Bicara tentang uang emang nggak ada abisnya ya, kali ini Saya jalan-jalan ke Museum Bank Mandiri, disini kita bisa ngeliat sejarah uang dan perbankan dari jaman dulu hingga sekarang.
Museum Bank Mandiri terletak di kawasan Kota, Jakarta tepatnya di seberang halte Trans Jakarta. Kalau udah di daerah halte Trans Jakarta dan Kawasan Stasiun Kota (Beos) gedung ini nggak susah dicari kok karena tepatnya bener-bener dipinggir jalan.
Gedungnya bergaya Art Deco Klasik yang megah, maklum gedung ini dulunya adalah gedung Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) atau Factorij Batavia yang merupakan perusahaan dagang yang nantinya berubah jadi perusahaan perbankan dijaman Belanda dulu.
Begitu masuk kita akan disambut oleh ruangan besar dengan papan petunjuk berbahasa Belanda, Menurut Saya sih ini mungkin dulunya adalah pusat aktivitas dari bank atau perusahaan dagang ini soalnya terlihat meja panjang macam untuk teller melakukan transaksi dan terdapat pula deretan mesin hitung jaman dulu.
Beranjak kesebelah kiri dari pintu masuk kita akan menemukan ruang yang disekat yang menunjukan ruang transaksi untuk orang tionghoa, maklum waktu itu masing-masing orang asing masih menggunakan sistemnya sendiri-sendiri. Di ruangan ini terdapat juga patung-patung yang memberikan gambaran bagaimana mereka melakukan aktivitas.
Kalau lita berjalan ke sebelah kanan dari pintu masuk kita akan menemukan deretan mesin ATM dari beberapa bank yang nantinya berkolaborasi menjadi Mank Mandiri, yaitu Bank Expor Impor (Exim), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD) dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo).
Koleksi mesin ATM yang ada emang nggak semuanya tapi udah cukup kok untuk kita ngedapetin gambaran tentang gimana bentuk mesin ATM jaman dulu kala, soalnya disini ada mesin yang lumayan gede hingga yang mirip denganyang sekarang biasa kita pakai.
Nggak jauh dari deretan mesin ATM kita bisa menemukan tangga menuju basement. Di basement kita bisa melihat koleksi brandkast (brankas) dari berbagai bentuk mulai dari lemari besi yang cukup tebel dan pastinya berat-berat dari berbagai ukutan mulai dari yang kecil hingga yang berukuran satu ruangan.
Brankas yang berukuran satu ruangan ini sebenernya adalah ruangan yang terdiri dari jeruji besi yang tersekat-sekat yang mempunya dua akses masuk yang pintunya terbuat dari besi tebal dengan kunci putaran angka kombinasi atau semacam pintu brankas.
Selain brankas besi kita juga bisa melihat laci-laci yang jumlahnya ribuan yang kemungkinan digunakan oleh nasabah jaman dulu untuk menaruh surat-surat berharganya, umm jadi kebayang bank penyimpanan di luar negeri yah atau bahkan Gringgots yang di Harry Potter.
Jalan-jalan selanjutnya adalah menuju lantai dua, sebelum menuju lantai dua di sisi tangga kita disuguhkan oleh lukisan kaca patri yang indah dan berwarna-warni, pada kaca ini juga terdapat beberapa quotes dan keterangan tentang gedung tapi dalam Bahasa Belanda.
Sampai di lantai dua kita dihadapkan pada ruang duduk. Di seberang ruang duduk kita akan melihat semacam ruang tapat untuk jajaran petinggi dari bank lengkap dengan foto dan biodatanya.
Dilantai ini kita bisa melihat bagaimana gambaran mengenai aktivitas perbankan jaman yang sudah agak kekinian, dokumentasi acara-acara yang disponsori oleh Bank Expor Impor (Exim), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD) dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) hinggak Bank Mandiri, sampai beraneka macam hadiah dan souvenir yang pernah diberikan oleh bank tersebut.
Selain menunjukan koleksinya museum ini juga mempunyai perpustakaan umum walaupun memang buku tentang perbankan cukup mendonimasi tapi tenang aja, ada juga kok novel-novel kekinian.
Wah, saran Saya buat kalian yang baru pertama kali kesini adalah kalau bisa gunakan pemandu soalnya Saya sempet kesasar, maklum ini bangunan sumpah gede banget dan luas banget apalagi setiap ruangan nggak cuma punya satu pintu jadinya bisa nembus kemana-mana.
Nah gimana? Tertarik untuk menjelajah museum ini? Selamat jalan-jalan! Jangan lupa setelah kamu membaca jejak kami, tinggaklkan jejak mu pada papan komentar kami!