Selasa, 04 Desember 2012

Ngubek Jakarta : Karilam Gang Gloria yang Super!!!



Apa yang terlintas dipikiran kalau mendengar kata Kari?? pasti mengarah ke india atau daerah timur tengah. lalu gimana kalau saya cerita tentang salah satu makanan favorit saya di pecinan adalah kari, ya namanya adalah kailam.

Ada yang bilang karilam berbeda dengan kari atau karee tapi buat saya sama-sama bertabur rempah. oke, emang sih rempah di karilam berbeda dengan kari timur tengah soalnya bagi saya yang nggak suka rempah yang menyengat kari lam ini cukup enteng dan masuk banget.

Seperti yang saya pernah cerita di "Petualangan di Gang Gloria" karilam ini berada di ujung gang gloria. Oh iya, Karilam yang dijual disini terdiri dari dua varian yaitu ayam dan sapi jadi bisa sedikit tenang lah ya makannya hehehe... 

Untuk varian ayam yang dipakai (tampaknya) adalah ayam kampung. sedikit spekulatif sih tapi soalnya pas saya minta banyak tulang eh ternyata tulangnya keras banget dan nggak bisa dikuntah selayaknya tulang ayam di fast food. Nah karena itu lah muncul hipotesis (tsah gaya bet bahasanya) tentang jenis ayam yang dipake kalau nggak ayam kampung yah ayam pejantan tapi meskipun yang itu masih nebak-nebak tapi rasanyasih udah pasti.. pasti enyaaaak..

Varian lain adalah karilam sapi. Jujurn nih yah karena saya nggak ngarti masalah dunia persapian maka analisis saya mengenai karilam varian ini adalah ENAK! lha? yah karena enak beneran hehehe... dagingnya itu loh berlimpah dan dikit banget gajih-nya bahkan tampaknya hampir semua daging. Pool banget kan?

Kalau hidup aja butuh pendamping makan karilam pun butuh pendamping saat dimakan (hallaaah) kenapa? alesannya cuma satu, biar kenyang! pendamping ini adalah nasi dan misoa. Msoa itu semacam mie tapi tipis yah lebih besar dari bihun lah dan bahan dasarnya terigu. Kalau makan pakai misoa karilam langsung disiram di atasnya dan disajikan di mangkok super besar sedangkan kalau disajikan dengan nasi maka karilam disajikan secara terpisah.

Masalah harga? siap-siap merogoh kantong yah, karena satu porsi karilam dan pendampingnya harus ditebus dengan 23 ribu rupiah jadi siapin aja 25 ribu biar ada sisanya hehehe... tapi nih tips dari saya supaya sedikit ngirit adalah kalau kesana lebih baik berdua jangan sendiri jadi beli aja karilam satu porsi terus tinggal nambah nasi satu lagi deh hehehe.. soalnya ini porsinya seriusan gawat banget (saya aja makannya sampai capek :p).

Oke, jadi gimana? masih penasaran sebesar apa porsi karilam? ya udah yuk langsung kita meluncur...

Ngubek Jakarta : Lost in Pecinan-Glodok


Ingin merasakan serunya negeri tiongkok? apalagi jajanannya? hmmm nggak usah jauh-jauh karena di Jakarta pun kita bisa bergaya macam di tiongkok sana... apa sih yang nggak ada di Jakarta? Oke kemana kita? pastinya ke daerah pecinan atau china townnya Jakarta yaitu kawasan Glodok.

kali ini saya dan teman-teman akan menyusuri gang-gang kecil di pasar glodok. Taukah kalau ternyata di gang-gang tersebut banyak sekali lah seru dan makanan enak? ada wotie dan banyak jajanan lain. buat yang suka masak bisa juga belanja keperluan dan bahan masakan di toko-toko yang ada disana. yuk mari kita berangkat...

Sudah siap? weits coba cek dulu tips capruk dari saya sebelum kita mengembara ke pecinan Glodok.

Tips jalan-jalan ke pecinan ala Ucha
  • Gunakan pakaian yang nyaman misalnya kaos dan celana pendek karena ini bukan mall sob! jadi siap-siap aja sedikit berkeringat
  • No Heels! sekali lagi ini bukan mall tapi pasar dan kemungkinan besar kita akan jalan kaki menyusuri gang-gang senggol
  • Jangan lupa deodoran! keringet boleh ngucur tapi nggak dengan bau badan.
  • Bawa uang secukupnya, cukup untuk makan wo tie, cukup untuk beli kue, untuk belanja barang-barang unik pokonya secukupnya ya :P
Sudah siap? mari kita mulai dari video... baru kita brangkat :) 




Minggu, 02 Desember 2012

Lembut-Renyah Wotie ala Pasar Glodok


Sekilas makanan ini mirip dengan Gyoza yang berasal dari Jepang, juga hampir serupa dengan Suie Kiaw alias pangsit basah yang biasa kita temukan. Weits, ini serupa tapi tak sama, memang beda tapi sama-sama enak. hehehe...

Nggak perlu jauh-jauh ke negeri tiongkok untuk makan makanan enak ini karena di Jakarta pun ada lho... Warung Wotie ada beberapa di Jakarta, biasanya di kawasan pecinan atau perumahan orang-orang keturunan tiongkok, maklum makanan ini memang berasal dari negeri tiongkok sana. Kali ini saya mencoba wotie di kawasan Petak 9, Glodok Jakarta.

Awalnya saat teman mengucapkan kata "wotie" yang saya tangkap adalah kuetiaw hahaha.. maklum namanya asing buat saya. Oke, akhirnya saya mengikuti dia masuk ke gang kecil di seberang gang gloria.

Menyusuri gang-gang kecil mungkin menjadi satu dari sekian banyak hobi saya, berbekal dengan prinsip nggak masuk gang makan nggak akan menemukan makanan enak maka saya memutuskan untuk "ngubek" gang-gang kecil dikawasan pasar Glodok dan benar saja saya dipertemukan dengan masakan unik ini lewat perantara seorang teman (#tsah).

Warung Wotie disini agak tertutupi oleh toko-toko dan meja-meja penjual makanan jadi harus jeli melihatnya. Oh iya disini nggak cuma jual wotie tapi juga menjual suie kiaw alias pangsit rebus, maklum aja adonannya emang sama

Seperti yang saya bilang di awal, saya kira ini adalah gyoza tapi ternyata sedikit berbeda. Ngomongin tekstur, wotie ini agak unik karena bagian bawahnya agak krunchy tapi bagian atasnya lembut banget. Nah lho semacam labil dia.

Ternyata komposisi garing dan lembut itu berasal dari cara memasaknya yang juga unik. Wotie dimasak dengan cara setengah digoreng, jadi yang terendam minyak hanya bagian bawahnya sedangkan bagian atasnya akan matang dengan uap air yang ada karena (kalau nggak salah) nantinya minyak akan diber percikan air kemudia ditutup tapat. Oh iya ketika digoreng, Wotie disusun sedemikian rupa secara padat didalam penggorengan yang mirip dengan loyang untuk martabak manis.

Hmm.. soal rasa? jangan ditanya kalau kulitnya aja enak apalagi isiannya.Isi Wotie adalah daging cincang yang dicampur dengan pe cai, bawang merah dan bawang putih.

Di warung Wotie yang saya kunjungi ini kita bisa liat pembuatan makanan enak ini, setidaknya dari menggiling kulit, memasukan isian sampai menggoreng. Karena menggoreng nya sekali banyak maka kita nggak perlu menunggu lama menunggu dari saat memesan hingga makanan datang.

Yang uniknya lagi, wotie dimakan dengan sederetan saus pendamping yang harus diracik sendiri dari bawang putih segar yang dicincang, kecap asin, cuka hitam dan minyak wijen. Buat yang mau menambahkan sensasi pedas disediakan saos sambel, sambel ulek dari cabai segar atau bisa juga minta merica bubuk.

Nah kalau sausnya udah diracik dan wotienya udah datang maka mari kita makan :)

Masih penasaran? silakan intip videonya