Senin, 18 Maret 2013

Se-klasik Membuka Kotak Pos

Ke kantor pos? Jadul banget sih
Bukan jadul, tapi klasik

Hayoo... berapa banyak yang berpikir kalau "main" ke kantor pos adalah hal yang jadul? ngaku deh. Emang sih di jaman udah banyak titipan kilat yang "katanya" lebih cepat dan lebih terpercaya, juga jaman dimana kita bisa berkomunikasi lebih cepat lewat email, sms, telepon, BBM, Whatsapp, Line, Twitter dan lainnya jadi ngapain juga ke kantor pos?

Bagi saya dan beberapa teman, kantor pos bukanlah hal asing atau malah tempat yang menyenangkan. Nggak cuma untuk berkirim tapi juga jadi tempat menerima. Wah? iya menerima kiriman di kantor pos, karena kami adalah pengguna kotak pos alias PO BOX.

Jadi ceritanya saya udah punya PO BOX sendiri nih, gaya kan? Saya inget banget jaman dulu yang punya PO BOX tuh yah artis-artis atau yah perusahaan yang lagi bikin kuis hehehe... Berhubung udah dianggap nggak jaman punya PO BOX maka beberapa bulan yang lalu saya memutuskan menyewa sebuah kotak di kantor pos Bintaro Jaya, sebenarnya sih juga karena kalau ditulis alamat rumah saya panjang bet panjang.. Betewe, kenapa disini? salah satu alasannya sih disini lebih murah dibanding di kantor pos besar. (curhatannya bisa dibaca disini)

Punya PO BOX itu ternyata lebih deg-degan daripada nunggu surat atau kartupos dirumah. Selain emang alamat PO BOX saya agak absurd, saya juga nggak sering-sering banget ngecek itu kotak. Abisnya sebulan pertama kosong gitu :'(

Seriusan deh, setelah punya (tepatnya nyewa) sebuah kotak pos alias PO BOX rasanya kegiatan berkirim dengan perangko makin klasik aja. Kegemaran saya berkirim kartu pos rasanya jadi tambah lengkap, soalnya kan kalau mau buak kotak Pos kudu ke kantor pos dan enaknya sih pas kantor pos sekalian ngirim kartu pos hehehe...

Nah ini dia kenampakan kotak pos saya di kantor pos bernomor 15412 yang terletak di Bintaro Jaya, Tangerang Selatan.





Yang mau berkirim surat dan kartupos bisa lho dilayangkan ke :
PO BOX NO 14 BINTARO JAYA, TANGERANG SELATAN 15412

Rabu, 30 Januari 2013

Oleh-oleh khas Belitung dari Bu Mus


Masih sisa perjalanan dari Belitung. Kali ini saya akan berbagi "hasil" dari bertemu Bu Mus.

Setelah novel dan Film Laskar Pelangi booming, siapa yang tak mengenal Bu Mus atau Bu Muslimah. Dia adalah tokoh guru dari anak-anak laskar pelangi yang ceria. Tentunya yang kali ini saya temui bukanlah Cut Mini yang berperan sebagai Bu Mus dalam film Laskar Pelangi tapi Ibu Muslimah yang sebenarnya, guru dari Andrea Hirata.

Sebenarnya "mampir" ke rumah bu mus tidak ada dalam agenda saya karena memang tidak ada akses, namun karena keinginan seorang teman yang menggebu-gebu dan dengan bantuan seorang teman yang lain maka akhirnya hari kedua saya di Belitung saya menyambangi Belitung Timur dan menyempatkan diri bertemu sang Ibu Guru.

Perempuan berbadan kecil itu menyambut kami dengan hangat dan ramah juga sedikit cerewet, mungkin karena dia guru jadi dia bisa menerima bocah-bocah macam kami dengan sabar. Obrolan hilir mudik mengenai murid-muridnya dan kehidupan pribadinya pun mengalir begitu saja dan untungnya dijawab dengan santai oleh guru yang baru berhenti mengajar tak lama ini.

Foto Gangan Nanas yang diambil dari blog tetangga
Nah kalau teman-teman saya banyak bertanya mengenai "laskar pelangi", sebagai cewek satu-satunya dan sebagai satu-satunya "ibu" yang ngobrol dengan saya maha ada obrolan khusus diantara kami berdia. Ooo bukan curhat tentunya tapi nanya resep masakan khas belitung hehehe.. nggak mungkin juga kan saya nanya ke rumah makan.

Kalau Bangka punya Lempah, Jawa Tengah punya Garang Asem nah untuk yang kuah-kuah Belitung punya Gangan. Sebenernya nggak mirip sih semua makanan itu tapi yah berkuah-kuah dan seger-seger deh.

Dan dengan bangga saya persembahkan Resep Gangan ala Bu Muslimah, yang berhasil saya catat.

Bahan-Bahannya adalah :
- Ikan Laut (kata bu mus biasanya ilak atau bisa juga ikan bulat. Hmm ikan kuwe kali yah bisa)
- Serai(2-3 batang dikeprek aja semacam dimemarkan)
- Nanas
- Pucuk daun kedondong (ini akan menghasilkan efek asyeeem. Kalau nggak ada coba ganti dengan belimbing wuluh atau air jeruk nipis)
- Asam Jawa (ambil airnya aja sedikit)
- Garam dan gula putih (secukupnya sesuai lidah)  
Bumbu yang dihaluskan
- Kunyit (3 ruas jari)
- Kemiri (3 Butir)
- Laos/ Lengkuas (sedikit aja)
- Bawang Merah (lupa nanya berapa banyak)
- Cabe Rawit (sekuatnya)
- Terasi
Caranya?
- Rebus Bumbu halus, serai dengan sepanci air
- Setelah ikan dicuci bersih masukin ke rebusan
- masukan nanas dan bahan-bahan yang bisa mengeluarkan rasa asam
- Selesai :)

Diwarung makan pun ada Gangan (tebak yang mana hayo)

Saya sih belum pernah nyobain bikin masakan yang satu ini tapi sebagai ibu-ibu  saya percaya aja deh sama Bu Mus yang udah puluhan tahun juga disana :)

Oh iya, Bu Mus juga memberikan alternatif lain untuk Gangan ini yaitu Gangan dengan ikan air tawar. Bedanya Gangan ikan laut dan ikan tawar terletak pada bumbu dan pelengkapnya. Untuk Gangan ikan air tawar TIDAK menggunakan bawang merah melainkan menggunakan bawang putih. Untuk pelengkapnya pun nggak pakai nanas tapi daun singkong. Sebenarnya sih nggak cuma daun singkong tapi dedaunan lainnya juga bisa termasuk daun-daun yang asing ditelinga saya, asal jangan daun pintu aja deh.

Mungkin agak gimana gitu yah berbagi resep tanpa mencobanya tapi yah kan nggak tau rasanya kalau belum ada yang nyoba heheh.. jadi siapa yang mau nyoba duluan? :)

#25