Senin, 19 Juli 2010

Kisah Sukses J.K. Rowling di Balik Proses Penulisan Harry Potter (Part1)



Judul Buku : Kisah Sukses J.K. Rowling di Balik Proses Penulisan Harry Potter

Penulis : Indra Ismawan





Bagian Pertama : Dementor

Dementor yang diciptakan oleh Joanne Kathleen Rowling sebagai makhluk penghisap kebahagiaan dan energi positif tampak seperti keadaan yang selali menghantuinya. Masalah demi masalah menghantuinya sampai Harry Potter hadir mengusir dementor dengan patronusnya.

J.K rowling adalah seorang wanita muda lulusan Exter Unversity dengan kemampuan berbahasa Prancis yang lancar. Orang tuanya memimpikan dirinya menjadi seorang sekretaris legal dwi bahasa yang handal namun dalam dirinya hanya ada menulis dan menulis sehingga semua pekerjaannya menjadi sekretaris berantakan akhirnya ia tidak pernah lama sisuatu perusahaan.

Kesulitan demi kesulitan membawa Joanne pada kondisi harus menempuh rute Manchaster-London untuk bekerja. Pekerjaan di Machaster Chamber Of Commere mengharuskan ia menghabiskan banyak waktunya diatas kereta. Dalam setiap perjalanannya Joanne mendapatkan banyak pengelihatan yang membangun daya imajinatifnya yang terbangun sejak kecil dan di atas kereta itu juga Joanne melahirkan Harry Potter.

Lahirnya Harry Potter di dalam benak Joanne tergambar begitu jelas sampai Joanne bisa menerangkan bahwa bukan hanya satu buku yang akan ia buat untuk Harry tapi tujuh serialnya pun telah tergambar di benaknya.

Joanne yang sedang hanyut dalam kesenangan alam magisnya harus tersadar dan mendapatkan kenyataan yang sangat pahit yaitu harus kehilangan ibu yang sangat dicintainya karena multiple scelerosis yang merengutnya dengan cepat. Joanne merasa sangat terpukul dengan musibah tersebut ia merasa sangat bersalah karena tidak ada disamping ibunya disaat-saat terkahir, rasa sesak semakain dalam karena ibu yang selalu mendukungnya menulis itu tidak pernah membaca karya-karyanya.

Kehilangan ibu yang dicintainya merupakan salah satu dari rangkaian musibah yang ia alami, musibah seakan-akan menjadi komplet saat ia kehilangan pekerjaannya di Mancaster Chamber Of Commerce sekaligus kehilangan kekasih yang tak cukup memahami gejolak jiwanya. Sekali lagi hanya Harry Potter yang bisa mengiburnya.

Pada September 1990 Joanne memerima tawaran bekerja di luar nageri. Di Oporto, Portugal Joanne menjadi seorang guru pengajar bahasa Inggris, dikota itulah juga Joanne bertemu dengan Jorge Arantes yang nantinya akan menjadi ayah dari putrinya.

Hubungan percintaan dengan Jorge berujung pada pelaminan dan lahirlah Jessica putri yang sangat dicintainya namun kehadiran bidadari kecil itu tidak memperbaiki hubungan mereka yang sebenarnya rapuh. Tiga bulan setelah kelahiran Jessica, Joanne dan Jorge resmi bercerai.

Joanne kembali ke London sebagai orang tua tunggal. Di tengah depresinya Di, adik Joanne menyarankan agar kakaknya pindah ke Edinburgh sehingga bisa lebih dekan dengan keluarganya. Saran itu diterima Joanne dan tinggalah Joanne di kota itu. Dengan uang sewaan dari seseorang, Joanne menyewa sebuah flat kumuh untuk dia dan anaknya.

Suatu sore akan menjadi titik perubahan bagi Joanne, ia menceritakan Harry Potter pada orang yang selalu mendengarkan setiap ceritanya secara antusias dan respon yang baik pun diberikan oleh nya. Di, benar-benar tertawa saat membaca tulisan Joanne.

Respon Di menjadi tolak ukur pertama diterima atau tidak novelnya itu. Respon yang baik menjadi cambuk bagi Joanne untuk meneruskan dan menuangkan apa yang ada di kepalanya.. demi menulis akhirnya Joanne mengambil keputusan yang sangat menyulitkan hidupnya yaitu menuangkan seluruh waktunya untuk menyelesaikan Harry Potter yang secara tidak langsung membuatnya berada dalam lingkaran kemiskinan.


Flat kecil milik Joanne bukanlah tempat nyaman mencari inspirasi namun Joanne selalu punya tempat untuk menemukan inspirasi ia dating ke Café Nicholson memesan espresso dan air putih lalu menuangkan ini alam magisnya walaupun hanya pada secarik kertas tissue.

Joanne yang menulis manual semua naskahnya tiba pada titik dimana ia harus mengirimkan naskahnya pada penerbit, hatinya sempat bimbang dan takut bila naskahnya ditolak akan membuat hatinya hancur namun ia sadar bahwa itu adalah resiko yang harus diambilnya.Dengan biaya yang sangat hemat ia membeli sebuah mesin tik manual dan membuat dua salinan naskahnya kemudia dikirimkan pada dua agen besar di Inggris.

Ibu muda ini mempunyai obsesi membuat ketujuh seri Harry Potter secara full time dan itu berarti ia tidak punya pemasukan, beruntung Joanne mengajukan permohonan bantuan kepada Scottish Arts Council (Dewan seni Skotlandia) dan mereka menyetujui permohonan Joanne. Mereka memberinya uang sejumlah delapan ribu pound yang cukup bagi Joanne untuk mendapatkan penitipan anak yang layak bagi Jessica selama ia bekerja. Didorong oleh hal ini, Joanne mencari pekerjaan dan dengan segera mendapatkannya di Edinburgh sebagai guru Bahasa Prancis di Leth Academiy dan, kemudian, di Moray House Training College.

Harry Potter belum diterbitkan namun Joanne telah merasa lega karena ia sudah mulai menikmati hidupnya dan berkecukupan, terbukti secara tidak langsung Harry Potter telah mampu mengusir dementor-dementor dalam hidupnya.

(...Bersambung)

*) Dirangkum dari buku "Kisah Sukses J.K. Rowling di Balik Proses Penulisan Harry Potter" karangan Indra Ismawan yang pernah menjadi salah satu tugas kuliah saya di Tahun 2007. Nantikan bagian selanjutnya...