Bagi para petualang yang menggunakan moda pesawat terbang seperti saya biasanya akan memulai perjalanannya di Bandara Hasanuddin yang ada di Maros. Masih butuh waktu sekutar 5-6 Jam perjalanan untuk sampai ke Pantai yang terletak di Kabupaten Bulukumba ini. Beruntung seorang teman yang asli Bulukumba mau mengantar kami hingga Pusat Kota Bulukumba dan merelakan kendaraannya dipinjam selama kami disana, Sisanya? kami berusaha dengan GPS (Global Positioning System) dan GPS (Guide Penduduk Setempat).
Dari tengah Kab. Bulukumba kami melewati Tanah Beru, tempat yang terkenal sebagai sentra pembuatan kapal Pinisi yang dibanggakan oleh kaum bugis. Sayangnya karena badan sudah terlalu letih (belum tidur) kami pun memutuskan untuk lekas ke Bira.
Ternyata memasuki kawasan Bira pun ada pula pembuatan kapal pinisi meski kabarnya tak sebesar dan sebanyak di Tanah Beru, tak mau kehilangan momen kami pun mampir sejenak. Mumpung matahari belum tinggi.
Tembakan dengan kamera analog Advantix di lokasi pembuatan perahu Pinisi, Tanjung Bira |
Sesampainya disana, sayang ternyata sulit mendapatkan penginapan yang benar-benar didepan pantai terlebih kami juga harus memikirkan parkir kendaraan. Umumnya penginapan di Tanjung bira terletak di depan jalan akses sampai diatas bukit kecil, sedikit sekali yang benar-benar di tepi pantai. Keadaan di Tanjung Bira pun cukup ramai dengan fasilitas yang cukup lengkap seperti warung makan hingga penjual souvenir. Harganya penginapan pun variatif mulai dari 200an ribu hingga (mungkin) jutaan.
Demi mencari tempat yang lebih tenang akhirnya berbekal review dari beberapa blog kami pun bergeser ke kawasan Bara yang terletak sekitar 2 kilometer dari kawasan Tanjung Bira. Cerita tentang pantai Bara akan saya tulis di bagian yang berbeda.
Selamat berlibur, selamat menikmati Indonesia
*Sebenarnya ini cerita tahun lalu yang terpendam belum terpublikasikan, tapi semoga beberapa hal masih bisa dijadikan referensi yah.