakat dari belahan dunia manapun.

Ragam jenis Musik bambu yang ada di tatar Sunda terdiri dari sekitar 370 jenis yang dapat beranak-pinak hingga dapat berjumlah ribuan. Jumlah yag banyak ini dapat memberikan warna terhadap musik bambu sebagai suatu kesenian di berbagai daerah.

Saat ini warna baru disuguhkan oleh beberapa kelompok musik yang bermunculan memasukan elemen bambu pada musik musik barat yang dianggap kekinian ataupun musik non-tradisi Sunda lainnya.

Kelompok Musik Punklung adalah salah satu yang namanya cukup berkibar. Mereka menggunakan medium Calung dalam membawakan lagu-lagu bergenre punk disetiap penampilannya. Lagu-lagu tentang perjuangan kaum marjinal dan kritik sosial mereka hadirkan dengan musikalitas Punk dengan unsur musik bambu yang kental.

Galengan tampil sebagai kelompok musik yang hampir seluruh elemennya terdiri dari bambu. Mereka menggunakan alat-alat musik bambu mulai dari yang dianggap sudah punah hingga yang mainstream seperti Angklung. Mereka menyatukan berbagai nada baik pentanonis Salendro maupun diatonis kromatik dalam lagu-lagu yang popular didengar masyarakat kini.

Kelompok musik lainnya adalah Trah yang menggabungkan unsur musik elektrik dengan musik tradisi Sunda. Begitu juga dengan Utun dan kawan-kawan dalam Karinding Attack yang mengolaborasikan alat musik purba tersebut dengan berbagai kelompok musik mulai dari pop hingga metal underground.

Selain yang muncul dengan mencampurkan musik barat ada juga yang mencampurkannya dengan musik tradisional dan gaya permainan dari wilayah nusantara lainnya seperti yang dilakukan oleh kelompok musik Saratus Persen yang menyatukan unsur Sunda dengan Bali.

Walalupun banyak yang mengolaborasikan dengan musik-musik luar masih ada kelompok musik yang memainkan lagu-lagu Sunda Buhun dengan alat musik bambunya. Mereka mengakali keterbatasan yang ada dengan mengaransemen ulang lagu-lagu Sunda buhun seperti yang dilakukan oleh Komunitas Asal Sada.

Berbagai jenis aliran musik dan lagu yang ditawarkan oleh kelompok-kelompok musik tersebut menjadi ciri khas masing-masing. Ada satu yang tetap mengikat mereka yaitu penggunaan unsur musik bambu tradisional yang tetap digunakannya.

(bersambung... Berubah Demi Mempertahankan)

Sumber : dari berbagai sumber (sabar ya, nanti saya kasih tau tapi kalau semua udah selesai...)

*) Tulisan ini merupakan satu dari empat yang membentuk sebuah tema besar bertajuk "Menduniakan Musik Bambu Sunda". Tulisan berjudul "Dari Sawah Menuju Panggung Gemerlap" ini saya bagi menjadi 3 Sub-bagian yaitu : (1) Bambu di Sawah, (2) Bergeser, (3) Dari Tarling hingga World Music (4) Berubah Demi Mempertahankan


Selasa, 14 September 2010

Dari Sawah menuju Panggung Gemerlap : 2

Bergeser

Penggunaan musik bambu pada beberapa abad yang lalu memang terkesan sederhana. Musik bambu dipakai dalam kehidupan sehari-hari mereka, dari media merayu, pengusir hama hingga naik statusnya menjadi musik pengiring ritual kepercayaan.

Saat posisinya sederhana, musik bambu memang belum teratur pada nada-nada seperti sekarang ini. Alat musik bambu hanya mengeluarkan suara-suara absurd yang dapat menarik perhatian atau malah mengganggu.

Pada perkembangan selanjutnya musik bambu “naik kasta” sebagai sebuah musik pengiring ritual kepercayaan. Pada fase ini musik bambu sudah mengenal nada-nada sederhana dengan ketukan yang jelas.

Dalam perkembangannya sebagai musik yang sakral, musik bambu dimainkan dengan
mengkolaborasikan alat musik “purba” tanpa nada dan alat musik yang sudah bernada lokal. Musik bambu dalam cakupan ritual tidak dapat dimainkan oleh semua orang di sembarang waktu. Terdapat tatacara khusus dalam memainkannya hal ini terkait dengan fungsinya.

Perkembangan terus berlanjut hingga musik bambu dijadikan suatu hiburan yang dapat dinikmati oleh masyarakat atau yang nantinya disebut dengan seni tradisi. Pada masa ini tercipta pula aturan berlaku dalam memainkan musik bambu di masyarakat atau yang dikenal dengan istilah pakem.

Secara rasional timbulnya aturan-aturan dalam seni tradisi dipengaruhi oleh dua hal. Pertama, karena benar-benar merupakan titik puncak garapan yang mantap pada waktu itu. Sedangkan yang kedua karena dipengaruhi situasi “kraton-sentris” (Johanes Mardimin: Jangan Tangisi Tradisi).

Dari pernyataan Mardimin dapat dilihat bahawa pakem yang ada merupakan permainan (yang dianggap) terbaik saat musik tersebut tengah hadir di masyarakat dan disetujui oleh yang berkuasa (kraton) ditempat ia berkembang.

Pada saat ini musik bambu masih menjadi sarana hiburan dan di beberapa daerah masih pula
digunakan untuk pengiring upacara ritual. Dalam dunia hiburan pakem-pakem musik bambu perlahan-lahan mulai bergeser bahkan tidak jarang seniman yang berkarya keluar dari pakem yang ada setelah perpuluh-puluh tahun. Mereka mencampurkan tradisi yang telah ada berabad-abad dengan unsur baru yang masuk dari mancanegara.

Sebagai bagian dari suatu budaya dan tradisi mayarakat, musik bambu ikut bergeser dengan perkembangan masyarakat yang ada. Mulai keluarnya para seniman dari pakem-pakem yang telah ada menandakan tradisi juga bergerak.

Prof. Dr, Raden Franki. S. Notosoedirdjo, atau yang lebih dikenal dengan Franki Raden ini mengatakan bahwa seni dan budaya bukanlah “barang” yang mati. Dia bergerak dipengaruhi banyak faktor yaitu politik, ekonomi, teknologi dan banyak lainnya seperti manusia berkembang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.

Pernyataan Guru Besar Institut Kesenian Jakarta tersebut menegaskan bahwa seni dan budaya berkembang dan hidup beriringan dengan manusia begitu juga dengan musik bambu. Jika dikaitkan dengan pakem yang telah ada maka dengan seiring perubahannya akan ada pakem yang berubah dan menjelema menjadi pakem baru kerena faktor manusianya.


Sumber : nantikan di akhir kumpulan tulisan ini...

*) Tulisan ini merupakan satu dari empat yang membentuk sebuah tema besar bertajuk "Menduniakan Musik Bambu Sunda". Tulisan berjudul "Dari Sawah Menuju Panggung Gemerlap" ini saya bagi menjadi 3 Sub-bagian yaitu : (1) Bambu di Sawah, (2) Bergeser, (3) Dari Tarling hingga World Music (4) Berubah Demi Mempertahankan

Dari Sawah menuju Panggung Gemerlap : 1

Bambu di Sawah

Bambu merupakan elemen yang sering hadir dalam kehidupan masyarakat. Bambu hadir dalam berbagai bentuk mulai dari alat rumah tangga hingga alat musik. Bambu hadir di berbagai kegiatan manusia mulai dari keseharian hingga kegiatan ritual.

Bambu sebagai alat musik sudah ada sejak lebih dari tiga ratus tahun yang lalu sejak nada belum ditemukan. Salah satu embrio alat musik bambu adalah Karinding yang sempat dianggap telah hilang dari muka bumi ini.

Ada berbagai cerita tentang penggunaan Karinding. Yang paling banyak beredar adalah musik Karinding sebagai media penyampai perasaan (hubungan pria-wanita) dan Karinding sebagai “teman” petani mengusir hama.

Kehidupan lainnya tentang keberadaan bambu dalam tatanan pertanian, bahwa dikala padi sedang menguning muda-mudi seharian berada disawah untuk menghalau burung dengan menggunakan Kokoprak yang terbuat dari bambu.

Ujung tali Kokoprak diikatkan pada tiang anggon (dangau). Untuk lebih meramaikan ada pula Sondari yaitu batang bambu yang ditanamkan ketanah dengan ujung atas dibuat lubang, bila angin melewati lubang tersebut maka akan menimbulkan suara. (Abun Somawijaya Dkk: Khasanah Musik Bambu)

Alat-alat musik Sunda pertama kali dibuat dengan media bambu dan tanpa nada. Alat musik tersebut berkembang menjadi alat musik baru yang akhirnya mempunyai nada dalam tataran pentatonik lokal yang di tatar Sunda biasa disebut Salendro (da-mi-na-ti-la).

Calung adalah salah satu alat musik yang berkembang. Calung merupakan embrio dari Angklung. Terdiri dari tabung-tabung ruas bambu yang disusun menurut tangga nada Salendro. Meskipun ini adalah prototype dari Angklung, Calung dimainkan dengan cara dipukul bukan digoyang seperti “adiknya”.

Alat-alat musik Sunda kuno biasanya mempunyai kegunaan awal yang berkaitan dengan kegiatan manusia baik kegiatan sehari-hari maupun kegiatan spiritual keagamaan dan kepercayaan.

Upacara-upacara pengagungan terhadap Dewi Sri atau Nyi Pohaci merupakan upacara yang biasanya diiringi oleh musik bambu. Calung Rantay Banjaran, Calung Tarawangsa, Angklung Buhun Baduy merupakan sedikit dari sekian banyak musik bambu yang dipakai dalam upacara ritual.

Upacara ritual yang dilakukan masyarakat buhun biasanya terdiri dari
beberapa urutan dimulai dari Nurunkeun Binih (mengeluarkan padi), Ngarak Binih (mengantar benih), Ngaseuk (upacara penanaman padi) hingga panen. Walaupun dibeberapa daerah mempunyai nama yang berbeda namun umumnya upacara yang berlangsung tidak terlalu berbeda.

Kini seiring perubahan zaman banyak fungsi musik bambu yang sudah tidak digunakan lagi karena bergesernya tradisi yang berkembang dimasyarakat sehingga peran musik bambu pun bergeser menjadi sebuah gelaran hiburan.

Salah satu daerah yang masih berusaha mempertahankan angklung sebagai alat ritual adalah desa adat Cisungsang yang terletak di Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi. Angklung Buhun digunakan mengiringi perjalanan padi dari sawah hingga ke leuit (lumbung).

(Bersambung... Bergeser)

Sumber : akan saya link nanti :D
Foto : datasunda, dok.pribadi

*) Tulisan ini merupakan satu dari empat yang membentuk sebuah tema besar bertajuk "Menduniakan Musik Bambu Sunda". Tulisan berjudul "Dari Sawah Menuju Panggung Gemerlap" ini saya bagi menjadi 3 Sub-bagian yaitu : (1) Bambu di Sawah, (2) Bergeser, (3) Dari Tarling hingga World Music, (4) berubah Demi Mempertahankan




Senin, 13 September 2010

Menduniakan Musik Bambu Sunda

Bamboo is not a weed, it's a flowering plant. Bamboo is a magnificent plant.


Bambu mempunyai banyak nama diberbagai belahan dunia. Dalam Bahasa Sunda bambu disebut awi, dipanggil pring dalam Bahasa Jawa dan buluh dalam Bahasa Batak. Diluar negeri bambu juga mempunyai banyak nama seperti chu di China dan take di Jepang serta berbagai nama lainnya.

Bambu adalah salah satu tanaman yang sangat dekat dengan masyarakat. Di Indonesia khususnya di tatar Sunda, bambu menjadi tanaman yang selalu mengikuti kehidupan manusia. Sebagai rumah, salat rumah tangga, alat upacara hingga menjadi pelipur lara dengan suara yang dihasilkannya.

Bambu sebagai sebuah medium penghasil suara menjadikan bambu muncul sebagai alat musik dengan berbagai fungsinya. Musik bambu dalam masyarakat Sunda (yang nantinya akan kita kenal dengan musik bambu Sunda) menempati berbagai posisi dala kehidupan dan mengalami fase-fase kehidupan layaknya masyarakat itu sendiri.

Berawal dari pentas di sawah musik bambu berkelana hingga dapat tampil di muka khalayak manca negara seperti nasibnya yang mampu menggoyang bule di Queen Elizabeth Hall, London. Hal ini tentunya tidak terlepas dari kekuatan musik bambu untuk beradaptasi dengan musik lainnya sehingga dapat didengar oleh banyak telinga.

Kekuatan adaptasi musik bambu bukan hanya terbatas pada adaptasi terhadap musik-musik yang disebut kekinian. Musik bambu juga beradaptasi dengan bentuk dan teknologi. Kini masyarakat musik menganal istilah audio dan visual dalam penggambaran musik bambu, mereka lahir dari perpaduan teknologi dan kecintaan pada budaya tradisional.

Lagu boleh berbeda, jenis musik boleh tak sama namun musik bambu Sunda memiliki filosofi yang sama yaitu kepercayaan pada alam dan kehidupan. Angka 3 merupakan angka yang membangun musik bambu yang kita kenal. Hingga kini filosofi tersebut masih dipertahankan dengan nilai-nilai kajian didalamnya.

Musik bambu Sunda hidup seperti musik seni tradisi di daerah lainnya. Ia pernah di anggap sesuatu yang sacral, pernah juga dianggap sebagai sesautu yang membahayakan sehingga harus di bungkam namun kini ia bertransformasi dan beradaptasi dengan perkembangan zaman menjadi sesuatu yang patut dibanggakan.

Ya, apapun bentuknya musik bambu Sunda adalah bagian dari masyarakat Sunda itu sendiri. Seni, tradisi, kebudayaan dan manusia mempunyai hubungan yang tidak terpisahkan, mereka tak akan mati tapi terus berkembang dan berubah hingga mendunia. Karena tradisi bukan benda mati tapi wahana ekspresi, kreasi dan jati diri.


*) "Menduniakan Musik Bambu Sunda" merupakan judul besar sekaligus pembukadari kumpulan tulisan (semoga saja) mendalam yang saya buat. Tulisan hanya secuil tentang betapa istimewanya alunan suara yang bersal dari rumput raksasa itu.

Judul-Judul Tulisan dalam kumpulan "Menduniakan Musik Bambu Sunda"

- Dari Sawah menuju Panggung Gemerlap

- Antara Kehidupan dan Angka 3

- Antara Yang Nyata dan Khayal

- Kemampuan Adaptasi Musik Bambu


Sumber : Wawancara dan beberapa sumber buku dan internet yang akan saya publish nanati (maklum banyak bangeeeet) - Foto : bambooandtikis.com, dok pribadi

Selasa, 07 September 2010

Proses Komunikasi dalam Beberapa Perpektif

Setelah lama saya ngulik-ngulik komputer akhirnya saya menemukan banyak sekali bahan kuliah saya yang terendap selama beberapa abad tanpa jelas gunanya kemudia hari maka saya putuskan lah untuk sedikit berbagi dengan beberapa kawan yang berkenan membacanya...

Ini bukan maksud saya pamer tugas maupun berdalih memberikan contekan loooh tapi ya... siapa tau aja berguna hehehe...

Kalau gitu mari kita mulai dengan Proses Komunikasi...

1.Proses Komunikasi dalam Perspektif Psikologis
Proses komunikasi pada perspektif ini terjadi pada diri komunikator dan komunikan. Ketika seorang komunikator berniat menyampaikan suatu pesan kepada komunikan, maka dalam dirinya terjadi suatu proses yang disebut encoding. Disisi komunikan proses yang ada dalam dirinya disebut decoding seumpama encoding adalah proses mengemas pesan dalam diri komunikator, decoding adalah proses membuka pesan dalam diri komunikan. Apabila komunikan mengerti isi pesan dari komunikator maka komunikasi akan berjalan dengan baik namun bila komunikan tidak mengerti isi pesan dari komunikator maka komunikasi tidak akan terjadi.

2.Proses Komunikasi dalam Perpektif Mekanistis

Proses ini berlangsung ketika komunikator mengoperkan atau melemparkan pesan secara lisan maupun tulisan. Penangkapan pesan dari komunikator oleh komunikan dilakukan dengan indera telinga, mata atua indera lainnya
Proses komunikasi dalam perpektif ini cukup kompleks karena bersifat situasiolah atau bergantung pada situasi. Ada komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi yang mempunyai komunikan satu orang saja. Komunikasi yang komunkannya sekelompok disebut komunikasi kelompok tapi ada pula komunikasi yang komunikannya banyak dan tersebar sehingga memerlukan suatu sarana atau media maka komunikasi ini disebut komunikasi massa. Komunikasi dalam perpektif ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa klasifikasi.

a. Proses Komunikasi secara Primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu lambang sebagai media atau saluran. Biasanya lambing berbentuk bahasa namun terkadang lambing yang dipergunakan berupa gerak anggota tubuh, gambar, warna dan sebagainya.
Lambang-lambang yang berupa bahasa disebut lambang verbal, komunikasi paling sering menggunakan lambing verbal, karena hanya bahasa yang mampu mengungkapkan pikiran komunikator dalam berbagai bentuk. Lambing verbal ini dapat berbentuk uapan langsung dari komunokator (lisan) maupun melalui tulisan sang komunikator.
Lambang-lambang nirverbal atau nin verbal merupakan lambing yang digunakan dalam komunikasi yang bukan bahasa misalnya secara isyarat dengan anggota tubuh, benda disekitar, lambang warna, gambar dan lainnya

b. Proses Komunikasi secara Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan media atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambing sebagai media pertama
Komunikator menggunakan proses ini dengan alasan komunkannya banyak, tersebar maupun jauh tempatnya. Jika komunikannya jauh dapat menggunakan surat atau telepon, jika komunikannya banyak dapat digunakan pengras suara dan apabila komunikannya jauh dan banyak maka digunakan media seperti televise, radio maupun suratkabar. Saat ini komunikasi sekunder ini telah didukung oleh berbagai macam teknologi yang membuat komunikasi ini berjalan lebih lancar dan efisien.

c. Proses Komunikasi secara Linear
Linear berarti lurus jadi proses linear dalam konteks komunikasi adalah proses secara linearadalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal. Komunikasi linear berlangsung baik dlam situasi tatap muka maupun situasi komunikasi bermedia, namun komunikasi secara linear umumnya berlangsung pada komunikasi melalui media komunikasi kecuali malalui telepon karena pada telepon hanya terjadi Tanya jawab dalam bentuk percakapan.

d. Proses Komunikasi secara Sirkular
Secara harafiah sirkular berarti bulat atau lingkaran. Dalam konteks komunikasi yang dimaksudkan dengan proses secara sirkular itu adalah terjadinya feedback atau umpan balik yaitu terjadinya arus dari komunokan ke komunkator. Oleh karena itu adakalanya feedback tersebut adalah respon atau tanggapan komunikan terhadap pesan yang ia terima dari komunikator

Yeaaah ini saya ambil dari salah satu tugas saya di Semester 1 pada mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi, sayangnya saya waktu itu lupa menampilkan sumber dari mana hehehe... mari kita belajar lagi...