Selasa, 21 Januari 2014

Curug Sanghyang Taraje : Terjun Bebas Dari Surga

Saking tingginya, Air terjun ini dibaratkan tangga dewa-dewi

Kabuaten Garut bisa dibilang gudangnya curug alias air terjun. meski lebih dikenal dengan kota dodol ataupun wisata air panasnya kabupaten ini ternyata memiliki beberapa curug yang ciamik banget salah satunya adalah Curug Sanghyang Taraje.

Meski saya bilang curug ini ciamik, jangan bayangkan sebuah objek wisata yang lengkap dengan fasilitasnya. Huh.. boro-boro ada faslitas wisata nanya ke warga setempat (di Garut kota) tentang curug ini aja pada nggak tau!

Oke, dengan modal nekat dan selembar brosur wisata kabupaten Garut yang bilang ini curug keren banget maka saya dan beberapa kawan memutuskan untuk menyambangi curug tersebut dengan hanya tau nama kecamatan dan kelurahan yang tertera dibrosur, sisanya? kemana ban motor ini akan bergulir saja lah dan tentunya dengan bantuan GPS alias Guidance Penduduk Setempat alias nanya aja lah dijalan.


30 menit.. 1 jam... 1 persimpangan.. 2... 3... dan kami mengikuti jalan menuju Pamengpeuk hingga akhirnya kami sampai juga.. tapi tentunya bukan sampai ke curug tapi baru menemukan titik terang petunjuk ke arah curug! tepatnya di pertigaan Cikajang. Dari sini jalanan mengecil dan tentunya aduhai untuk bikin milkshake (baca : jeleknya ampun deh)

Dasar emang niat baik (untuk jalan-jalan) nggak selalu didampingi dengan cuaca yang baik juga. Setelah perjalanan sekitar 1 jam dengan jalan yang aduhai itu turun lah hujan dengan derasnya dan menepilah kami. Oh iya hal itu terjadi berulang-ulang mungkin hingga 3 kali hingga kami akhirnya melihat luar biasanya curug itu.



Weits, melihat bukan berarti udah nyampe lho, maksudnya itu ngeliat aja dari jauh dan belum sampe hahaa... setelah kira-kira total 3 jam perjalanan ditambah waktu neduh dan sedikit kepeleset akhirnya sampai juga di 'pos' pintu masuk curug. Dipikir yang disebut pos itu seperti penarikan retribusi atau apa eh ternyata cuma bangunan yang paling gede 2 x 2 m yang kosong dan nggak terawat. Tapi ya udah lah yah, cerita harus dilanjutkan.

'Pos' adalah tempat terakhir kita bisa memarkir kendaraan dan sisanya jalan kaki. Nggak terlalu jauh kok cuma 10 - 15 menit tergantung niat dan kekuatan fisik. Dari sini kita udah bisa dengar gemuruh air yang terjun bebas, yah namanya juga air terjun yah sodara-sodara.


Dan... seriusan ini mulut cuma bisa nganga pas nyampe disekitar air terjun. Haduh emang yah yang namanya ciptaan Tuhan itu selalu Amazing sodara-sodara. Sebuah 'taman' kecil menyambut saya dengan manis menuju air terjun yang katanya setinggi 72 meter itu. Berhubung air terjun ini punya jenis terjunan bebas maka kerasa banget tuh tampias airnya. terlebih lagi saat itu volume air sedang besar-besarnya karena baru saja ditambah dengan air hujan.

Kalau ditilik-tilik dari namanya yaitu "Sanghyang Taraje", air terjun ini bisa diartikan secara harafiah menjadi tangga nya para dewa, atau bahkan tangga menuju surga. Kalau kita berada dibawah air terjun ini memang nggak salah kalau disebut seperti itu soalnya sekilas ait terjun ini langsung nyambung sama langit. Meski bukan penyandang predikat air terjun tertinggi di Jawa Barat, Sanghyang Taraje bolah lah dibilang sebagai air terjun paling tinggi se-kabupaten Garut karena tentu lebih tinggi dari Curug Orok, Curug Citiis dan Curug Cilawu serta beberapa curug yang ada.



Buat yang doyan banget main air, jangan pernah coba-coba berenang dibawah terjunan curug ini karena sumpah aitnya besar banget! Saking kerasnya terjunan yang ada yang tentunya memiliki energi yang besar, curug ini sudah dilirik untuk menjadi salah satu PLTA (entah memang sudah digunakan atau baru dilirik sebenarnya saya belum cek kepastiannya). Meski terjunannya keras dan arusnya yang lumanyan besar (banget) gosipnya sih dibawah air terjun banyak ikannya lho..

Agak sedih sih nggak bisa main air disana, tapi tenang aja kita tetap bisa menikmati airnya yang (saat itu) dingin banget kok.. Disekitar air terjun ini sudah ditanggul secara rapi, jadi bisa lah duduk-duduk dipinggirannya dan tetep kena airnya kok! Soalnya hempasannya emang cukup besar. Menurut saya kalau mau lebih lama menikmati air terjun ini kita bisa nge-camp juga kok soalnya saya menemukan sisa-sisa api unggun dan memang ada sebuah saung kecil seadanya banget untuk beristirahat.

Gimana? tertarik untuk mengintip air terjun ini? Siapkan mental dan fisik tentunya. Oh iya, kalau kesana saat habis hujan, debit airnya akan besar tapi kotor namun jika saat kemarau tampaknya debit airnya tidak akan sebesar saat saya kesana namun (semoga saja) jadi jauh lebih bersih dan bersahabat. Untuk mencapai tempat ini disarankan menggunakan motor trail atau mobil 4WD meski pun kami juga sampai sih dengan menggunakan motor bebek matic, tapi kasihan ke motornya euy! Oh iya kalau nggak ada mobil 4WD tampaknya mobil pick up bisa jadi alternatif soalnya saya melihat beberapa mobil pickup berseliweran disini.

Oke? Selamat bertualang teman-teman!