Senin, 20 September 2010

Model-model Komunikasi

Man kann nicht nicht kommunizieren
Paul Watzlawick

Ahaaaay... kembali lagi dengan adegan sok tau, sok asik dan sok nyaho dari saya hahaaa.. terinspitasi dari kutipan diatas yang artinya "one cannot not communicate" alias "nggak ada orang yang nggak berkomuniasi" maka ranah "komunikasi" nggak cuma dimilikin sama orang-orang yang kuliahnya di FIKOM atau jurusan komunikasi. Nah, Untuk itulah sebagai ahli komunikasi gadungan, kali ini saya akan memperkenalkan model-model komunikasi. weus buakn fashion aja loooh yang punya model hehehe.. komunikasi juga punya taspi sayangnya mereka nggak lenggak lenggok di catwalk tapi hadir di karena ada stimulus dan respon (aahay gayanya saya!) Dan mereka adalah......

Model S - R
Model stimulus - respon merupakan model komunikasi yang paling mendasar. Model S-R mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal merangsang orang lain untuk memberikan respons dengan cara tertentu. Oleh karena itu, model ini sebagai pertukaran atau pemindahan informasi atau gagasan dan dapat bersifat timbale balik serta mempunyai banyak efek.
Contoh dalam model ini adalah bila hati kita sedang senang karena disapa oleh orang yang kita kagumi atau apa bila kita baru mendapatkan sesuatu yang sangat menyenangkan pasti akan terbawa senang walaupun sudah tidak pada situasi itu sehingga bila bicara dengan orang lain pasti akan dengan ceria, sambil tersenyum dan menunjukan kalau kita sedang senang

Gb.1 model S-R (positif-positif)

Pola S-R dapat pula berlangsung negatifmisalnya orang yang sedang punya masalah dirumah atau dengan temannya yang dianggap berat saat dikampus pasti menjadi pendiam dan berubah menjadi sensitive, bila ada seseotang yang edikit mengganggunya atau hanya berniat
bercanda pasti ia menanggapinya dengan negatif dan bisa saja jadi marah-marah tidak jelas.

Gb.2 Model S-R (negative-negatif)

Model Aristoteles
Model komunikasi paling klasik yang sering pula disebut model retoris. Komunikasi terjadi
ketika seorang pembicara menyampaikan pembicaraannya kepada khalayak dalam upaya
mengubah sikap mereka. Dikemukakan tiga unsur dasar dalam proses komunikasi yaitu
pembicara, pesan dan pendengar.

Gb.3 Model Aristoteles

Fokus komunikasi yang ditelaah Aristoteles adalah komunikasi retoris yang lebih dikenal
dengan komunikasi publik (public speaking) atau pidato. Model ini sangat sederhana malah terlalu sederhana olehkarena itu masih banyak kekurangan dalam model ini seperti tidak dibahasnya aspek nonverbal dalam persuasi.

Model Lasswell
Harold Lasswell mengemukakan tiga fungsi komunikasi yaitu pengawasan lingkungan yang mengingatkan masyarakat ajan bahaya dan peluang dalam lingkungan, korelasi bagian yang terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan dan transmisi warisan social dari suatu
generasi ke generasi berikutnya.
Tidak semua komunikasi bersifat dua arah dengan aliran yang lancar dan umpan balik yang terjadi antara pengirim dan penerima. Dalam suati masyarakat yang kompleksbanyak informasi yang disaring oleh pengendali pesan atau editor dan disampaikan pada public dengan beberapa perubahan atau penyimpangan.
Model Lasswell serng diterapkan dalam komunikasi massa model tersebut mengisyaratkan bahwa lebih dari satu saluran dapat membawa pesan. Unsur sumber merangsang pertanyaan mengenai engendalian pesan, sedangkan unsur pesan merupakan bahan untuk analisis isi. Saluran komunikasi dikaji dalam analisis media unsur penerima dikaitkan dengan analisis
khalayak sedangkan unsur pengaruh jelas berhubungan dengan studi mengenai akibat yang ditimbulkan pesan komunikasi massa pada khalayak, pembaca, pendengar atau pemirsa. Model seperti ini umumnya kita temukan pada media masa yang berhubungan dengan orang banyak dan membutuhkan editor sebagai penyeleksi pesan atau berita dalam media cetak surat kabar, televisi dan radio.

Model Shannon dan Weaver
Model yang sering juga disebut model matematis atau model teori informasi itu mungkin
adalah model yang pengaruhnya paling kuat atas model dan teori komunikasi lainnya. Model ini menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkan kecermatannnya. Model ini melukiskan suatu sumber ang meniptakan pesan dan menyampaikannya melalui saluran kepada seorang penerima.
Suatu konsep penting dalam model ini adalah gangguang atau noise, yaitu setiap rangsangan tambahan yang tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan. gangguan ini bisa merupaka interferensi stastis maupun dalam contoh suara hujan dan petir diluar ruangan akan mengganggu kelangsungan komunikasi di dalam ruangan

Gb.4 Model Shannon dan Weaver

Model Schramm
Menurut Wilbur Schramm komunikasi setidaknya membutuhkan tiga unsur : Sumber, Pesan dan sasaran atau tujuan. Schramm berpendapat meskipun dalam komunkasi lewat radio atau telefon encoder dapat berupa mikrofon atau decoder adalah earphone, dalam komunikasi manusia, sumber dan encoder adalah datu orang sedangkan decoder dan sasaran ialah seorang lainnyadan sinyalnya adalah bahasa.

Gb.5 Model Scharmm

Menurut Schramm seperti ditunjukan pada model ketiganya, jelas bahwa setiap prang dalam proses komunikasi dapat sekaligus sebagai encoder dan decoder yang secara konstan menyandi balik tanda-tanda disekitar kita. Proses kembali tersebut disebut feedback atau umpan balik yang memainkan peran sangat penting dalam komunikasi. Karena itu memberi tahu kita bagaimana pesan yang kita tafsirkan baik dalam bentuk kata-kata sebagai jawaban, anggukan kepala, gelengan kepala, salah satu alis yang dinaikan dan sebagainya. Begitu juga dalam surat pembaca di media cetak seperti surat kabar. Surat pembaca ditujukan kepada redaksi sebagai protes atas editorial yang ditulis pada surat kabar tersebut ataupun tepuk tangan pendengar ceramah, namun umpan balik juga dapat berasal dari oengirimpesan berupa koreksi kata-katanya yang salah baik kesalahan ucapan maupun kesalahan tulisan.

6. Model Newcomb
Theodore Newcomb (1953) memandang komunikasi dari perspektif psikologi-sosial. Modelnya mengingatkan kita akan diagram jaringan kelompok yang dibuat oleh para psikolog social dan merupakam formulasi awal mengenai konsistensi kognitif. Dalam model komunikasi tersebut-yang sering juga disebut model ABX atau Model Simetri-Newcomb menggambarkan bahwa seseorang, A, menyampaikan informasi kepada seorang lainnya, B, mengenai sesuatu, X. Model tersebut mengamsumsikan bahwa orientasi A(sikap) terhadap B dan terhadap X saling bergantung, dan ketiganya merupakan suatu system yang terdiri dari empat orientasi.

1. Orientasi A terhadap X, yang meliputi sikap terhadap X sebagai objek yang harus didekati atau dihindari dan atribut kognitif (kepercayaan dan tatanan kognitif)

2. Orientasi A terhadap B, dalam pengertian yang sama

3. Orientasi B terhadap X

4. Orientasi B terhadap A

Dalam model Newcomb, komunikasi adalah suatu cara yang lazim dan efektif yang memungkinkan orang-orang mengorientasikan diri terhadap lingkungan mereka. Ini adalah suatu model tindakan komunikatifdua-orang yang disengaja (intensional). Model ini mengisyaratkan bahwa setiap system apapun mungkin ditandai oleh suatu keseimbangan kekuatan-kekuatan dan bahwa setiap perubahan dalam bagian mana pun dari system tersebut akan menimbulkan suatu ketegangan terhadap keseimbangan atau simetri, karena ketidakseimbangan atau kekurangan simetri secara psikologis tidak menyenangkan dan menimbulkan tekanan internal untuk memulihkan keseimbangan.
Simetri dimungkinkan karena seseorang (A) yang siap memperhitungkan perilaku seorang lainnya (B). Simetri juga mengesahkan orientasi seseorang terhadap X. Ini merupakan cara lain untuk mengatakan bahwa kita memperoleh dukungan social dan psikologis bagi orientasi yang kita lakukan. Jika B yang kita hargai menilai X dengan cara yang sama seperti kita, kita cenderung lebih meyakini orientasi kita. Maka kita pun berkomunikasi dengan orang-orang yang kita hargai mengenai objek, peristiwa, orang, dan gagasan (semuanya termasuk X) yang penting bagi kita untuk mencapai kesepakatan atau koorientasi atau, menggunakan istilah Newcomb, simetri. Asimetri merupakan bagian dari model Newcomb ketika orang “setuju untuk tidak setuju”.

7. Model Westley dan Maclean
Tahun 1957, Bruce Westley dan Malcolm Maclean, keduanya teoritisi komunikasi, merumuskan suatu model yang mencakup komunikasi antarpribadi dan komunikasi massa, dan memasukkan umpan balik sebagai bagian integral dari proses komunikasi. Model Westley dan Maclean ini dipengaruhi model Newcomb, selain juga oleh model Lasswell dan model Shannon dan Weaver. Mereka menambahkan jumlah peristiwa, gagasan, objek dan orang yang tidak terbatas (dari X1 hingga Xoo), yang kesemuanya merupakan “objek orientasi”, menempatkan suatu peran C di antara A dan B, dan menyediakan umpan balik.
Dalam model Westley dan Maclean ini terdapat lima unsure, yaitu: objek, orientasi, pesan, sumber, penerima, dan umpan balik. Sumber (A) menyoroti suatu objek atau peristiwa tertentu dalam lingkungannya (X) dan menciptakan pesan mengenai hal itu (X') yang ia kirimkan kepada penerima (B). Pada gilirannya, penerima mengirimkan umpan balik (fBA) mengenai pesan kepada sumber. Dalam komunikasi massa, umpan balik dapat mengalir dengan tiga arah: dari penerima ke penjaga gerbang, dari penerima ke sumber media massa, dan dari pemimpin pendapat ke sumber media massa.
Westley dan Maclean tidak membatasi model mereka pada tingkat individu. Bahkan, mereka menekankan bahwa penerima mungkin suatu kelompok atau suatu lembaga social. Menurut mereka, setiap individu, kelompok atau system mempunyai kebutuhan untuk mengirim dan menerima pesan sebagai sarana orientasi terhadap lingkungan.

8. Model Berlo
Model Berlo dikenal dengan model SMCR. Kepanjangan dari Source ( sumber ), Message ( pesan ), Channel ( saluran ), dan Receiver ( penerima ). Sebagaimana dikemukana Berlo, sumber adalah pihak yang menciptakan pesan, baik seseorang maupun kelompok. Pesan adalah terjemahan gagasan ke dalam suatu kode simbolik, seperti bahasa atau isyarat. Saluran adalah medium yang membawa pesan. Penerima adalah orang yang menjadi sasaran komunikasi.
Berlo menggambarkan kebutuhan penyandi ( encoder ) dan penyandi balik ( decoder ) dalam proses komunikasi. Enkoder bertanggung jawab mengekspresikan maksud sumber dalam bentuk suatu pesan. Dalam situasi tatap muka, fungsi penyandian dilakukan lewat mekanisme vokal dan sistem otot sumber yang menghasilkan pesan verbal dan nonverbal. Dalam tatap muka, kelompok kecil dan komunikasi publik ( pidato ), saluran komunikasinya adlah udara yang menyalurkan gelombang suara. Model berlo juga melukiskan beberapa faktor pribadi yang mempengaruhi proses komunikasi : keterampilan berkomunikasi, pengetahuan, sistem sosial dan lingkungan budaya sumber dan penerima.
Salah satu kelebihan Berlo adalah bahwa model ini tidak terbatas pada komunikasi publik atau komunikasi massa, namun juga berkomunikasi antarpribadi dan berbagai bentuk komunikasi tertulis. Model berlo juga bersifat heuristik ( merangsang penelitian ), karena memperinci unsur-unsur yang penting dalam proses komunikasi. Model berlo juga mempunyai keterbatasan. meskipun Berlo menganggap komunikasi sebagai suatu proses, model Berlo, seperti juga model Aristoteles lainnya misalnya, menyajikan komunikasi sebagai fenomena yang statis alih-alih fenomena yang dinamis dan telah berubah. Lebih jauh lagi umpan balik yang diterima pembicara dari khalayak tidak dimasukkan dalam model grafiknya, dan komunikasi nonverbal tidak dianggap penting dalam mempengaruhi orang lain.

9. Model DeFleur
Model DeFleur, seperti model Westley dan Maclean, menggambarkan model komunikasi masaa alih-alih komunikasi antarpribadi. Seprti diakui DeFleur, modelnya merupakan perluasan dari model-model yang dikemukakan para ahli, khususnya Shannon dan Weaver, dengan memasukkan perangkat media massa dan perangkat umpan balik. Ia menggambarkan sumber, pemancar, penerima dan sasaran sebagai fase-fase yang digambarkan Schramm dalam proses komunikasi massa.
Fungsi penerima dalam model DeFleur adalah menerima informasi dan menyandi-baliknya,mengubah peristiwa fisik informasi menjadi pesan. Dalam percakapan biasa, penerima ini merujuk kepada alat pendengaran manusia, yang menerima getaran udara dan mengubahnya menjadio impuls saraf, sehingga menjadi simbol verbal yang dapat dikenal.
Menurut DeFleur komunikasi bukanlah pemindahan makna. Alih-alih komunikasi terjadi lewat suatu operasi seperangkat komponen dalam suatu sistem teoritis, yang konsekuensinya adalah isomorfisme di antara respon internal ( makna ) terhadap seperangkat simbol tertentu pada pihak pengirim dan penerima.