Sabtu, 02 Juni 2012

Saat berbagi tak lagi sulit

P.U,S.H (Pray Until Something Happen) Shave For Hope

Berbagi bagi sebagian orang adalah hal yang tak mudah, mengurangi milik kita untuk memberikannya pada orang lain yang kekurangan. Mungkin bagi orang-orang itu berbagi identik dengan materi, uang dan nominal sehingga sulit sekali mereka membagi yang mereka miliki dengan orang lain. 

Jujur saya bukanlah orang yang memiliki sederet angka tapi entah kenapa besar keinginan saya untuk membagi apa yang saya miliki pada mereka yang membutuhkan. Lalu apa yang bisa saya bagi? Saya merasa memiliki waktu, kebahagiaan dan pastinya tubuh saya. Ya tubuh saya, apa yang sudah Tuhan berikan pada saya secara GRATIS!!!! GRATIS, Tuhan tidak pernah meminta saya membayar atas darah, rambut dan nafas saya yang diberikannya lalu mengapa saya menikmati itu sendirian?

Terima Kasih, Tuhan telah memberikan nafas pada saya sehingga saya bisa hidup dan bergerak itulah ucapan trimakasih saya pada ia yang bermurah hati. Saya akhirnya menyadari bahwa setiap gerakan dan laku saya bisa saya bagi dengan orang lain. Dengan nafas yang Tuhan berikan saya jadi bisa belajar, saya jadi bisa bekerja dan saya jadi bisa memiliki waktu di dunia ini. Yah waktu, waktu di dunia ini yang saya punya lalu mengapa tidak saya bagi itu? pertanyaan sesimple itu muncul dibenak saya.

Karna Tuhan begitu murah hati memeberikan saya nafas maka saya masih punya waktu di dunia, karena saya masih punya waktu di dunia maka saya masih bisa bergerak, belajar dan berkarya dan karena semua itu saya harus mesyukurinya. Membagi waktu dan tenaga saya? ya saya kira itu tak kan membuat saya rugi karena itulah cara yang paling mudah untuk saya berbagi. 

Apalagi yang bisa kita bagi? tubuh kita tentunya bisa berguna untuk orang lain. Tidak perlu berpikir terlalu jauh untuk mendonorkan hati, jatung dan ginjal yang kita miliki, ataupun menunggu kita meninggalkan dunia ini agar bagian-bagian kita berguna. Pernahkah kita berpikir kalau dalam tubuh ini ada bagian selalu diproduksi baru dan selalu dibutuhkan oleh orang lain? Ya, Darah...

Mungkin beberapa kawan jengah dengan bujukan untuk menyumbangkan darah atau yang lebih dikenal dengan donor darah. Satu alasan saya tak pernah bosan mengingatkan mereka untuk bersyukur saat sumsum belakang kita masih bisa bekerja dengan baik berarti tubuh kita akan terus dan terus memproduksi darah. Pertanyaannya untuk apa darah yang begitu banyak itu kita gunakan sendiri?

Saya mengerti banyak orang yang apriori kalau darah yang didapatkan melelui donor itu akan dijual dengan harga sekian ratus ribu. Bagi yang pernah "mencari" dan "membeli" darah mungkin nominal tersebut sangat terasa dan terasa sulitnya mecari stok darah di PMI. Ya, darah yang didapatkan gratis melalui donor darah itu tak langsung bisa digunakan dan harus melewati berbagai tes, lalu kepada siapa beban biaya rangkaian tes dan kantong darah juga tenaga ahli itu dibebankan? Lalu mengapa walau begitu banyak yang donor darah tapi mencari darah begitu susah? coba kita lihat dahulu berapa banyak orang yang mengantri mencari darah untuk kerabatnya dan berapa banyak orang yang mengantri untuk donor darah? hmm... silakan bayangkan sendiri. Saya memang belum pernah berurusan dengan loket permintaan darah dan jangan sampai lah merasakan riweuhnya disana dan yang pernah merasakan itu coba kita berbagi agar jangan ada orang-orang yang merasa kesulitan seperti kita pada saat itu.

Lalu mengapa saya memasukan rambut sebagai bagian yang bisa didonasikan? ya, aneh memang tapi inipun baru saya temukan kemarin (27 mei 2012). Sebuah gerakan bernama shave for hope mengajak kita semua untuk peduli pada anak-anak kurang beruntuk yang harus bertahan hidup dengan pernyakit kanker ditubuhnya. Bagaimana caranya? seperti nama gerakan tersebut yaitu bercukur untuk sebuah harapan (hahaha harafiah banget yah ngartiinnya) yam gerakan ini mengajak kita mendonasikan bagian lain yang selalu tumbuh dalam tubuh ini yaitu rambut. Dalam acara yang digelar (menurut saya) pertama di Jakarta ini sebanyak lebih dari 10000 Sosial Angel akan merelakan rambutnya untuk didonasikan. Belasan kapster dari salah satu salon ternama dikerahkan untuk memotong rambut sesuai dengan rules donasi yaitu meninggalkan 1-2mm untuk laki-laki dan minimal diatas bahu untuk perempuan.

Bagi saya acara Shave for hope bukan hanya menghitung kepala yang mendonasikan rambutnya kemudian ditukar dengan nominal kepada donatur atau sekedar mengubah rambut menjadi Wig. Jauh dibalik itu saya merasakan ada sesuatu dibalik gerakan ini yaitu merasakan apa yang adik-adik itu rasakan meskipun "hanya" kehilangan sebagian rambut. 

Saya dan Rambut baru saya




Jumat, 01 Juni 2012

Myeong Ga : Merasakan "Rumah" Korea di kota Bandung


Korean Attack! yes, itulah yang terjadi skena invasi negeri ginseng sekarang ini bahkan saya pun itu. Agak berbeda dari teman-teman saya kebanyakan yang akhirnya hobi nonton K-Dorama atau dengan setia mentengin cowo-cowo cantik saya malah lebih tergiur dengan masakan mereka yang berporsi dahsyat dan berwarna mantap.

Petualangan menantang lidah kali ini saya mulai dengen ngubek kota Bandung dan pilihan petama saya jatuh pada Myeong Ga.Dari depan kta bakalan liat bangunan dengan dinding batu macam kastil-kastil gitu deh atau malah seperti rumah2 di korea yang berundak dan dikelilingin dinding batu. Jujur tadinya saya sempet jiper pas mau masuk, takut-takut kalau ini semacam fine dinning gitu tapi ya sudah lah ternyata pas saya masuk hmm.. beda banget deh.


Resto Korea yang (menurut saya) menawarkan suasana rumah ini emang hommy banget, dari pintu gerbang itu kita sedikit naik tangga dan langsung disambut sama para waiters yang ramah. Ada dua pilihan tempat duduk yaitu di meja dan kursi seperti biasa atau lesehan di tempat yang serupa dengan ruang tamu rumah-rumah disana (sok tau yah abisnya ada hiasan dinding macam origami dan TV yang nggak tau nyala apa nggak hehee...).


Oke setelah membahas atmosfernya maka mari saatnya menantang lidah, kali ini pilihan saya Jatuh pada Champong yaitu Mie seafood dengan kuah merah sedangkan teman saya memilih Sup kuah merah dengan seafood juga di dalamnya, fatalnya saya lupa apa nama makanan itu hehee... (kalau nggak salah Sundubujjigae) Minumannya? hmm saya tak memesan apapun karena sudah dapat Teh Jagung secara gratis dan refill pula (oke saya emang tipikal yang nggak mau rugi :P)

Seperti biasanya, sebelum makanan datang kita akan disuguhi oleh beraneka ragam banchan alias makanan pembuka. Nggak tanggung-tanggung 10 jenis banchan disuguhkan untuk "ngotorin" gigi sambil nunggu dua menu tadi. Tahu yang  dibalut telur (saya sempat menyangka ini semacam tamagoyaki),  buncis dan wortel yang direbus dan gurih, taoge rebus yang dibumbui, Tahu dengan saus merah dan banyak lagi adalah sederet banchan yang disajikan. Tentu saja ada dua jenis banchan kesukaan saya yaitu cumi kering yang diberi saos (lupa namanya apa) dan pastinya adalah Kimchi yang nggak boleh ketinggalan.

Jujur, menunggu makanan disini emang agak lama jadi banchan yang ada di meja sudah hampir habis kami makan sambil menunggu hidangan utama datang. Berpikir positif saja lah hidangan ini agak lama datangnya lantaran dibuat secara fresh soalnya pas datang memang masih PANAS hooo jadi hati-hati yah :)

Mari kita bedah apa saja isi makanan yang saya pesan. Champong ini terdiri dari semacam mie Udon yang biasa saya makan di tempat makanan Jepang lalu ada Seafood dan mereka semua berenang dalam kuah berwarna merah. Hmm.. untuk saya yang menyukai rasa yang kuat tampaknya tidak terlalu cocok dengan kuah ini, rasanya ingin menambahkan ini-itu karena cenderung terasa tawar hehee.. Tapi secara keseluruhan saya menyukai Champong ini (tentunya kalau ditambahkan kecap asin lagi hehe...) Porsinya? hmm.. jangan ditanya lagi lah buat yang sedang menjalankan diet kayaknya harus bawa bala bantuan hehee...

Menu kedua kita adalah sup merah isi seafood itu.. yah sebut saja lah Sundubujjigae (kalau salah yah maap yak) hmm kuahnya hampir sama seperti Champong cuma seafoodnya lebih berasa lah... Ya wajar toh ini adalah sup seafood hehee... Isi seafoodnya cukup untuk menaikan kolesterol karena selain udang dan cumi-cumi di mangkuk sup tersebut juga berenang lah kepiting unyu yang minta disiksa hehee oh iya untuk menu ini sudah di lengkapi dengan nasi lho jadi nggak usah mesen nasi lagi.

Selain dua menu diatas ada juga beberapa menu yang Korea banget yaitu Bimbimbab, Bulgogi, Galbi, Jjangmeun dan banyak lainnya. Makanan tengah semacam sup juga ada bahkan yang porsi-porsi besar yang bisa dimakan bersama harganya? hmm.. sesuai dengan porsinya harganya pun layak untuk dibagi beberapa hehe.. Saran saya sih kalau kesini coba beberapa masakan yang nggak biasa jadi bisa punya cerita dengan makanan itu heee...

Oh iya untuk minumannya ada juga lho Soju, semacam arak ala korea atau semacam sake lah kalau di jepang sana. tapi untuk merasakan minuman yang suka muncul di K-Dorama ini kita harus merogoh kantong cukup dalam sekitar 150ribu untuk satu botol. Hmm gimana? tertarik merasakan makanan rumah di korea dengan suasana rumah?


Apa : Korean Cuissine
Siapa : Myong Ga
Berapa : 40 ribu - 200an ribu. kira-kira 70an ribu per orang.
Kapan : 10.00-22.00 (saya sih kesana sekitar jam 3)
Dimana: Jl. DR. Sutami N0. 52 A BANDUNG (nggak jauh dari CK)