Jumat, 09 Juli 2010

Mitologi : Khayalan dan Kepercayaan



Deretan Dewa-dewi dari berbagai Mitologi

Kita tentunya pernah mendengar nama-nama seperti Zeus, Venus, Izanagi, Siwa, Rama hingga Rahwana. Ya, mereka adalah nama-nama yang bisa kita dapatkan dalam mitologi. Mereka hidup dan berkuasa dalam kisah-kisah yang (entah) dibuat dan dipercaya oleh manusia.
Mi.tolo.gi : Ilmu tt bentuk sastra yang mengandung konsepsi dan dongeng suci mengenai kehidupan dewa dan makhluk halus dalam suatu kebudayaan
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Ya, mitologi memang selalu dikaitkan dengan kepercayaan. Tokoh-tokoh yang ada didalamnya seakan hidup dan mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi umat manusia baik dalam bentuk perilaku maupun pemikiran.

Di beberapa wilayah, daerah bahkan negara mitos sudah menyatu kuat dengan kehidupan mereka. Tengok saja Yunani, negara yang sangat identik dengan kehidupan dewa-dewi. Berbagai kota dan kuil dibangun oleh masyarakat sebagai penghormatan pada "penduduk" Gunung Olympus itu. Mereka percaya seolah yang mereka lakukan akan mendapatkan balsan dari dewa-dewi disana.

Hampir semua bangsa mempunyai kepercayaan terhadap mitologi masing-masing. Keluarga Zeus dan Olimpiannya dalam bangsa Yunani, keluarga Jupiter dalam mitologi Romawi hingga Kesaktian Rama, Kearifan Wisnu dan kerajaan Astina dalam Mitologi Hindu. Tak jarang, cerita mitologi ini nantinya akan berhubungan dengan kepercayaan bahkan agama.

Entah siapa yang awalnya memulai cerita tentang mereka. Bagi sebagian orang mereka hanyalah khayalan umat manusia yang di amini banyak orang. Namun, bagi sebagian lainnya, mereka nyata dengan segala cerita, kekuatan dan kemegahannya.

Cerita tentang mitologi dan kepercayaan lain memang terkadang tidak bisa di ukur oleh akal sehat. Mereka seolah-olah hidup dalam alam bayangan namun mampu mempengaruhi manusia yang ada dialam nyata.
Beragam kisah yang diceritakan menyimpan petuah-petuah dan refleksi untuk kehidupan manusia.

Mitologi Yunani dan Romawi merupakan dua mitologi yang dikenal luas oleh masyarakat. Bahkan, nama-nama dewa-dewinya pun akhirnya di abadikan pada hal-hal di sekitar kita.Mitologi mereka dikuatkan oleh pemikiran-pemikiran para filsuf dan kuatnya cengkraman mitologi tersebut di dataran eropa.

Berbeda dengan mitologi di Asia yang cenderung berbau lokal. Di Asia masing-masing wilayah punya cerita-nya tersendiri bahkan yang berasal dari akar yang sama sekalipun . Misalnya, Indonesia dan India sama-sama mempunyai cerita yang diambil dari mitologi Hindu namun keduanya mempunyai versi cerita masing-masing. Jangankan beda negara, beda daerah saja sudah berbeda.

Memang, jika menyebut kata mitologi secara luas maka kita pikiran kita akan langsung tergiring pada kawanan Zeus ataupun kawanan Jupiter. Jarang sekali yang langsung menebak cerita ramayana dan mahabrata sebagai sebuah mitologi. Biasanya orang-orang hanya memahaminya sebagai cerita rakyat atau bahkan memahaminya sebagai cerita dari suatu agama atau kepercayaan terntentu.

Ya, meskipun mitologi Yunani dan Romawi memang lebih kesohor daripada mitologi-mitologi yang ada di asia namun mereka pun tidak lepas dari ke simpang siuran seperti asal muasal seseorang (misalnya Aprodhite, 12 dewa olimpian) maupun watak para dewa.

Dewa-dewi dalam mitologi Yunani dan Romawi ini (mungkin kita klasifikasikan saja menjadi mitologi barat) memang membuat karakter dewa-dewi yang ada didalamnya se-manusiawi mungkin. Mereka saling jatuh cinta, menikah, punya anak, berwatak baik, jahat, culas dan lainnya.

Berbeda dengan mitologi Asia (kalau begitu mungkin ini mitologi timur jadinya), kebanyakan mitologi asia menampilkan kehidupan dewa-dewi yang serba positif dan tidak manusaiwi dakam hal ini mereka menampilkan hal-hal yang bersifat khayangan. Sedangkan bagian yang mempunyai sifat jahat, culas atau pendendam seakan-akan bukan dari jajaran dewa-dewi.

Sebenarnya, bagaimanapun mitologi itu dibuat dan kemas mereka selalu mempunyai pesan terselubung. Seperti bagaimana Hera/Juno bisa menjadi "jahat" namun sangat setia dan selalu melindungi rumahtangganya. Bagaimana Hanoman selalu patuh pada tuannya. Mitologi bisa hadir ditengah masyarakat untuk memberi pelajaran yang tidak tersurat namun tersirat. Mitologi hadir di tengah kita melalui mimpi yang kita punya namun layak untuk kita percaya nilai-nilai yang ada didalamnya.


Khayalan dan harapan adalah harta satu-satunya manusia untuk bertahan hidup di alam nyata
-Yhusanti-