Selasa, 04 Desember 2012

Ngubek Jakarta : Karilam Gang Gloria yang Super!!!



Apa yang terlintas dipikiran kalau mendengar kata Kari?? pasti mengarah ke india atau daerah timur tengah. lalu gimana kalau saya cerita tentang salah satu makanan favorit saya di pecinan adalah kari, ya namanya adalah kailam.

Ada yang bilang karilam berbeda dengan kari atau karee tapi buat saya sama-sama bertabur rempah. oke, emang sih rempah di karilam berbeda dengan kari timur tengah soalnya bagi saya yang nggak suka rempah yang menyengat kari lam ini cukup enteng dan masuk banget.

Seperti yang saya pernah cerita di "Petualangan di Gang Gloria" karilam ini berada di ujung gang gloria. Oh iya, Karilam yang dijual disini terdiri dari dua varian yaitu ayam dan sapi jadi bisa sedikit tenang lah ya makannya hehehe... 

Untuk varian ayam yang dipakai (tampaknya) adalah ayam kampung. sedikit spekulatif sih tapi soalnya pas saya minta banyak tulang eh ternyata tulangnya keras banget dan nggak bisa dikuntah selayaknya tulang ayam di fast food. Nah karena itu lah muncul hipotesis (tsah gaya bet bahasanya) tentang jenis ayam yang dipake kalau nggak ayam kampung yah ayam pejantan tapi meskipun yang itu masih nebak-nebak tapi rasanyasih udah pasti.. pasti enyaaaak..

Varian lain adalah karilam sapi. Jujurn nih yah karena saya nggak ngarti masalah dunia persapian maka analisis saya mengenai karilam varian ini adalah ENAK! lha? yah karena enak beneran hehehe... dagingnya itu loh berlimpah dan dikit banget gajih-nya bahkan tampaknya hampir semua daging. Pool banget kan?

Kalau hidup aja butuh pendamping makan karilam pun butuh pendamping saat dimakan (hallaaah) kenapa? alesannya cuma satu, biar kenyang! pendamping ini adalah nasi dan misoa. Msoa itu semacam mie tapi tipis yah lebih besar dari bihun lah dan bahan dasarnya terigu. Kalau makan pakai misoa karilam langsung disiram di atasnya dan disajikan di mangkok super besar sedangkan kalau disajikan dengan nasi maka karilam disajikan secara terpisah.

Masalah harga? siap-siap merogoh kantong yah, karena satu porsi karilam dan pendampingnya harus ditebus dengan 23 ribu rupiah jadi siapin aja 25 ribu biar ada sisanya hehehe... tapi nih tips dari saya supaya sedikit ngirit adalah kalau kesana lebih baik berdua jangan sendiri jadi beli aja karilam satu porsi terus tinggal nambah nasi satu lagi deh hehehe.. soalnya ini porsinya seriusan gawat banget (saya aja makannya sampai capek :p).

Oke, jadi gimana? masih penasaran sebesar apa porsi karilam? ya udah yuk langsung kita meluncur...

Ngubek Jakarta : Lost in Pecinan-Glodok


Ingin merasakan serunya negeri tiongkok? apalagi jajanannya? hmmm nggak usah jauh-jauh karena di Jakarta pun kita bisa bergaya macam di tiongkok sana... apa sih yang nggak ada di Jakarta? Oke kemana kita? pastinya ke daerah pecinan atau china townnya Jakarta yaitu kawasan Glodok.

kali ini saya dan teman-teman akan menyusuri gang-gang kecil di pasar glodok. Taukah kalau ternyata di gang-gang tersebut banyak sekali lah seru dan makanan enak? ada wotie dan banyak jajanan lain. buat yang suka masak bisa juga belanja keperluan dan bahan masakan di toko-toko yang ada disana. yuk mari kita berangkat...

Sudah siap? weits coba cek dulu tips capruk dari saya sebelum kita mengembara ke pecinan Glodok.

Tips jalan-jalan ke pecinan ala Ucha
  • Gunakan pakaian yang nyaman misalnya kaos dan celana pendek karena ini bukan mall sob! jadi siap-siap aja sedikit berkeringat
  • No Heels! sekali lagi ini bukan mall tapi pasar dan kemungkinan besar kita akan jalan kaki menyusuri gang-gang senggol
  • Jangan lupa deodoran! keringet boleh ngucur tapi nggak dengan bau badan.
  • Bawa uang secukupnya, cukup untuk makan wo tie, cukup untuk beli kue, untuk belanja barang-barang unik pokonya secukupnya ya :P
Sudah siap? mari kita mulai dari video... baru kita brangkat :) 




Minggu, 02 Desember 2012

Lembut-Renyah Wotie ala Pasar Glodok


Sekilas makanan ini mirip dengan Gyoza yang berasal dari Jepang, juga hampir serupa dengan Suie Kiaw alias pangsit basah yang biasa kita temukan. Weits, ini serupa tapi tak sama, memang beda tapi sama-sama enak. hehehe...

Nggak perlu jauh-jauh ke negeri tiongkok untuk makan makanan enak ini karena di Jakarta pun ada lho... Warung Wotie ada beberapa di Jakarta, biasanya di kawasan pecinan atau perumahan orang-orang keturunan tiongkok, maklum makanan ini memang berasal dari negeri tiongkok sana. Kali ini saya mencoba wotie di kawasan Petak 9, Glodok Jakarta.

Awalnya saat teman mengucapkan kata "wotie" yang saya tangkap adalah kuetiaw hahaha.. maklum namanya asing buat saya. Oke, akhirnya saya mengikuti dia masuk ke gang kecil di seberang gang gloria.

Menyusuri gang-gang kecil mungkin menjadi satu dari sekian banyak hobi saya, berbekal dengan prinsip nggak masuk gang makan nggak akan menemukan makanan enak maka saya memutuskan untuk "ngubek" gang-gang kecil dikawasan pasar Glodok dan benar saja saya dipertemukan dengan masakan unik ini lewat perantara seorang teman (#tsah).

Warung Wotie disini agak tertutupi oleh toko-toko dan meja-meja penjual makanan jadi harus jeli melihatnya. Oh iya disini nggak cuma jual wotie tapi juga menjual suie kiaw alias pangsit rebus, maklum aja adonannya emang sama

Seperti yang saya bilang di awal, saya kira ini adalah gyoza tapi ternyata sedikit berbeda. Ngomongin tekstur, wotie ini agak unik karena bagian bawahnya agak krunchy tapi bagian atasnya lembut banget. Nah lho semacam labil dia.

Ternyata komposisi garing dan lembut itu berasal dari cara memasaknya yang juga unik. Wotie dimasak dengan cara setengah digoreng, jadi yang terendam minyak hanya bagian bawahnya sedangkan bagian atasnya akan matang dengan uap air yang ada karena (kalau nggak salah) nantinya minyak akan diber percikan air kemudia ditutup tapat. Oh iya ketika digoreng, Wotie disusun sedemikian rupa secara padat didalam penggorengan yang mirip dengan loyang untuk martabak manis.

Hmm.. soal rasa? jangan ditanya kalau kulitnya aja enak apalagi isiannya.Isi Wotie adalah daging cincang yang dicampur dengan pe cai, bawang merah dan bawang putih.

Di warung Wotie yang saya kunjungi ini kita bisa liat pembuatan makanan enak ini, setidaknya dari menggiling kulit, memasukan isian sampai menggoreng. Karena menggoreng nya sekali banyak maka kita nggak perlu menunggu lama menunggu dari saat memesan hingga makanan datang.

Yang uniknya lagi, wotie dimakan dengan sederetan saus pendamping yang harus diracik sendiri dari bawang putih segar yang dicincang, kecap asin, cuka hitam dan minyak wijen. Buat yang mau menambahkan sensasi pedas disediakan saos sambel, sambel ulek dari cabai segar atau bisa juga minta merica bubuk.

Nah kalau sausnya udah diracik dan wotienya udah datang maka mari kita makan :)

Masih penasaran? silakan intip videonya



Rabu, 28 November 2012

Petualangan di Gang Gloria

Selamat Pagi! itu lah yang saya ucapkan saat menyambangi Gang Gloria. Mengapa Selamat Pagi? mungkin banyak orang yang bertanya. Ya, karena untuk mampir ke kawasan ini memang lebih enjoy di pagi hari atau tepatnya diwaktu-waktu sarapan orang normal hehehe.... dan yang pasti Jakarta lebih enjoy dipagi hari :)

Gang Gloria sebetulnya masih masuk ke kawasan pecinan Jakarta, letaknya di sekitaran Glodok atau lebih tepatnya diantara Glodok dengan Museum Bank Mandiri. Jangan bayangkan gang besar seperti tempat makan pecinan diluar negeri, Gang Gloria hanyalah gang senggol dengan deretan penjual makanan dari ujung ke ujung. Oh iya nama barunya dari gang ini adalah "Jalan Pintu Besar Selatan III" jadi kalau mau google map jangan gang gloria yah curiga nggak bakalan ada.

Oke, mari kita memulai perjalanan ini (#tsah macam petualang beneran aja). Kalau kita masuk dari arah Glodok atau Jalan Pancoran maka kita akan disambut dengan penjual manisan dan permen dari negeri Tiongkok. Deretan cokelat, permen dam manisan ini cukup menggugah selera untuk dicicipi ada cokelat koin atau permen susu yang menggiurkan.

Masuk sedikit kita akan "diserbu" oleh para pedagang bakmi, bakso dan pangsit juga tak lupa nasi campur. Untuk kamu yang suka makanan non-halal deretan ini bisa jadi surga kuliner sedangkan untuk kamu yang muslim tampaknya harus pilih-pilih nih dan menahan diri tergiur bakso goreng ekstra besar atau pangsit yang renyah. Tapi tenang aja masih banyak makanan halal lain yang bisa kamu coba dan jangan lupa Bismillah yah :)

Menyeruput Es Kopi
Nggak jauh dari situ, tepatnya disebelah kanan ada kedai kopi Tak Kie. Pintu masuk tempat makan ini agak tertutup lantaran deretan penjual sekba, bektim maupun Pi-oh yang mangkal dengan manis didepannya. Kedai Kopi ini bisa dibilang legendanya Gang Gloria lho dan udah ada sejak jaman dulu kala (aslinya lupa dari tahun berapa). Disini kita bisa makan bubur, pangsit, mie ayam dan banyak makanan lainnya termasuk bacang dan kue cangn. Mampir ke Tak Kie nggak lengkap kalau nggak nyobain Es Kopi alias "Kopi Us" (menurut foto lama yang terpajang di tembil). Meni kopinya nggak macem-macem cuma es kopi item dan es kopi susu yang bisa kamu tebus nggak sapai 15 ribu pergelas. Hmm.. Cukup mahal sih kesannya tapi rasanya itu lho maknyooos dan pastinya jauh lebih murah dari gerai kopi didalem mall itu kan?

Didepan Tak Kie ada pedagang kue.. hmm.. kue apa yah? saya lupa namanya tapi semacam bakpia berikuran super besar. Kue tersebut dijajakan dengan beraneka macam rasa mulai dari coklat, keju, durian hingga tjempedak iya cempedak harganya bermacam-macam standarnya sih 15 ribu untuk satu kue.

Bergeser sedikit kita akan disambut dengan pedagang Sekba dan Bektim juga pedagang Pi-oh. Sebeneranya makanan apakah mereka? Menurut teman saya dan blog walking yang saya lakukan, Sekba dan bektim adalah jeroan babi (iya, semacam usus dan kawanannya) yang diolah dengan rempah dan disajikan seperti semur. Ada beberapa orang yang bilang sekba dan bektim itu berbeda tapi saya sendiri belum tau bedanya apa hehehe... Kalau Pi-oh itu adalah masakan dengan bahan utama daging labi-labi alias bulus, nah lho masakan apa pula ini? jangan tanya saya ya karena saya juga belum mencobanya hehehe... mungkin kita bisa mencoba bersama.

Diujung jalan kalau mentok Gang Gloria ada semacam foodcourt gitu dengan beraneka macam pilihan makanan. Ada yang jualan mie juhi, nasi haimam, pempek, cakwe, aneka bubur manis seperti bubur kacang ijo juga dendeng Singapore. Nah untuk yang dendeng ada beberapa macam ada dendeng yang berbahan dasar daging babi ada juga yang sapi (saya lupa ada dendeng ayam juga apa nggak). Tapi buat saya di foodcourt ini yang jadi juaranya adalah Karilam.


Karilam Gang Gloria
Ada dua pilihan yaitu karilam ayam dan sapi yang disajikan dengan nasi atau misoa. Oh iya, kalau nggak laper banget saya saranin makan Karilam lebih baik semangkok berdua karena porsinya juara banyaknya. Sebagai orang yang nggak suka makan daging ayam buat saya ayam di karilam ini cukup enak lantaran pakai ayam kampung jadi teksturnya nggak lembek banget tapi juga nggak keras kayak karet dan pastinya ayamnya banyak begitu juga dengan daging sapinya, seriusan nggak pelit. Well tapi yah siap-siap aja mengeluarkan 25ribu untuk satu mangkok karilam

Oke, sebenarnya masih banyak jajanan lain yang super enak sepanjang gang ini tapi berhubung belum semua saya coba jadi belum banyak yang bisa saya informasikan hehehe.. Daripada penasaran ada baiknya maru kita langsung meluncur aja deh. Mari kita menikmati Jakarta dari berbagai sudut kota.. ahoooy!


Selasa, 16 Oktober 2012

Ngedate di Museum

Beberapa saat yang lalu seorang kawan"mencolek" saya tentang program Dating On Museum. Sebenarnya program ini bukan memfasilitasi kita untung ngedate di Museum tapi malah mengajak kita untuk menceritakan kesan atau gimana serunya saat kita ngedate di museum. Kata ngedate ini nggak cuma berlaku untuk pacar atau pasangan aja tapi juga bisa adik, kakak atau malah sahabat.

Caranya?

yang harus ada adalah foto kamu ngedate sama pasangan mu (bisa pacar, suami, istri, keluarga, sahabat, teman bahkan kecengan lho) dan didalam foto itu CUMA ada DUA orang aja.. nah namanya juga ngedate. kalau nggak ada foto berdua lantaran susah motonya yah foto satu-satu juga nggak apa tapi dua-duanya yah (nah lho bingung kan?)

Jangan lupa sertakan cerita ngedate mu yang super seru dan informasi tentang museum yang kamu kunjungi biar makin banyak orang yang menjadikan museum sebagai tempat buat ngedate sambil nambah pengetahuan (bukan buat mojok lho... hehehe..).

Nah saya juga udah ikutan lhooo.. (duh malu versi narsis nih) yang mau ngintip curhatan saya nge-date di museum monggo ngintip ke --> dating on museum : Our 1st date

Jumat, 05 Oktober 2012

Last Day, Bangun dari Mimpi

Aneh yah judul yang saya buat? Tapi yah ini adalah hari terakhir saya bekerja di kantor tempat saya 'belajar' selama 2 bulan ini. hahahaha.. belajar? iya belajar bukan bekerja. Sebagai seorang lulusan jurusan jurnalistik dunia periklanan adalah hal baru bagi saya apalagi selama ini saya selalu beredar di dunia media.

Seperti mendapatkan hadiah dari Tuhan saat salah satu petinggi disini menelepon saya untuk melakukan interview (maaf kalau ada beberapa kawan yang menganggap ini terlalu lebay) karena entah mengapa dari awal saya masuk kuliah di Fikom Unpad sebenarnya saya ingin masuk jurusan periklanan dan bekerja di industri iklan yang notabene industri kreatif. Undangan interview pun saya terima dengan jadwal hari lusa setelah saya menerima telepon itu.

Pukul sembilan pagi (kurang sedikit) saya sudah tiba di Taman Meruya PLaza II no 11A, tempat yang absurd bagi saya dan memang ternyata sulit menjangkaunya karena kantor ini 'hanya' berwujud ruko diantara bengkel-bengkel yang ada. Sempat panik karena saya terlambat beberapa menit dari jadwal yang telah ditentukan namun untungnya kantor masih sepi dan saya hanya diterima oleh seorang yang sebut saja Staff General Affair. Tak lama saya menunggu diruang meeting akhirnya Media Manager pun turun, tampangnya agak jutek (maaf yah mas) dan terlihat nggak asik. Sesi wawancara pun dimulai pertanyaan basa-basi sempat terlontar hingga justru sesi wawancara ini menjelema menjadi kelas periklanan dadakan yang dibumbui dengan sedikit debat karena dia sedikit under estimate pada saya. Hingga mencapai pertanyaan :
"Sebenernya ngasih ini ke freshgraduate macam lo ini beresiko, oke gini kasih gue alasan kenapa gue harus nge-hire lo"  
"Lah kan lo bilang, lo udah baca tulisan gue dan lo suka tulisan gue? terus apalagi?" 
*hening* (disini saya mulai deg-degan karena terlalu frontal) 
"hahahaha... bisa aja lo.. boleh-boleh"
Ngga lama dari itu dia keluar, masuk lagi dan menanyakan kapan saya bisa mulai beserta berapa banyak nominal yang saya minta. sempat terjadi tarik ulur diantara kami apalagi saat itu saya belum wisuda dan boro-boro punya ijazah, revisi aja belum >_<' astaga..

Thanks God dia dan manajemen mau mengerti urusan wara-wiri wisuda saya dan akhirnya mencari titik tengah bahwa 1 Agustus adalah tanggal pertama saya masuk kerja (Padahal saya minta pada tanggal 1 September). Ya ini adalah pertama kali saya resmi menjadi karyawan sebuah perusahaan setelah sekian lama saya menjadi pekerja lepas.

Sekarang 5 Oktober menjadi hari terakhir saya disini, menutup hari saya menjadi seorang Online Content Officer yang tadinya saya kira kerjaannya 'cuma' isi web dan ngetweet. Ya, Bos saya pernah bilang kalau perusahaan ini menyerupai kampus atau sekolah karena disini kita semua belajar (apalagi saya) mengenai dunia periklanan. Disini saya belajar bagaimana membuat rencana padahal saya orang yang tanpa rencana hahaha..

"Mas kalau gue bikin tulisan panjang cepet yah? kalau bikin plan lama hehee..." 
"Gini cha, kalau lo bikin tulisan panjang lo cuma liat dari bawah. Sekarang ini lo harus liatnya dari atas, helicopter view gitu lah." 
"eh kok... jadi posisi gue apaan yah?" *dalam hati* 
Ada yang unik dengan dunia pertemanan saya, disini saya diterima sebagai awak divisi media tapi karena keterbatasan ruangan maka saya 'dilempar' ke lantai 3 (lantainya divisi  kreatif). Setiap hari selama dua bulan ini saya menjadi penghuni pojokan lantai 3 dan banyak bergaul dengan teman-teman dari divisi kreatif yang semuanya cowok dan justru tidak terlalu akrab dengan teman-teman dari divisi media itu sendiri. Hahhaaa.. kadang hal ini membuat saya merasa kalau saya adalah anak kratif dan bukan anak media (hmm memang sih penyemangat saya pun ada di kreatif *ampun ah*)

Yah, sekarang tinggal beberapa jam lagi saya menjadi 'buruh periklanan' dan yah mari nikmati beberapa jam ini.

Guru itu Pendidik, Bukan (cuma) Pengajar

Pendidik itu nggak cuma mengajari tapi membentuk karakter
-Yhusanti-


*asli bukan gambar saya*5 Oktober, banyak orang yang lebih mengenal hari ini sebagai hari lahirnya Tentara Nasional Indonesia tapi selain itu hari ini juga diperingati sebagai Hari Guru. Lho kok? bukannya Hari Guru tanggal 25 November? Oke, nggak ada yang salah dengan dua tanggal itu. Hari ini bisa dibilang Hari Guru Sedunia dan 25 November adalah Hari Guru Indonesia yang juga bertepatan dengan ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia.

Membicarakan Hari Guru tentunya kita pasti jadi membawa kita pada saat-saat menjadi siswa entah itu SD, SMP ataupun SMA. Hampir setiap orang yang pernah bersekolah memiliki kenangan tersendiri kepada guru, entah itu kenangan baik ataupun kenangan buruk begitupun saya. 

Cerita saya akan dibuka dari masa Sekolah Dasar, saya bersekolah di SD Dua Mei sebuah SD swasta yang bisa dibilang bukan cuma muridnya yang sedikit tapi juga gurunya. Ada seorang guru yang selalu saya ingat pada jenjang ini, dia adalah Pak Yeyen. Bapak yang satu ini bisa dibilang serba bisa, nggak cuma mengajari kami didalam kelas tapi juga olahraga, pencak silat hingga bahasa isyarat. Sebagai guru dia pun sangat terbuka saat ada muridnya yang tiba-tiba 'somplak' ingin berdiskusi tentang hal-hal yang sedang happening (seperti saya yang ujug-ujug ngomongin krismon). 

Dua hal yang selalu saya ingat dari Pak Yeyen, pertama dia mengenalkan saya dan teman-teman dengan bahasa isyarat yang digunakan teman-teman yang tunarungu (hingga sekarang saya masih hafal lho huruf per huruf). Kedua, dia adalah orang pertama yang nyeletuk kalau saya cocok jadi wartawan, bayangkan saat itu saya masih kelas 5 SD dan punya cita-cita sebagai designer tapi hobi ngomongin berita di koran dan TV.

Sebagai guru SD pembelajaran yang diberikannya termasuk beda dari yang biasa, kami sering kali diajak keluar kelas bertemu dengan kakak-kakak (sekolah saya satu yayasan dengan SMP. SMA dan SMK) dan berinteraksi bersama mereka. Kami pun digembleng menerima perbedaan dengan bermain bersama teman-teman yang berkebutuhan khusus (belakangan saya tau dia juga mengajar di SLB, saya jadi membayangkan berapa dulu penghasilan guru karena banyak dari guru saya yang mengajar di dua sekolah sekaligus). Tak lupa rasa cinta tanah air pun disisipkan dalam pencak silat dan seni tari dan itu adalah gagasannya. Sebagai anak SD kami pun dibiasakan mendiskusikan sesuatu, saat itu tahun 1998-2000 saat Indonesia gunjang-ganjing dan kami mendiskusikannya didalam kelas, ajaib kan? Oh iya ada satu lagi ada petuahnya yang selalu saya ingat dalam membuat tulisan untuk pelajaran Bahasa Indonesia.

"Nah kalau membuat karangan jangan cuma kalimat pasif tapi juga kalimat alktif, jadinya kita nggak akan kehabisan ide" ujarnya suatu saat didalam kelas.

Jujur petuahnya itu hingga sekarang selalu saya ingat selain ramalannya saya cocok jadi wartawan hahaha... Saya lupa saat itu saya kelas 5 atau 6, kami ditugaskan untuk membuat karangan sepanjang beberapa halaman. Beberapa teman saya mengeluh dan dia pun memberikan kami tips yang bagi saya itu sangat berguna karena hingga jenjang berikutnya bahkan hingga saat ini saya selalu melaksanakannya.

Masuk ke jenjang SMP baru pada kelas 3 saya menemukan guru yang sreg dihati (macam apa lah 'sreg dihati') dia adalah wali kelas saya namanya Tri Januari dia guru Bahasa Indonesia. orang-orang bilang dia guru yang vulgar dari omongannya, hmmm memang benar sih tapi dibalik itu dia cukup open minded sebagai guru dan (seingat saya) nggak pernah main tangan seperti beberapa guru yang kalau nggak membentak yah tangan atau spidol melayang. 

Didikan beliau yang melekat pada saya adalah kecintaan membaca karya sastra dan kebiasaan melakukan pengarsipan. Pak Tri orangnya lugas dan hobi bergaul dengan anak muridnya makanya dia bisa update gosip-gosip disekitar kami. Didalam kelas dia biasanya memberi tugas yang agak ajaib mulai dari membuat mading, membuat karya tulis ilmiah hingga memberi tugas menulis di media kertas folio juga berpidato dan menilai pidato teman. Ya, lebih banyak praktek yang diberikannya yang akhirnya membuat saya mampu mengasah bakat yang terpendam (tsah bakat cuap-cuap). 

Bila guru lain nggak mau jam pelajarannya terbuang lain lagi dengan Pak Tri, jika dia kebagian jam pertama maka selama 10 menit setelah bel kelas akan diisi dengan kegiatan membaca buku, koran atau apapun yang penting bukan komik. Ya kami dipaksa membaca! Selain itu karena banyak tugas dalam kertas folio dan kertas yang di fotocopy maka kami diharuskan membuat pengarsipan sendiri dalam sebuah map dan kebiasan itu terbawa hingga saya SMA juga sekarang. 

Memasuki jenjang SMA sebenarnya terlalu banyak guru yang masuk dalam memori saya selain memang jenjang ini baru saya akhiri 6 tahun lalu (what?? udah lama juga yah). Saya sebutkan 2 guru yang satu guru PPL (mahasiswa UNJ yang magang) dan yang 1 Guru disekolah saya. Sebenarnya yang mengena banget itu yang Guru PPL sayangnya saya cuma diajar 1 semester bahkan hanya setengah semester dan saya lupa namanya hehee.. yang pasti (lagi-lagi) dia mengajar Bahasa Indonesia. Hal yang saya suka dari dia adalah membuat debat dadakan di kelas!! pembelajarannya pun nggak text book namun tetap dalam silabus.

Guru lain yang melekat di memori saya adalah Pak Endro, dia guru Ekonomi-Akuntansi sewaktu saya kelas XI -XII dan dia pula yang mengantarkan saya ke Olimpiade Ekonomi. Mungkin karena dia masih muda jadi dia sangat toleran terhadap kelakuan muridnya yang memang tidak ada sangkut pautnya dengan pelajaran (maksudnya selama nggak ganggu ya udah lah yah). Beberapa anak mungkin sebal padanya karena walaupun sudah mengerjakan pembukuan yang ruwet tapi nggak akan bisa dapat nilai 100, kenapa? Karena menurutnya 100 cuma buat pilihan ganda! Oke masuk akal bagi saya karena toh kalau mengerjakan pembukuan kami masih suka lirik kanan-kiri. Oh iya dia juga menerapkan sistem reward bagi kami yang paling cepat dan lengkap serta benar mengerjakan pembukuan yaitu dengan nilai 98 hahaha.. Karena biasanya setelah itu nilai tertinggi adalah 95. 

Nah pelajaran yang saya ambil dari dia adalah selain logis dan bisa memilah mana yang penting dan kurang penting untuk diusik (disini maksudnya kelakuan anak-anak) dia juga nggak cuma cuap-cuap! tapi dia bikin buku!! itu buat saya adalah suatu pembuktian kalau guru saya memang berkompeten. Hahaha lagi-lagi masalah menulis yah? Tapi memang bagi saya sekompeten apapun kamu kalau cuma sebatas omongan atau cuma ngerangkum yah buat apa? menulis lah dan bagikan itu pada semua.

Wuih panjang yaah? maaf ini saya curhat sambil beromantisme saat saya sekolah. Dari cerita saya diatas kira-kira apa kaitannya dengan judul? Yya, kebiasaan-kebiasaan kecil mereka lah yang akhirnya melekat pada saya. Jujur saya nggak ingat bagaimana ekonomi mikro dan makro atau hitung-hitungan akuntansi dan matematika persamaan tapi banyak hal diluar nilai raport yang saya dapatkan dari mereka dan itulah mengapa saya bilang 'Guru itu Pendidik bukan cuma Pengajar'. Para Guru memiliki tanggung jawab membentuk muridnya yang memang masih dalam masa pertumbuhan dan pembentukan karakter berbeda dengan dosen yang berhadapan dengan para mahasiswa yang sudah lebih stabil. Ya, guru itu mendidik dengan hal-hal yang mereka tanamkan pada saya, pada kamu juga pada semua orang yang pernah menjadi murid.

Mereka nggak cuma mengajar saya, nggak cuma ngasih tau kalau kalimat pasif adalah... atau kalimat aktif adalah tapi juga cara pengaplikasiaanya. Nggak cuma ngasih tau kalau kita harus menerima perbedaan dan bertoleransi atau tenggang rasa tapi juga membawa kita pada keadaan dimana kita haris menurunkan ego untuk teman-teman yang kurang beruntung. Mengajari saya kalau ngomong didepan umum itu bukan suatu yang menyeramkan dan diskusi bukanlah kejahatan. Mengingatkan saya kalau saat kita nggak bisa ngomong maka tuanglah semua isi kepalamu dalam tulisan dan bagaimana cara membuat tulisan mu bermuatan? maka membaca lah.

Iya, buat saya guru merupakan sosok yang membentuk diri muridnya selain orang tua mereka. Dimanakah anak-anak menghabiskan waktu selain dirumah? Pastinya di sekolah dan bagi saya hanya orang-orang hebat lah yang bisa bertahan menjadi guru dan hanya guru-guru yang hebat lah yang dapat mendidik muridnya hingga mampu menyerap hal baik diluar angka dan ilmu pasti.

Jujur sudah lama saya nggak membuat tulisan sepanjang ini dan tulisan ini terinspirasi dari teman-teman saya yang mengabdikan diri menjadi guru. Semoga kalian bisa mengispirasi anak didik seperti yang terjadi pada saya. 


*tulisan ini juga saya ikutkan dalam Blog Competition yang diselenggarakan oleh Gerakan Indonesia Berkibar 


Minggu, 23 September 2012

Salahnya Berbahasa Indonesia

Rapat? Meeting kali.. hahaha.. Rapat udah kayak Karang Taruna aja bentar lagi Kelompencapir deh...

"Untung saya anak baru!" umpat saya dalam hati saat seorang kawan meluncurkan kalimat diatas. Sebenarnya Sebuah pertanyaan besar dibenak saya adalah "apakah begitu rendahnya Bahasa Indonesia di pergaulan kantor ini?"

Jujur saya menyadari kalau penggunaan Bahasa Indonesia saya pun tak terlalu baik dan jauh dari EYD menurut 'primbon' yang disusun oleh JS Badudu. Ya, saya cenderung menggunakkan Bahasa Indonesia untuk perckapan sehari-hari dan non-formal atau malah Bahasa Indonesia untuk Jurnalisik yag menurut guru Bahasa Indonesia saya sewaktu SMA adalah jenis bahasa yang merusak tatanan Bahasa Indonesia. Iya tapi saya tetap memakai Bahasa Indonesia dan saya bangga itu.

Lalu disini dengan segala dinamikanya dan dengan segala istilah yang muncul dikantor ini rasanya saya tertampar setelah satu kata saja daalam Bahasa Indonesia dianggap rendah. Tentu Karang Taruna pun tak bersalah dalam hal ini juga Kkelompencapir lalu mengapa mereka dibawa dalam ucapan mu wahai kawan yang lebih suka menggunakan kata meeting daripada rapat?

Mungkin beberapa orang menganggap saya "lebay" dan terlalu melebihkan tapi rasanya tak perlu sebegitunya mengucapkan beberapa kata dalam Bahasa Indonesia dengan nada merendahkan. Mungkin kamu orang yang sangat modern yang memang lebih menyukai menggunakan Bahasa Inggris daripada Bahasa Indonesia tapi kamu masih orang Indonesia kan? Masih mengerti kalau dalam Bahasa Indonesia kata Meeting mengacu pada kata 'rapat' dan begitupun sebaliknya? Tenang bung kata yang saya gunakan masih termaasuk kata yang umum dan pastinya masih bisa Anda mengerti? Bukankah komunikasi sudah terlaksana saat kedua pihak mengerti pesan yang ada? Lalu mengapa Anda membuat komunikasi ini bagi saya menjadi reaksi negatif?

Yah, saya akui saaya memang harus patuh pada pepatah dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Seperti dalam kantor ini dimana saya bekerja saya pun harus menyesuaikan dengan aturan dan kebiasaan di kantor ini. Mungkin disini memang begitu menjunjung tinggi istilah dalam Bahasa Inggris dibanding dengan bahasanya sendiri dan untungnya ini adalah minggu terakhir saya disini.

Jumat, 10 Agustus 2012

Lontong Kupang yang biasa saja

 
Kalau denger kata kupang apa yang terlintas dipikiran kita? Ibu kota Nusa tenggara timur? Kalau gitu lontong kupang berarti lontong yang berasal dari sana dong? Weits jangan salah dulu, saya makan lontong ini emang di wilayah timur tapi di jawa timur alias di Surabaya

Awalnya saya melihat penjual lontong kupang di kota persinggahan saya pertama yaitu Malang tapi apalah daya, niatan baru terlaksana saat saya berkunjung ke kota pahlawan itu pun nggak disengaja. Beranjak dari rasa penasaran saya gara-gara ini makanan sempat dibahas oleh mba Riyani Djangkaru di program andalannya itu maka bulat lah niat saya untuk mencoba makanan berkuah ini.

Well, jadi apakah kupang itu? Kupang adalah kerang super kecil yang bisa kita temukan di perairan dangkal. Nah lontong kupang berarti lontong dengan topping kerang-kerang kecil yang diolah sedemikian rupa. Seperti banyaknya makanan surabaya yang nggak lepas dari yang namanya petis, Lontong kupang juga memakai campuran petis saat meramunya. Petis, sambel, perasan jeruk nipis jadi bace di piring kita. Potongan lontong ditambahkan dipiring sebelum akhirnya disiram kuah beserta Kupang.



Dalam seporsi lontong kupang seharusnya kita mendapat rasa asin, manis, pedas dan asam segar dari perasaan jeruk nipis. Sayangnya, saat itu saya kurang mendapatkan rasa asam segar karena kulitas jeruk nipis yang agak kurang. Nah, satu hal lagi yang agak mengganjal adalah rasa manis yang datang tipis-tipis. Maklum saja saya bukan penyuka manis jadi ini cukup mengganggu. Solusinya? Tambahkan saja sambel yang cukup banyak hehehe...

Makanan sampingan saat menikmati lontong kupang adalah sate kerang. Penganan ini sangat mudah kita jumpai di Surabaya terlebih lagi di kawasan pesisir. Mungkin agak aneh menyantap lontong kerang dengan sate kerang? hmmm terdengar sangat homogen tapi percayalah itulah yang akan kita temukan.

Makan lontong kupang di daerah pesisir tentu belum lengkap tanpa es kelapa sebagai minumannya. Maka saya pesanlah itu Es Degan sebagai minuman sekaligus pencuci mulut setelah menyantap lontong kupang.

Slluuurrrp... Nah setelah perut sedikit terganjal saatnya kita cari lagi apa yang bisa di kunyah hehee...



Dimana : Kenjeran, Surabaya (tapi tersedia hampir disetiap tempat di Surabaya)
Berapa : 5000 – 7000
Kapan : Hampir setiap saat ada

Jumat, 20 Juli 2012

Tudari : Modern dan Tradisional Korea ala Bandung

Teng-teng-teeeeng... Lagi-lagi saya akan membahas makanan dari Negeri Gingseng :D Sudah siap??? Yuuuk mari. Kali ini restoran yang saya singgahi bernama TUDARI, berbeda dengan Myeong Ga yang berkesan tradisional dan homy maka Tudari memiliki kesan lebih modern namun tetap homy.

Nggak sulit untuk mencari restoran ini letaknya yang dipinggir jalan dan ornamen yang Korea banget bikin Tudari mencolok dijejeran Jalan Surya Sumantri itu. Bangunan resto ini terdiri dari dua lantai, lantai dasar terdiri dari jejeran meja plus kursi kalau yang atas kebetulan saya nggak sempet ke atas hehee...

Oke, setelah milih tempat duduk maka saatnya kita memilih makanan untuk disantap. Jujur, tadinya saya mengharapkan jenis soup kaya isi yang saya temui di buku menu Myeong Ga tapi ternyata tak terlalu banyak menu yang ada dan kebanyakan hidangannya yang saya belum pernah tau. Yah dengan banyaknya yang saya nggak tau maka saya menyingkirkan pilihan dari menu standar macam Gimbab, Bulgogi dan yang lainnya dan pilihan saya (juga teman saya) jatuh pada Nakjibbokem dan Sulryungtatng.

Yuk mari kita menilik makanannya, pertama : Nakjibbokem. Nakjibbokem adalah Tumis Gurita dengan bumbu yang berminyak yang tadinya saya kira dimasak balado heeee. Rasanya? hmmm... rasanya cukup kuat, rasa bumbu dan daun bawangnya hehehe.. kalau daging guritanya? nggak jauh sama rasa cumi. Oh iya buat yang tertarik sama menu ini saya sarankan nggak usah mesen nasi lagi soalnya menu ini udah disajikan bersama misoa rebus kecuali kalau ini mau dijadikan makanan tengah jadi nggak akan terlalu kenyang.

Pilihan kedua jatuh pada Sulryungtang yang merupakan soup daging dengan bumbu sum-sum. Soup berkuah putih pucat ini disajikan dengan banyaaaaak kuah yah meskipun dagingnya juga cukup banyak dengan potongan yang cukup besar. Lucunya soup ini disajikan dengan banyak bahan pelengkap seperti doenjang (semacam tauco korea *klo salah maap yah), cabe rawit korea (yang menurut saya lebih mirip cabe ijo besar) juga disuguhkan kimchi lobak serta nggak lupa aneka macam bumbu mulai dari black pepper, garam juga gochujang. Oh iya jika kita mencoba menu ini kita tak perlu memesan nasi lagi karena sudah termasuk seporsi nasi juga. Bagaimana rasanya? hmm cukup flat tapi menyegarkan tapi jika sudah ditambah ini-itu seperti aneka bumbu dan doenjang maka sup ini akan kaya rasa yang menurut saya, Korea banget!

Next, nggak lengkap namanya kalau mampir ke resto Korea tanpa ngebahas deretan gratisannya hehe... maksudnya banchan dan teh jagungnya. Seperti biasa saya dapat 10 macam bancan mulai dari berbagai acar, salad hingga salad buah juara! tapi sejujurnya saya menantikan si cumi kering hehehe.. *ngarep

Seperti yang saya bilang tadi, kalau saya bandingkan dengan Myeong Ga, Tudari jauh lebih modern ditambah lagi dengan display makanan yang berjejer dietalase depan toko, jadi kalau bingung seperti apa makanan yang bakal kita pesan tinggal liat aja di display yang terbuat dari plastik karet itu. hmmm.. Yah meskipun nggak semua makanan sih tapi seenggaknya buat yang aneh-aneh kita bisa punya bayangan hehee...

Oh iya ada satu menu yang menurut saya lucu (lucu siih tapi buka hello kitty) saya lupa namanya apa tapi dia makanan penutup berbentuk roti ekstra besar (macam roti tawar belum di potong) dengan es krim diatasnya. kenapa saya nggak coba? karena selain udah nggak ada budget kami sudah kekenyangan ampun-ampunan deh. Nanti kalau ada yang nyoba pliiis kasih tau yaaah kata temen saya didalem roti ekstra besar itu ada isinya (penasaran).

Yah masalah  porsi emang resto korea juaranya! nggak dimana-nggak dimana porsinya ektra sampai saya dan teman saya berpendapat kalau porsi yang kami makan bisa untuk 3-4 orang jadi kalau makan satu menu-satu orang yah lumayan bikin planga-plongo kekenyangan hehehe... Oke, Setelah kenyang makan dan kenyang cerita maka saya tutup papacuap ini karena saya mau berburu makanan lainnya hehehe.. mari makan.. *cocol rawit korea ke doenjang

Apa : Tudari
Dimana : Jl. Surya Sumantri no.36 depan SPBU samping BCA
Kapan : Dari jam 9 pagi - 9 malem
Berapa : waktu saya makan sih abis 200ribu buat berdua *lumayan menguras kantong :"(

Kamis, 19 Juli 2012

Jadwal Kereta Ekonomi (Bandung)


Berlanjuuut... kalau yang dipost sebelumnya si saya ngasih inpoh soal kereta yang bagus dan agak bagus (Executive dan Bisnis) sekarang izin kan saya untuk berbagi kereta dengan kelas kegemaran saya! yihuu kereta ekonomi.

Memang agak nyebelin sulit sekali mencari informasi tentang jadwal kereta api kelas ekonomi terlebih lagi jarak menengah dan kereta lokal. Dengan azas pernah ngalamin kesulitan mencari jadwal kereta ekonomi maka dengan bangga saya persembahkan versi digital dari brosur kereta kelas ekonomi dan lokal yang saya ambil juga dari Stasiun Bandung. Silakan di cek untuk kereta yang bernaung dibawah DAOP 2 Bandung (meliputi bandung, cianjur dan Purwakarta)...


































yang agak susah untuk 'save picture' atau pas di save gambarnya pecah berantakan bisa juga download Jadwal Kereta Api Ekonomi Jawa Barat (jadwal diatas dirangkum dalam folder RAR)

Jadwal Kereta Eksekutif - Bisnis (Bandung)

Entah kenapa beberapa kawan sering sekali menanyakan jadwal kereta api pada saya, mungkin karena mereka tau saya sering kali bepergian dengan si ular besi itu. Sebenarnya kita bisa saja mengecek jadwal kereta api di situs resmi Kereta Api Indonesia tapi kadang situs tersebut terlalu sulit untuk dibuka semacam lemot atau mungkin nyedot bandwith. 

Jujur kalau harus tiap cari jadwal kudu buka internet buat saya agak rempong juga, kalau nelpon ke call center 121 aduh maaak nyedot pulsa. Nah, dengan sedikit niat akhirnya saya punya hobi baru, selain naik kereta yaitu menyambangi bagian Costumer Service di stasiun besar dan meminta brosur jadwal kereta yang ada di daerah operasi (DAOP) wilayah tersebut.

Dan hasilnya? ini dia, dengan sedikit kekurang kerjaan-akhirnya brosur Daop 2 yang diperoleh dari stasiun Bandung saya scan dan saya unggah, oh iya saya ambil brosur ini sekitar awal tahun 2012 jadi kalau ada yang berubah saat teman-teman mengintipnya ya maap yah hehee... jadi monggo diintip lalu bisa di-save digadget masing-masing










Yang agak susah untuk 'save picture' atau pas di save gambarnya pecah berantakan bisa juga download Jadwal Kereta Api Eksekutif dan Bisnis Bandung (jadwal diatas dirangkum dalam folder RAR)



Bakpaw Min Yen, Bakpau Klasik Kota Bandung




Bandung memang ditakdirkan menjadi satu dari sekian banyak surga makanan yang ada di dunia, nggak cuma makanan dengan aneka kreasi yang menggiurkan tapi juga makanan sederhana nan klasik bisa kita temukan disini. Kali ini saya akan mencicipi Bakpau, ya makanan serupa roti yang dikukus khas dari negeri Tiongkok, sederhana bukan?

Berhubung Bakpau datang dari negeri Cina sana maka nggak salah kan kalau saya mencarinya di daerah pecinan? Daerah pecinan di Bandung terletak di kawasan Astana anyar, Cibadak dan sekitarnya. Terdapat cukup banyak toko bakpau hingga resto chinese food disepanjang jalan ini, konon untuk urusan bakpau toko Min Yen adalah juaranya oleh karena itu karena takut kebablasan kalau naik angkot maka saya memutuskan menyusuri jalan Astana Anyar dengan berjalan kaki.

Setelah beberapa kali menghampiri dan membaca plang toko bakpau dan bertanya sana-sini akhirnya saya sampai juga di perempatan antara jalan Astana Anyar dengan Jalan Sudirman dan disana lah toko Bakpaw Min Yen berada berbentuk bangunan tua yang klasik dan membuat saya makin berselera. Tak banyak oramen di toko ini, hanya tulisan sederhana diatas gedung dan plang kecil didepan jejeran kukusan, tidak terlalu menarik memang.


Yah anggaplah kadang penampilang tak harus selalu berbanding lurus dengan kualitas makanan, buktinya dengan tampilan yang sangat biasa saja Bakpaw Min Yen tetap bisa dikenal orang. Toko ini menjual dua macam produk yaitu Bakpau dan Siomai menurut saya dua-duanya patut dicoba.

Pertama, Bakpau dari namanya aja "Bakpaw Min Yen" yang pasti ini adalah produk paling utama. Ada tiga jenis bakpau yang dijual yaitu bakpau manis, bakpau asin dan bakpau spesial. Bakpau manis berisi kacang hijau atau kacang merah gitu (saya tak mencoba soalnya) sendangkan bakpau asin berisi daging ayam dua bakpau ini adalah jenis bakpau yang biasa kita temui disetiap penjual bakpau. Lalu bagaimana dengan bakpau spesial? dengan harga dua kali lipat dari bakpau manis dan asin, bakpau jenis ini punya isi yang komplit-plit. Sebenarnya bakpau spesial adalah jenis bakpau asin dengan isi daging yang sangat banyak dan telur juga beberapa isian lain pokoknya dijamin makannya sampe bingung deh hehehe...

Menu kedua adalah Siomai. Jangan harap kita akan menemukan siomai lengkap dengan teman-nya seperti yang kita temui di siomai Bandung. Disini hanya menjual Siomai berukuran super dengan harga yang super hehehe.. harga satu siomai Rp. 8500 yah seharga dengan satu bakpau biasa. Hmm.. tapi buat saya rasa siomai disini JUARA! selain rasanya yang kuat, tekstur siomai yang nggak telalu halus dan padat ini sangat cocok dilidah saya :) Penasaran? Silakan mencoba



Apa : Bakpau Min yen
Dimana : Jl. Jendral Sudirman 171, Bandung (0224237329 delivery)
Berapa : Bakpau manis,asin dan siomai 8500 bakpau Spesial 17000
Kapan : Saya sih belinya pagi heheee..

Sabtu, 02 Juni 2012

Saat berbagi tak lagi sulit

P.U,S.H (Pray Until Something Happen) Shave For Hope

Berbagi bagi sebagian orang adalah hal yang tak mudah, mengurangi milik kita untuk memberikannya pada orang lain yang kekurangan. Mungkin bagi orang-orang itu berbagi identik dengan materi, uang dan nominal sehingga sulit sekali mereka membagi yang mereka miliki dengan orang lain. 

Jujur saya bukanlah orang yang memiliki sederet angka tapi entah kenapa besar keinginan saya untuk membagi apa yang saya miliki pada mereka yang membutuhkan. Lalu apa yang bisa saya bagi? Saya merasa memiliki waktu, kebahagiaan dan pastinya tubuh saya. Ya tubuh saya, apa yang sudah Tuhan berikan pada saya secara GRATIS!!!! GRATIS, Tuhan tidak pernah meminta saya membayar atas darah, rambut dan nafas saya yang diberikannya lalu mengapa saya menikmati itu sendirian?

Terima Kasih, Tuhan telah memberikan nafas pada saya sehingga saya bisa hidup dan bergerak itulah ucapan trimakasih saya pada ia yang bermurah hati. Saya akhirnya menyadari bahwa setiap gerakan dan laku saya bisa saya bagi dengan orang lain. Dengan nafas yang Tuhan berikan saya jadi bisa belajar, saya jadi bisa bekerja dan saya jadi bisa memiliki waktu di dunia ini. Yah waktu, waktu di dunia ini yang saya punya lalu mengapa tidak saya bagi itu? pertanyaan sesimple itu muncul dibenak saya.

Karna Tuhan begitu murah hati memeberikan saya nafas maka saya masih punya waktu di dunia, karena saya masih punya waktu di dunia maka saya masih bisa bergerak, belajar dan berkarya dan karena semua itu saya harus mesyukurinya. Membagi waktu dan tenaga saya? ya saya kira itu tak kan membuat saya rugi karena itulah cara yang paling mudah untuk saya berbagi. 

Apalagi yang bisa kita bagi? tubuh kita tentunya bisa berguna untuk orang lain. Tidak perlu berpikir terlalu jauh untuk mendonorkan hati, jatung dan ginjal yang kita miliki, ataupun menunggu kita meninggalkan dunia ini agar bagian-bagian kita berguna. Pernahkah kita berpikir kalau dalam tubuh ini ada bagian selalu diproduksi baru dan selalu dibutuhkan oleh orang lain? Ya, Darah...

Mungkin beberapa kawan jengah dengan bujukan untuk menyumbangkan darah atau yang lebih dikenal dengan donor darah. Satu alasan saya tak pernah bosan mengingatkan mereka untuk bersyukur saat sumsum belakang kita masih bisa bekerja dengan baik berarti tubuh kita akan terus dan terus memproduksi darah. Pertanyaannya untuk apa darah yang begitu banyak itu kita gunakan sendiri?

Saya mengerti banyak orang yang apriori kalau darah yang didapatkan melelui donor itu akan dijual dengan harga sekian ratus ribu. Bagi yang pernah "mencari" dan "membeli" darah mungkin nominal tersebut sangat terasa dan terasa sulitnya mecari stok darah di PMI. Ya, darah yang didapatkan gratis melalui donor darah itu tak langsung bisa digunakan dan harus melewati berbagai tes, lalu kepada siapa beban biaya rangkaian tes dan kantong darah juga tenaga ahli itu dibebankan? Lalu mengapa walau begitu banyak yang donor darah tapi mencari darah begitu susah? coba kita lihat dahulu berapa banyak orang yang mengantri mencari darah untuk kerabatnya dan berapa banyak orang yang mengantri untuk donor darah? hmm... silakan bayangkan sendiri. Saya memang belum pernah berurusan dengan loket permintaan darah dan jangan sampai lah merasakan riweuhnya disana dan yang pernah merasakan itu coba kita berbagi agar jangan ada orang-orang yang merasa kesulitan seperti kita pada saat itu.

Lalu mengapa saya memasukan rambut sebagai bagian yang bisa didonasikan? ya, aneh memang tapi inipun baru saya temukan kemarin (27 mei 2012). Sebuah gerakan bernama shave for hope mengajak kita semua untuk peduli pada anak-anak kurang beruntuk yang harus bertahan hidup dengan pernyakit kanker ditubuhnya. Bagaimana caranya? seperti nama gerakan tersebut yaitu bercukur untuk sebuah harapan (hahaha harafiah banget yah ngartiinnya) yam gerakan ini mengajak kita mendonasikan bagian lain yang selalu tumbuh dalam tubuh ini yaitu rambut. Dalam acara yang digelar (menurut saya) pertama di Jakarta ini sebanyak lebih dari 10000 Sosial Angel akan merelakan rambutnya untuk didonasikan. Belasan kapster dari salah satu salon ternama dikerahkan untuk memotong rambut sesuai dengan rules donasi yaitu meninggalkan 1-2mm untuk laki-laki dan minimal diatas bahu untuk perempuan.

Bagi saya acara Shave for hope bukan hanya menghitung kepala yang mendonasikan rambutnya kemudian ditukar dengan nominal kepada donatur atau sekedar mengubah rambut menjadi Wig. Jauh dibalik itu saya merasakan ada sesuatu dibalik gerakan ini yaitu merasakan apa yang adik-adik itu rasakan meskipun "hanya" kehilangan sebagian rambut. 

Saya dan Rambut baru saya




Jumat, 01 Juni 2012

Myeong Ga : Merasakan "Rumah" Korea di kota Bandung


Korean Attack! yes, itulah yang terjadi skena invasi negeri ginseng sekarang ini bahkan saya pun itu. Agak berbeda dari teman-teman saya kebanyakan yang akhirnya hobi nonton K-Dorama atau dengan setia mentengin cowo-cowo cantik saya malah lebih tergiur dengan masakan mereka yang berporsi dahsyat dan berwarna mantap.

Petualangan menantang lidah kali ini saya mulai dengen ngubek kota Bandung dan pilihan petama saya jatuh pada Myeong Ga.Dari depan kta bakalan liat bangunan dengan dinding batu macam kastil-kastil gitu deh atau malah seperti rumah2 di korea yang berundak dan dikelilingin dinding batu. Jujur tadinya saya sempet jiper pas mau masuk, takut-takut kalau ini semacam fine dinning gitu tapi ya sudah lah ternyata pas saya masuk hmm.. beda banget deh.


Resto Korea yang (menurut saya) menawarkan suasana rumah ini emang hommy banget, dari pintu gerbang itu kita sedikit naik tangga dan langsung disambut sama para waiters yang ramah. Ada dua pilihan tempat duduk yaitu di meja dan kursi seperti biasa atau lesehan di tempat yang serupa dengan ruang tamu rumah-rumah disana (sok tau yah abisnya ada hiasan dinding macam origami dan TV yang nggak tau nyala apa nggak hehee...).


Oke setelah membahas atmosfernya maka mari saatnya menantang lidah, kali ini pilihan saya Jatuh pada Champong yaitu Mie seafood dengan kuah merah sedangkan teman saya memilih Sup kuah merah dengan seafood juga di dalamnya, fatalnya saya lupa apa nama makanan itu hehee... (kalau nggak salah Sundubujjigae) Minumannya? hmm saya tak memesan apapun karena sudah dapat Teh Jagung secara gratis dan refill pula (oke saya emang tipikal yang nggak mau rugi :P)

Seperti biasanya, sebelum makanan datang kita akan disuguhi oleh beraneka ragam banchan alias makanan pembuka. Nggak tanggung-tanggung 10 jenis banchan disuguhkan untuk "ngotorin" gigi sambil nunggu dua menu tadi. Tahu yang  dibalut telur (saya sempat menyangka ini semacam tamagoyaki),  buncis dan wortel yang direbus dan gurih, taoge rebus yang dibumbui, Tahu dengan saus merah dan banyak lagi adalah sederet banchan yang disajikan. Tentu saja ada dua jenis banchan kesukaan saya yaitu cumi kering yang diberi saos (lupa namanya apa) dan pastinya adalah Kimchi yang nggak boleh ketinggalan.

Jujur, menunggu makanan disini emang agak lama jadi banchan yang ada di meja sudah hampir habis kami makan sambil menunggu hidangan utama datang. Berpikir positif saja lah hidangan ini agak lama datangnya lantaran dibuat secara fresh soalnya pas datang memang masih PANAS hooo jadi hati-hati yah :)

Mari kita bedah apa saja isi makanan yang saya pesan. Champong ini terdiri dari semacam mie Udon yang biasa saya makan di tempat makanan Jepang lalu ada Seafood dan mereka semua berenang dalam kuah berwarna merah. Hmm.. untuk saya yang menyukai rasa yang kuat tampaknya tidak terlalu cocok dengan kuah ini, rasanya ingin menambahkan ini-itu karena cenderung terasa tawar hehee.. Tapi secara keseluruhan saya menyukai Champong ini (tentunya kalau ditambahkan kecap asin lagi hehe...) Porsinya? hmm.. jangan ditanya lagi lah buat yang sedang menjalankan diet kayaknya harus bawa bala bantuan hehee...

Menu kedua kita adalah sup merah isi seafood itu.. yah sebut saja lah Sundubujjigae (kalau salah yah maap yak) hmm kuahnya hampir sama seperti Champong cuma seafoodnya lebih berasa lah... Ya wajar toh ini adalah sup seafood hehee... Isi seafoodnya cukup untuk menaikan kolesterol karena selain udang dan cumi-cumi di mangkuk sup tersebut juga berenang lah kepiting unyu yang minta disiksa hehee oh iya untuk menu ini sudah di lengkapi dengan nasi lho jadi nggak usah mesen nasi lagi.

Selain dua menu diatas ada juga beberapa menu yang Korea banget yaitu Bimbimbab, Bulgogi, Galbi, Jjangmeun dan banyak lainnya. Makanan tengah semacam sup juga ada bahkan yang porsi-porsi besar yang bisa dimakan bersama harganya? hmm.. sesuai dengan porsinya harganya pun layak untuk dibagi beberapa hehe.. Saran saya sih kalau kesini coba beberapa masakan yang nggak biasa jadi bisa punya cerita dengan makanan itu heee...

Oh iya untuk minumannya ada juga lho Soju, semacam arak ala korea atau semacam sake lah kalau di jepang sana. tapi untuk merasakan minuman yang suka muncul di K-Dorama ini kita harus merogoh kantong cukup dalam sekitar 150ribu untuk satu botol. Hmm gimana? tertarik merasakan makanan rumah di korea dengan suasana rumah?


Apa : Korean Cuissine
Siapa : Myong Ga
Berapa : 40 ribu - 200an ribu. kira-kira 70an ribu per orang.
Kapan : 10.00-22.00 (saya sih kesana sekitar jam 3)
Dimana: Jl. DR. Sutami N0. 52 A BANDUNG (nggak jauh dari CK)