Bambu mempunyai banyak nama diberbagai belahan dunia. Dalam Bahasa Sunda bambu disebut awi, dipanggil pring dalam Bahasa Jawa dan buluh dalam Bahasa Batak. Diluar negeri bambu juga mempunyai banyak nama seperti chu di China dan take di Jepang serta berbagai nama lainnya.
Bambu adalah salah satu tanaman yang sangat dekat dengan masyarakat. Di Indonesia khususnya di tatar Sunda, bambu menjadi tanaman yang selalu mengikuti kehidupan manusia. Sebagai rumah, salat rumah tangga, alat upacara hingga menjadi pelipur lara dengan suara yang dihasilkannya.
Bambu sebagai sebuah medium penghasil suara menjadikan bambu muncul sebagai alat musik dengan berbagai fungsinya. Musik bambu dalam masyarakat Sunda (yang nantinya akan kita kenal dengan musik bambu Sunda) menempati berbagai posisi dala kehidupan dan mengalami fase-fase kehidupan layaknya masyarakat itu sendiri.
Berawal dari pentas di sawah musik bambu berkelana hingga dapat tampil di muka khalayak manca negara seperti nasibnya yang mampu menggoyang bule di Queen Elizabeth Hall, London. Hal ini tentunya tidak terlepas dari kekuatan musik bambu untuk beradaptasi dengan musik lainnya sehingga dapat didengar oleh banyak telinga.
Kekuatan adaptasi musik bambu bukan hanya terbatas pada adaptasi terhadap musik-musik yang disebut kekinian. Musik bambu juga beradaptasi dengan bentuk dan teknologi. Kini masyarakat musik menganal istilah audio dan visual dalam penggambaran musik bambu, mereka lahir dari perpaduan teknologi dan kecintaan pada budaya tradisional.
Lagu boleh berbeda, jenis musik boleh tak sama namun musik bambu Sunda memiliki filosofi yang sama yaitu kepercayaan pada alam dan kehidupan. Angka 3 merupakan angka yang membangun musik bambu yang kita kenal. Hingga kini filosofi tersebut masih dipertahankan dengan nilai-nilai kajian didalamnya.
Musik bambu Sunda hidup seperti musik seni tradisi di daerah lainnya. Ia pernah di anggap sesuatu yang sacral, pernah juga dianggap sebagai sesautu yang membahayakan sehingga harus di bungkam namun kini ia bertransformasi dan beradaptasi dengan perkembangan zaman menjadi sesuatu yang patut dibanggakan.
Ya, apapun bentuknya musik bambu Sunda adalah bagian dari masyarakat Sunda itu sendiri. Seni, tradisi, kebudayaan dan manusia mempunyai hubungan yang tidak terpisahkan, mereka tak akan mati tapi terus berkembang dan berubah hingga mendunia. Karena tradisi bukan benda mati tapi wahana ekspresi, kreasi dan jati diri.
*) "Menduniakan Musik Bambu Sunda" merupakan judul besar sekaligus pembukadari kumpulan tulisan (semoga saja) mendalam yang saya buat. Tulisan hanya secuil tentang betapa istimewanya alunan suara yang bersal dari rumput raksasa itu.
Judul-Judul Tulisan dalam kumpulan "Menduniakan Musik Bambu Sunda"
- Dari Sawah menuju Panggung Gemerlap
- Antara Kehidupan dan Angka 3
- Antara Yang Nyata dan Khayal
- Kemampuan Adaptasi Musik Bambu
Sumber : Wawancara dan beberapa sumber buku dan internet yang akan saya publish nanati (maklum banyak bangeeeet) - Foto : bambooandtikis.com, dok pribadi